03. Rumah Bumi👣

139 9 6
                                    

Ketika sampai di rumah Bumi terlihat memegang kepalanya yang terasa sakit

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Ketika sampai di rumah Bumi terlihat memegang kepalanya yang terasa sakit. Rasanya seperti mau pecah penyakit yang di derita bumi sangatlah serius dan Bumi tidak boleh beraktivitas secara berlebihan atau akibatnya dia akan kelelahan dan jatuh sakit.

Bumi tidak ingin menyusahkan teman-teman nya dengan penyakit Leukemia yang di derita nya, Bumi ingin sekali melakukan transplantasi sumsum tulang belakang agar hidupnya berjalan normal kembali. Masih banyak mimpi yang harus dia gapai, dia ingin sekali menjadi dokter supaya bisa menyelamatkan nyawa banyak orang. Dia juga ingin membangun klinik gratis bagi orang yang tidak mampu membayar untuk berobat kerumah sakit. Namun niatnya terhalang karena, biaya hidup Bumi sudah berat sepeninggalan kedua orang tuanya 2 tahun lalu. Dia harus mencari uang sendiri agar bisa melanjutkan sekolahnya.

Bumi bekerja setelah ia pulang sekolah sebagai kasir di sebuah supermarket di Jakarta.

Bumi bekerja hingga larut malam, membuat waktu istirahatnya berkurang banyak itu menyebabkan suhu badan Bumi sedikit tinggi, setelah sampai di rumah Bumi langsung mengistirahatkan badannya yang sedikit demam itu. Badannya menggigil kedinginan Bumi menarik selimut agar tubuhnya merasa enakkan, Bumi pun terlelap dan Bumi bertemu kedua orang tuanya tubuh Bumi di penuhi keringat dingin sampai kaos polos yang di kenakan basah oleh keringat. Terbayang bukan betapa rindunya Bumi kepada kedua orang tuanya itu. Bumi pun terbangun karena suara jam bekker dan ia pun bangun dan mengucek-ngucek matanya itu ternyata yang dia lihat barusan hanyalah mimpi dan kenyataannya orang tua Bumi sudah tiada. Bumi mengacak-acak rambut nya kemudian menangis.

"Kenapa tuhan,,, kenapa hidup ini gak adil buat Bumi? Apa Bumi orang jahat makannya Bumi gak berhak bahagia" lirih Bumi di sela isak tangisnya itu sungguh sangat menyakitkan. Menyayat hati siapapun orang yang mendengar rintihannya. Di tinggalkan oleh kedua orang yang paling di sayang membuat Bumi menutup dirinya rapat-rapat, dan tidak membiarkan siapapun tau tentang kehidupannya bahkan penyakit yang dia derita saat ini.

"Apakah aku masih pantas mendapatkan sedikit kebahagiaan?" lirihnya di sela isak tangisnya yang kian membuat nafasnya tersengal.

"Tuhan,,, " Bumi menengadahkan kepalanya menatap langit "apa gak ada sedikit kebahagiaan buat Bumi?" air matanya kian membanjiri pipi mata Bumi memerah akibat terlalu banyak menangis.

Hatinya hancur bagai di iris pisau sungguh kehilangan orang tuanya saja hampir memutuskan semangat hidupnya sekarang di tambah penyakit leukimia yang di derita nya, seakan tidak ada sedikit ruang untuk dirinya merasakan kebahagiaan.

Hidupnya terlalu hambar bagai sayur tanpa garam.

Hitam, gelap tak berwarna itulah kehidupan Bumi sekarang ini.

"Siapapun tolong warnai hidup Bumi agar lebih berwarna"

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Bumi bahwa hidupnya akan sehancur ini, bisa bertahan sampai saat ini saja merupakan suatu keajaiban dari tuhan di kala orang lain memilih untuk mengakhiri hidupnya dia memilih melanjutkan hidupnya yang telah hancur dan mencoba menyusunnya kembali.

Siapa yang menyangka kehidupan Bumi seberat itu? Dia adalah orang yang munafik menutupi semua lukanya dengan senyuman.

Lo pikir senyum yang selalu terpatri di wajah tampannya itu asli? No itu semua palsu dia senyum dan seolah berlaku semua baik-baik aja itu supaya apa? Supaya orang gak tau apa yang dia rasain.

Munafik, pembohong besar, penipu yang hebat dan badut profesional.

Kita bodoh. Mau aja di tipu sama dia kita percaya dia baik-baik aja hanya karena senyumannya. Haha bodoh!

"Gak seharusnya lo jadi Canva buat semua orang. Apalagi buat orang yang bahkan gak peduli sama lo Bum" terdengar seperti ada yang berbicara seperti itu. Namun nyatanya tidak ada siapa pun di sana. Siapa? Siapa yang membisikan itu semua. Bumi sudah mengedarkan pandangannya ke seluruh arah namun nihil tetap saja dia tidak menemukan ada orang di sana. Hanya ada dia sendiri. Lantas siapa yang bilang?.

Bumi hanyalah manusia biasa. Dia bukan batu karang di samudra yang bisa tahan dengan terjengangan ombak yang dashyat. Bumi sama saja dengan orang lain dia lemah, dia lelah dengan kehidupannya. Namun tetap saja dia berpura-pura kuat di depan para sahabatnya itu dia tidak pernah mau jujur dengan apa yang dia rasakan saat ini.

Memilih memendam semuanya sendiri, itu adalah hal yang beresiko bagi mental. Membuat pikiran menjadi setres dan membuat psikis seseorang terganggu yang berujung pada situasi yang memicu depresi berat.

"Haruskah gue nyerah saat ini?" Tanya Bumi pada dirinya sendiri.

Bumi menggeleng kuat dia tidak akan pernah menyerah. Sesulit apapun hidup nya anak-anak Devils Angel membutuhkan kehadirannya. Apa yang akan terjadi nanti bila dia pergi meninggalkan mereka.

Sakit, hancur, kehilangan so pasti karena Bumi yang selalu melengkapi kekurangan mereka, mendamaikan mereka jika salah satu nya memiliki masalah dengan anggota lain. Sebagai wakil ketua memang sudah tugasnya mempererat tali persaudaraan di antara para sahabatnya itu.

Bumi harus bangkit dari keterpurukan. Dia pasti bisa melewati semuanya jangan menyerah. Tuhan selalu bersama hambanya yang pantang menyerah. Percayalah kesabaran akan berbuah manis nantinya.

Tidak ada hamba yang di uji melebihi batas kemampuannya.

Tuhan menguji kamu dengan berbagai cobaan karena Tuhan tau kamu mampu dan kamu bisa melewati ujian yang di berikan kepada mu.

Jadi jangan patah semangat dan jangan mengeluh atas apa ujian yang menimpa kamu saat ini. Masalah memang selalu datang silih berganti namun bukan berarti kita bisa menghindari nya. Masalah ada untuk di selesaikan bukan untuk di hindari. Kalau memang kamu mau menghindari masalah maka sampai kapanpun, masalah kamu tidak akan pernah selesai.

Kamu pasti bisa. Harus yakin bisa menyelesaikan segelanya Bumi kamu bukan orang lemah. Gumamnya dalam hati. Membangkitkan semangat yang hampir hilang dari dirinya.

Bumi mengelap air matanya. Dia bangkit dari keterpurukan yang menimpanya. Dia bisa pasti bisa melewati segalanya.

Tbc

𝓓𝓲𝓪 𝓔𝓻𝓵𝓪𝓷𝓰𝓰𝓪 - 𝓒𝓱𝓪 𝓮𝓾𝓷 𝔀𝓸𝓸Onde histórias criam vida. Descubra agora