Saat keterpaksaan dinobatkan sebagai putra mahkota karena menjadi satu-satunya keturunan terakhir yang masih hidup selepas perang---Eirene muak atas takdirnya, dia jadi tidak bisa hidup bebas, malah harus menggantikan kewajiban besar yang diemban me...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Charfork Academy | 04:04
Serigala berbulu hitam lebat itu terpaku bergeming di atas sebuah batu besar di atas tebing tepi air terjun—mengamati seantero akademi di bawah sinar rembulan sabit yang berangsur-angsur redup mendekati fajar di ufuk timur. Netra tajamnya menatap lurus sesosok pangeran yang tengah berselisih dengan Regan; seorang siswa Fire Signs yang skillnya lumayan unggul dan populer.
“Kenapa orang kerajaan itu berkeliaran pagi-pagi buta seperti ini?” heran Vought mengayunkan ekornya.
Regan hampir menyerang pemuda itu dari belakang akan tetapi refleks cepat Eirene dengan sempurna menghindar malah balik memiting Regan hingga belatinya terjatuh. Mereka sempat bercengkerama, tidak berselang lama pangeran itu melenggang pergi.
Lalu selang rentang lima belas menit setelah dirinya tak lagi terlihat selepas kembali ke Kastel Fire Signs—muncul letupan disertai binar cahaya kuning kemerahan yang mengedar—terlihat dari ketinggian tempat Virgo dalam wujud wolf nya berjaga mengawasi. Tepatnya dari arah barat, mungkin di kawasan Desa Cyrillus; desa yang paling dekat dengan Charfork Academy. Ledakannya tidak terdengar, tapi salah satu rumah di sana terbakar hebat.
Kemudian empat-lima ekor merpati beterbangan ke arah akademi—dikirim sebagai perantara permohonan pertolongan dari para warga agar bala bantuan akademi segera datang, sehingga Virgo bergegas kembali ke paviliun untuk mengadakan rapat dadakan terkait para master dan senior yang harus menjalani misi evakuasi bencana level satu.
Selang dentang lonceng peringatan darurat di paviliun menggema, seantero penghuni sontak terbangun—buru-buru berkumpul di ruang tengah menghadap Virgo yang sudah menunggu. Beberapa di antara mereka masih mengerjapkan mata menahan kantuk, sebagian langsung turun tanpa bersiap-siap—tentu dengan setelan panjang pakaian tidur mereka. Hanya satu orang yang tidak muncul menampakkan diri; ya, Darka tidak hadir.
“Baiklah tidak perlu basa-basi, langsung saja untuk mempersingkat waktu; terjadi kebakaran di Desa Cyrillus. Beberapa merpati telah dikirim untuk meminta bantuan terhadap kita.” Buka Virgo mengawali, tanpa menunggu lagi kehadiran Darka yang entah mengapa tidak menampakkan batang hidungnya.
“Tidak ada bencana yang tidak mendadak, alangkah baiknya kita harus segera membagi tugas untuk misi kali ini terkait siapa yang harus pergi untuk membantu evakuasi. Waktu kita sempit, sesegera mungkin jangan sampai terlambat datang ke sana.” Stacie menanggapi.
“Aku saja, elemenku akan sangat membantu dalam proses pemadaman api.” Clyde mengacungkan tangan, mengajukan diri selaku master yang menguasai elemental air.
Searle menggeleng, “tidak, kau baru saja kembali, Clyde.” Sanggahnya, tak setuju. “Harusnya menjadi giliran orang lain berangkat, jadi serahkan saja pada Darka. Dia sudah lama tidak ditugaskan berdinas kan, gadis itu akan sangat berguna selaku pemegang kedua kuasa elemental. Dari segi api, Soleil nya mampu menyerap energi. Sedang dari segi air, soleilnya bisa memadamkan. Cukup efektif mengirimnya, bagaimana menurutmu Dar..”
