17. Kembali

64 7 3
                                    

"Pada akhirnya alasan dari luka lama pun kembali juga."

—Ravindra Atmawidjaya Pratama.

***

"Kalian wajib dateng ya ke acara lamaran gue sama Kayla, minggu depan."

Sebuah kalimat singkat yang berhasil membuat hening keadaan langsung menampar Bening kembali. Walaupun ia sudah menemukan jawaban dari pertanyaan yang selama ini ia cari-cari, perkara apa alasan dari Ravin belum bergerak maju, tetapi tetap saja. Bening tetap selalu iri dengan wanita lain yang jauh lebih beruntung daripada dirinya. Ia tetap iri mendengar kabar kemajuan hubungan para sahabat-sahabatnya yang tak selambat hubungannya dengan Ravin.

"Lo serius nih mau lamaran? Yakin lo?" tanya Ravin dengan penuh penekanan. Jelasnya ia kaget bukan main, sahabat yang selama ini selalu menemaninya, kini sudah melangkah maju penuh dengan pertimbangan, sedang dirinya masih perlu memikirkan segala hal.

Ya jelas saja berbeda, Ravin tak seberuntung Aksa. Aksa tak harus menghidupi keluarganya, Aksa tak harus menghidupi adiknya, Aksa tak harus menghidupi keluarga kekasihnya. Aksa bisa dengan lebih mudah mengatur finansialnya, sedang Ravin menjadi tumbal dari sandwich generation. Ravin harus bersusah payah menghidupi banyak orang hanya demi gaji yang tak seberapa.

"Yakin, dong! Gue kan udah ketemu sama keluarganya Kayla dan emang mereka semua welcome sama gue. Mereka semua juga ya setuju banget kalau gue mau serius sama Kayla." Aksa menjawab dengan sangat tegas. Hilang sudah jiwa Aksa yang sedari dulu masih main-main, masih senang bercanda, masih tak bisa mengambil keputusan. Kini sudah berubah menjadi sosok Aksa yang dewasa dan penuh dengan pertimbangan.

"Emangnya kenapa? Lo kayak ragu gitu. Lo belum ada pikiran ke sana emang, Vin? Oh, atau lo emang enggak ada niatan ke sana? Lo masih terbayang-bayang sama Ivy, ya? Lo masih berharap kalau lo menikah sama first love lo, bukannya pacar pertama lo ini?" sindir Kayla dengan perkataan tajam. Gadis itu memang tak bisa berubah sedari dulu, selalu tidak senang dengan hubungan Ravin dan Bening. Ya walaupun mereka berempat selalu kumpul bersama, sikap ketus Kayla selalu mendominasi di dalamnya. Mau bagaimana lagi? Kayla pastinya masih belum bisa menerima dengan kejadian masa lalu.

"Selama ini gue selalu diem di saat lo nyinyir tentang hubungan gue sama Ravin ya, Kay. Gue sahabat lo! Sahabat lo itu gue sama Ivy, bukan cuman Ivy aja. Kenapa sih sampai sekarang lo gak pernah bisa nerima kenyataan kalau Ivy udah gak ada di tengah-tengah kita? Kenapa lo selalu belain Ivy padahal Ivy yang pergi jauh ninggalin kita semua! Ivy yang gak pernah kembali dan gak pernah ngejelasin apa-apa ke kita! Bertahun-tahun Ivy udah gak ada sama kita, sangat besar kemungkinannya kalau dia sendiri pun udah punya pasangan yang baru, udah gak inget sama janji yang pernah dia buat sama Ravin. Ivy udah lanjutin hidupnya, Kay. Dan liat diri lo sekarang, lo masih gak bisa move on sama hubungan yang bahkan gak melibatkan lo! Lo masih membela orang yang malah pergi gitu aja."

Selama ini, Bening kurang apa? Selama ini, apakah Bening kurang sabar? Apakah Bening tidak dengan ikhlas menerima semua hinaan yang Kayla katakan? Bening selalu menerima semua perkataan Kayla dan memakluminya karena ia paham jika Kayla adalah sahabat yang baik. Kayla tidak akan pernah mau jika sahabatnya merasakan sakit hati. Tetapi kini sudah bertahun-tahun kejadian masa lalu itu terjadi, sudah seharusnya semua orang melanjutkan hidupnya. Bahkan Bening yakin jika Ivy pun kembali melanjutkan hidupnya. Bening yakin jika Ivy pun sudah melupakan semua kenangan masa lalu, baik bersama sahabatnya maupun bersama Ravin.

"Lo bener-bener keterlaluan, Kay. Gue sakit hati selama ini, kalau lo mau tau. Gue berusaha ikhlas nerima semua omongan lo yang sarkas, yakinin hati gue kalau lo masih belum bisa terima hubungan Ivy sama Ravin yang kandas gitu aja. Berusaha buat yakinin diri gue kalau lo suatu hari nanti pasti nerima hubungan gue sama Ravin. Tapi nyatanya sampai sekarang juga lo belum berubah, Kay. Lo masih berharap couple favorite lo balikan. Lo masih berharap ending yang indah di hubungan Ravin sama Ivy. Sebenarnya gue ini sahabat lo juga kan, Kay? Bukan cuman Ivy aja, kan?"

Berhasil menuntaskan semua keluh kesah yang selama ini Bening pendam dalam-dalam membuat gadis itu sedikit lega, namun hatinya juga masih terasa teriris-iris tiap kali mengingat semua perlakuan yang ia terima. Hatinya masih saja sakit dianggap sebagai sosok antagonis di dalam pikiran Kayla, padahal Bening hanya ingin sebuah kebahagiaan saja.

Sedang Ravin yang mendengar semua keluh kesah Bening hanya bisa tersenyum tipis, bangga akhirnya gadis itu bisa bersuara juga. Bangga akhirnya Bening bisa membela dirinya sendiri. Namun ia juga semakin tersadar jika hubungan ini sudah menorehkan banyak luka di hati Bening. Bening yang selalu dianggap pemeran antagonis hanya karena bersama dengan Ravin. Padahal di sini, bukan ia pemeran antagonisnya. Bukan Ravin juga. Pun, Ravin tak menyalahkan Ivy. Ini semua sudah takdir. Memang seharusnya seperti ini yang terjadi.

"Apa yang Bening omongin itu bener, Kay. Gue mau minta tolong sama lo juga ya, jangan semena-mena lagi sama Bening, sama hubungan kita berdua. Bening adalah sosok wanita yang gue pilih. Pasangan yang gue cintai. Tolong, hargai keputusan kita berdua." Ravin pun turut bersuara, membela sang kekasih dan semakin membuat Kayla menunduk malu. Kayla akhirnya tersadar. Kayla akhirnya merasa bahwa dirinya selama ini sudah keterlaluan.

KRING!

Suara pintu kafe yang terbuka disertai dengan masuknya sepasang kekasih membuat netra Bening tanpa sengaja melihat ke arah sana.

"Ivy?"

DEG!

Kini, bukan hanya Bening yang menatap sepasang kekasih di hadapannya. Aksa, Kayla, dan Ravin pun mulai menatap ke arah sana, bahkan sepasang kekasih yang dilihat oleh mereka berempat pun menatapnya balik.

Hari ini, sebuah alasan dari kejadian bertahun-tahun silam akhirnya datang juga. Hari ini, sebuah luka lama dari setiap karakter akhirnya kembali terbuka. Semua orang masih terlihat jelas belum bisa berdamai dengan keadaan. Semua orang dapat terlihat jelas jika masih merasakan hatinya teriris dengan pertemuan tidak terduga ini, tanpa terkecuali Ravin.

Gadis itu, gadis yang bertahun-tahun menjadi cinta pertama Ravin kini muncul tanpa diundang di hadapannya. Muncul dengan sepasang kekasih yang sempat Ravin temui tanpa sengaja juga di masa lalu. Ternyata semuanya sama saja. Ivy pun sudah berbahagia dengan hidupnya. Ivy pun sudah melupakan janji manis yang sempat mereka semua ukir. Kisah sederhana yang pada akhirnya membuahkan luka di setiap karakternya.

Sedang sosok gadis yang selama ini selalu menentang hubungan Ravin dengan Bening hanya bisa terdiam. Tak menyangka jika selama ini ia salah membela. Tak menyangka jika selama ini ia hanya ikut campur saja. Nyatanya Ivy pun tak terluka sama sekali dengan fakta yang ada. "Hai, Ivy. Long time no see, dear!" sambutnya lebih dahulu, mendahului semua orang yang hanya bisa diam mematung di sana.

***

Hai, semuanya! Selamat pagi, selamat siang, selamat sore, dan selamat malam!

Apa kabar nih?

Hwaa, akhirnya Ivy kembali juga!

Semoga kalian semua masih tetap enjoy ya sama ceritanya!

Xoxo,

Luthfi Septihana 🌹

Dokter VS AkuntanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora