Biru memutuskan untuk tinggal bersama Bumi namun dia tidak meninggalkan tugasnya yang bekerja di kantor ayah angkatnya itu meskipun mereka tidak lagi tinggal bersama namun Biru selalu menjalankan tugasnya di perusahaan dengan baik dan tetap menjalankan tugas sebagai anak dengan baik juga.
Rafaeyza dan istrinya yaitu Maria sering datang ke tempat tinggal Bumi untuk melihat Biru putra kesayangan mereka meskipun biru sudah tinggal dengan saudara kandungnya tetap saja Maria sedikit tidak rela melepaskan anaknya apalagi tinggal secara terpisah dengan Biru.
Begitu sayang nya Maria kepada Biru sehingga tidak ingin Biru jauh barang sedetikpun dari dirinya. Maria sangat sayang kepada Biru dia merawat Biru dari umur 6 tahun hingga sebesar ini dengan penuh kasih sayang bahkan Biru tidak pernah merasakan kurang kasih sayang dari orang tuanya karena Maria begitu menyayanginya.
"Sayang" teriakan itu terdengar tidak asing di telinga Biru dia melihat ke arah pintu dan melihat sosok Maria yang sudah berdiri di depan pintu.
Biru menepuk jidatnya "aduh baru aja kemarin ketemuan tadi pagi udah vc sekarang kesini" Biru menggelengkan kepalanya heran melihat Maria yang terus saja menemui nya dia tengah lelah dengan urusan pekerjaan nya dan sekarang sosok Maria yang selalu menghantuinya.
Maria berlari menghampiri Biru yang tengah duduk dengan perasaan rindu yang memenuhi hatinya "mamah kangen sama kamu nathan" Maria memeluk tubuh Biru sangat erat dia enggan melepaskan pelukannya meskipun Biru terbatuk-batuk.
"Uhukk,,, mahh biru gak bisa nafas mah" Biru mencoba melepaskan pelukannya dengan paksa.
Maria yang melihat itu memajukan bibirnya "kamu nih gak tau apa mamahnya kangen" maria memalingkan wajahnya dari Biru dengan ekspresi wajah yang di tekuk.
"Mah kita baru aja ketemu kemaren, tadi pagi kan abis video call mah masa udah kangen aja" Biru mencoba menjelaskan kerisihan dirinya yang terus di ganggu oleh Maria dengan cara yang lembut.
"Mamah itu gak bisa jauh dari kamu, kamu tau itu kan jadi tolong kamu balik ya kerumah ajak saudara kamu tinggal disana" bujuk Maria dengan mata yang berbinar.
"Biru mau tinggal disini mah, ini rumah Biru".
"Tapi kan rumah papah juga rumah kamu juga sayang" Maria memegang kedua pipi anaknya "mamah mohon kamu kembali ya kerumah kita".
"Mah kali ini aja ya Biru pengen tinggal disini" pinta Biru.
"Tapi kamu nyaman tinggal disini? Rumah ini terlalu kecil untuk kamu" Maria mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang ada disitu dia khawatir anak nya tidak nyaman tinggal di rumah sekecil itu karena sejak kecil Biru terbiasa tinggal di rumah yang besar dan apa-apa dilakukan oleh asisten rumah tangga sedangkan disini dia harus melakuan nya seorang diri.
"Mah, apa mamah lupa aku dulu berasal dari mana? Aku berasal dari panti asuhan aku tinggal di tempat yang bisa di bilang lebih kecil dari rumah ini bahkan aku tidur dikamar bersama kelima temanku" biru kembali mengingatkan betapa sulitnya kehidupan ia dipanti asuhan untuk tidur saja dia harus rela berbagi kasur dengan ke lima temannya tak ayal juga dia sering tidur di lantai tanpa beralaskan apapun jika ada anak baru yang datang ke panti itu.
"Sayang" Naria meneteskan air matanya "justru karena mamah tau itu makanya mamah mau yang terbaik buat kamu, mamah mencoba melakukan yang terbaik dan membuat kamu tidak kekurangan apapun selama berada dirumah kita, mamah gak mau kamu kaya dulu lagi" Maria terisak dia kembali memeluk tubuh Biru.
"Gini aja" Rafaeyza yang tidak bisa melihat istrinya menangis akhirnya membuka suaranya "kalo kamu gak mau tinggal di rumah kita papah bakal beliin kamu rumah yang layak untuk ditinggalin dan papah akan kasih asisten rumah tangga dan sopir buat kalian disana".
YOU ARE READING
𝓓𝓲𝓪 𝓔𝓻𝓵𝓪𝓷𝓰𝓰𝓪 - 𝓒𝓱𝓪 𝓮𝓾𝓷 𝔀𝓸𝓸 (On Going)
Teen Fiction𝓐𝓷𝓪𝓴 𝓵𝓮𝓵𝓪𝓴𝓲 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓫𝓮𝓻𝓾𝓶𝓾𝓻 19 𝓽𝓪𝓱𝓾𝓷 𝓲𝓷𝓲 𝓱𝓪𝓻𝓾𝓼 𝓶𝓮𝓷𝓮𝓵𝓪𝓷 𝓹𝓪𝓱𝓲𝓽 𝓳𝓪𝓵𝓪𝓷𝓷𝔂𝓪 𝓴𝓮𝓱𝓲𝓭𝓾𝓹𝓪𝓷 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓭𝓲 𝓪𝓵𝓪𝓶𝓲𝓷𝔂𝓪, 𝓶𝓪𝓼𝓪𝓵𝓪𝓱 𝓭𝓪𝓽𝓪𝓷𝓰 𝓼𝓲𝓵𝓲𝓱 𝓫𝓮𝓻𝓰𝓪𝓷𝓽𝓲 𝓭𝓪𝓷 𝓼𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪...