Bagian 31

1.5K 124 0
                                    

Seorang teman yang tahu kesulitan hidup Rian memberikan saran gila itu. Ia menceritakan tentang keberhasilan pamannya yang berasal dari keluarga miskin, tapi bisa memiliki banyak harta dan aset berharga melalui ritual pesugihan. Rian yang sudah kehilangan akal akhirnya memutuskan ikut cara serupa agar bisa mendapatkan banyak uang, dan segera membayar semua utangnya ke bank demi menyelamatkan keluarganya—terutama ayah dan ibunya.

Teman Rian tersebut yang membawa Rian menemui Ki Gada. Mereka sempat melakukan beberapa ritual untuk bertemu Nyai Kumara—saat itu Rian belum bisa bertemu langsung dengan Nyai Kumara. Setelahnya Ki Gada meminta syarat berupa kepala kerbau, sapi dan kambing. Persyaratan yang membuat Rian bingung bagaimana cara memenuhinya.

"Nak, Rian nggak usah bingung, siapkan saja uang sekitar 20 juta, nanti Nak Rian tinggal terima beres, itu uang sudah sekalian dengan bagian saya," ucap Ki Gada kala itu di altar ritualnya, sementara Rian dan temannya duduk di tempat Katya dan Zidan duduk sekarang.

Katya mendengar penjelasan Ki Gada tentang awal mula kedatangan suaminya kesana tak bisa berkata-kata.

"Terkadang orang yang udah tertekan dengan keadaan memang bisa hilang kewarasan, Mbak, mereka bisa melakukan apapun demi mendapatkan banyak uang agar selamat dari semua tekanan hidup," tukas Pak Wahyu melihat wajah Katya yang tampak tak berekspresi sama sekali, hanya mata gadis itu yang terlihat berkaca-kaca.

Zidan terdengar membuang nafas berat. "Siapapun kita pasti pernah berada di posisi sulit dan tertekan, Pak," sela Zidan, "tapi bukan berarti itu membenarkan kita untuk menempuh jalan yang salah."

"Tapi setiap orang juga beda-beda, Mas, iman tiap orang juga beda-beda," ujar Pak Wahyu menegaskan maksud argumennya tadi.

"Jadi Nak Katya, lebih kurang begitulah yang saya ingat dari suami, Mbak, dia ditipu sama temannya, usaha keluarganya lagi jatuh, hutang ke bank juga menumpuk, dan bahkan orang tuanya bisa kehilangan rumah karena disita oleh bank, belum lagi istrinya yang sedang hamil, melahirkan tentu membutuhkan biaya besar," jelas Ki Gada, "Posisi saya disini hanya perantara bagi orang-orang yang ingin bertemu dengan Nyai Kumara, saya hanya perantara saja, tidak lebih, setiap keputusan ada di tangan mereka yang datang, setiap resiko juga akan kembali kepada mereka yang datang. Termasuk suami, Mbak."

"Lalu apa yang terjadi setelahnya, Ki? gimana cara dia bisa membayar uang 20 juta pada Aki?" tanya Zidan yang ingin mendapatkan penjelasan lebih.

Ki Gada memejamkan matanya sejenak, kemudian kembali bercerita berdasarkan ingatan yang bisa ia lihat dengan mata batinnya.

***

Uang 20 juta dengan keadaan Rian kala itu sungguh amat berat. Gaji serabutannya tentu tidak bisa terkumpul sebanyak itu dalam waktu singkat. Rian kembali ke kontrakannya, kembali bekerja seperti biasa. Namun sekarang setiap hasil kerjanya tidak pernah lagi ia berikan pada Vera. Laki-laki itu menyimpan penghasilannya sendiri untuk ditabung, ia berbohong kepada Vera dengan bilang uang hasil kerjanya digunakan untuk bayar hutang ke bank. Selain itu Rian juga mulai menjual satu persatu barang yang bisa ia jual di kontrakannya.

Rian dan Vera akhirnya beberapa kali bertengkar, istrinya protes karena tidak diberi nafkah sama sekali. Rian memilih untuk bersikap masa bodoh, karena ia juga tak tahu harus gimana, keluarganya terus mendesak Rian membayar utang ke bank yang jumlahnya hampir satu miliar.

"Mas harus bayar utang ke bank, kasihan Ayah sama Ibu, rumah sama tanah yang mereka dapatkan dengan usaha dari nol bisa disita oleh bank jika angsurannya tidak bayar. Dua mobil untuk operasional toko juga udah dijual, jika satu mobil yang tersisa juga dijual, toko bisa mati," pinta Weri saat datang ke kontrakan Rian.

"Kamu ini gimana, Mas? aku semenjak hamil nggak pernah makan yang bergizi, nggak pernah minum susu, nggak pernah juga kontrol ke bidan, kasihan anak kita, Mas, aku nggak mau di lahir dengan keadaan kekurangan gizi," ucap Vera di suatu malam. Keadaan seperti itu membuat Rian semakin tertekan.

Doa Penyelamat Tumbal (TAMAT)Where stories live. Discover now