07. Perkenalan Tak Disengaja👣

73 8 6
                                    

Bumi tak sengaja menabrak seorang gadis lugu nan polos di koridor sekolah. Nampak dari penampilannya seperti nya dia anak baru yang kesasar.

"Eh sorry gw gak sengaja" ujarnya membantu gadis itu berdiri. Dan membersihkan debu di rok abu-abunya itu.

Gadis itu menatap ke arah Bumi polos "ee-eh iya gak apa-apa" ujar gadis yang bernama lengkap Ayyara Asyakayla Belvina. "Ruang guru dimana ya? Soalnya aku murid baru disini" tanyanya sopan kepada Bumi. Saat tadi dia masuk ke sini dia tertinggal dengan guru yang menuntunnya ke ruang guru. Karena ikatan tali sepatu nya yang lepas membuat Ayyara harus berhenti terlebih dahulu untuk membenahi tali sepatunya dan ya dia kehilangan guru itu.

"Ouh lo murid baru ayo gw anter ke ruang guru" tawar Bumi yang kasihan melihat gadis itu tersasar di sekolahan segede ini. Ayyara persis sekali seperti anak yang kehilangan ibunya di mall.

Ayyara tersenyum lebar ternyata ada yang mau membantu nya di hari pertama ia masuk sekolah "boleh, makasih ya".

"Iya, ikutin gw".

Bumi berjalan duluan menujukan jalan kepada Ayyara di sepanjang perjalanan menuju ke ruang guru banyak mata yang memandang mereka dengan berbagai macam tatapan.

"Ih apaan sih tu murid baru jalan bareng sama kak Bumi" ucap salah satu siswi kelas sepuluh yang menatap tidak suka ke arah Ayyara.

"Berisik" Sentak Bumi yang merasa risih di tatap seperti itu.

Siswi tersebut menurunkan pandangan dan menutup mulutnya.

"Maaf ya" Ayyara membuka suara. Dia merasa bersalah karenanya Bumi merasa tidak nyaman.

"Buat?" Bumi menghentikan langkahnya dan menatap bingung kepada Ayyara.

"Karena nunjukin jalan ke aku kamu jadi diperhatiin banyak orang dan banyak yang ngomongin kita juga" cicitnya ia nampak merasa bersalah saat ini.

"Santai itu udah biasa, kali buat gue yang most wanted di sekolah ini" Bumi membalikan badannya dan lanjut berjalan. "Ayo cepet sebentar lagi bel masuk bakal bunyi" runtutnya memberi tahu Ayyara.

Ayyara menatap belakang punggung Bumi nampaknya Bumi tidak keberatan membantunya dan tidak merasa risih dengan tatapan aneh semua siswa/siswi di sana.

Sesampainya depan kantor ruang guru Bumi menghentikan langkahnya nya dia memasukan tangan ke dalam saku celananya.

"Ini udah sampe ruang guru gue balik ke kelas dulu lo masuk aja ke dalem" Bumi melanjutkan langkahnya menuju kelasnya. Tugasnya membantu Ayyara sudah selesai jadi untuk apa dia ada di sini, tidak mungkin dia menjadi patung pancoran di sini.

"Hey, makasih bye the way nama kamu siapa?" tanya Ayyara kepada Bumi.

Bumi menghentikan langkahnya namun tak membalikkan badan untuk menatap wajah Ayyara. "Nama gue Darrel Bumi Erlangga, lo bisa panggil gue Bumi" Bumi menghela nafas dan berlalu pergi meninggalkan Ayyara.

Ayyara tersenyum tipis. "Namanya bagus, kayanya aku panggil dia Langga bagus juga" ayyara sangat senang bisa bertemu dengan cowok sebaik Bumi di hari pertamanya bersekolah. "Semoga kita ketemu lagi" harapan Ayyara dalam batinnya.

Ayyara masuk kedalam ruang guru untuk menanyakan di mana kelasnya ternyata ia sekelas dengan bumi.

_____Erlangga_____

Bumi sampai di kelasnya seperti bisa dia terlihat cool dan tampan setiap harinya.

"Bang" Panggil Gio melambaikan tangan kepada Bumi "sini duduk" menunjuk kursi di sebelahnya.

Bumi berjalan mendekati Gio dan menaruh tas ransel nya di atas meja.

"Udah ngerjain pr bang?" tanya Gio basa basi sudah pasti dia akan mencontek pekerjaan abangnya ini. "Kalo udah Reyga liat dong " Gio terkikik geli di akhir kalimat nya bukan Gio jikalau tidak merepotkan Bumi sehari saja.

Bumi membuka resleting tas ranselnya ia mengeluarkan buku matematika. "Nih gw udah kerjain pr semalem" Bumi memberikan buku matematika kepada Gio.

Gio menerima dengan senang hati ia pun mengeluarkan buku matematika miliknya dan langsung menyalin jawaban yang sudah di tulis oleh Bumi ketika Gio sedang khusu mencontek pekerjaan rumah Bumi, Erthan datang untuk merusuh sekaligus mencontek.

"Woy gua liat dong" Erthan duduk di depan Gio dan berniat untuk mengambil buku matematika milik Bumi.

Gio yang tidak tidak terima merampasnya kembali ia menghadiahi Erthan tatapan tajam setajam mata elang.

Erthan yang melihat itu bergidik ngeri mata Gio seperti akan keluar dari tempatnya "santai bro gue cuma pengen liat aja".

"Gio kamu harus berbagi sama Erthan kan kalian sama-sama nyontek" seru Bumi yang melihat adiknya tidak ingin berbagi kepada Erthan.

Setelah mendengar perkataan Bumi, Gio menurunkan dan membuka buku matematika Bumi kembali diatas meja ia membuang nafas gusar "yaudah nih" mau tidak mau dia harus mengalah kali ini kepada Erthan.

Bel masuk pun berbunyi

Ting,,, ting,,, ting,,,

Jam pelajaran pertama akan segera di mulai. Terdengar suara guru piket di pengeras suara membuat siswa membereskan segalanya dan duduk manis di tempatnya.

Wali kelas mereka masuk dan anak-anak menghadiahi tatapan bingung untuk wali kelas mereka untuk apa dia masuk ke kelasnya? Ini kan bukan jam nya ngajar di kelas ini?.

"Ada apa bu ko tumben masuk ke sini? Apa ibu salah kelas" tanya Bumi mewakili kebingungan seluruh siswa dan siswi dikelas itu.

Mereka semua kompak menjawab "2in".

"Gini anak-anak di sekolah kita kedatangan murid baru dia pindahan dari sekolah smk negeri 42 Jakarta, ayo silahkan masuk nak" titah sang guru kepada seorang siswi yang menunggu didepan pintu kelas.

Ayyara memasuki kelas dengan senyum tipis senyumannya melebar kala melihat kehadiran Bumi dikelas itu.

"Ayo nak silahkan perkenalkan dirimu didepan teman-teman mu ini"

"Iya buk" Ayyara tersenyum manis kepada ibu guru. " Hallo temen-temen nama aku Ayyara Asyakayla Belvina, kalian bisa panggil aku Yara".

Semuanya kompak say hay kepada Ayyara. "Hai Yara"

Ayyara sangat bahagia dengan penyambutan anak kelas TKJ.

"Yaudah Ayyara silahkan duduk di samping Kanza ya" Titah Bu Guru Yang menunjuk kearah bangku kosong sebelah Kanza.

"Baik bu" Ayyara berjalan melewati Bumi ia tersenyum kepadanya.

Bumi menengguk salivanya dengan susah payah woy serius dia disini batin Bumi frustasi. Mana dia senyum ke gue bisa-bisa jadi pertanyaan semua anak Devils Angel batin Bumi semakin tertekan di kala Gio menatap nya dengan tatapan mengintrogasi

"Ngaku ada hubungan apa sama Ayyara bang?" hardik Gio menyipitkan kedua matanya dan menatap kearah Bumi.

"Haa-h? Gaa-k ada kok" bales Bumi gugup dia beberapa kali menelan salivanya dan berkeringat dingin.

Gio menatap mata Bumi dengan serius ia mencoba mencari kebohongan di mata Bumi namun nihil tidak di dapatnya akhirnya dia menjauhkan wajahnya dari Bumi dan menghela nafas panjang ternyata abangnya memang tidak sedang berbohong.

Bumi membuang nafas lega. Terhindar dari tatapan menginterogasi dari Gio membuat Bumi bisa bernafas dengan lega.

Tbc

𝓓𝓲𝓪 𝓔𝓻𝓵𝓪𝓷𝓰𝓰𝓪 - 𝓒𝓱𝓪 𝓮𝓾𝓷 𝔀𝓸𝓸Where stories live. Discover now