Bagian 6

1.6K 135 0
                                    

Siang itu, Katya, Rian dan Faris mengunjungi rumah baru mereka yang sedang dibangun. Rumah tersebut berada di kota yang sama dengan tempat mereka tinggal sekarang. Hanya berjarak sekitar 20 menit saja dari rumah yang sekarang mereka tempati. Seperti biasanya, hampir setiap minggu Rian membawa anak istrinya melihat perkembangan rumah yang sedang dibangun. Tapi Rian sendiri hampir setiap hari mengunjungi rumah baru tersebut saat pekerjaan kantor lagi senggang.

Ketika sampai di sana, Katya dan Faris berkeliling rumah tersebut, setelah bosan melihat kesibukan para tukang, mereka kemudian menemui tetangga sekitar rumah untuk bersilahturahmi, lingkungan di sana memang lingkungan orang kaya, atau bisa dibilang lingkungan orang elit di kota tersebut. Kebanyakan calon tetangga Katya itu sudah mengenal keluarga Rian dan Katya. Terutama Rian yang memang kebanyakan pengusaha tahu siapa dirinya. Katya sendiri juga belajar untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan para orang kaya itu. Agar nanti saat dia masuk ke dalam lingkungan mereka, ia tidak bersikap udik dan kampungan.

Sementara Katya bertemu dengan beberapa tetangga, Rian sibuk memeriksa beberapa titik pembangunan rumah. Laki-laki itu sudah mengeluarkan uang hampir 600 juta untuk mengurus pembangunan rumah mewahnya. Uang itu digunakan untuk membeli tanah, bahan bangunan, biaya desain rumah hingga biaya kontraktor yang telah dibayar Rian sebagian besarnya dari total keseluruhan biaya.

Selama berkeliling di sekitar rumah, Rian selalu ditemani oleh mandor yang bertanggung jawab atas proyek rumah mewah tersebut. Rumah itu direncanakan nantinya akan memiliki lima kamar dengan fasilitas kamar mandi di dalamnya, tiga kamar di lantai atas dan dua kamar di lantai bawah. Di belakang nanti akan ada dua kamar yang diperuntukkan Rian untuk asisten rumah tangga. Ia tidak ingin Katya mengurus rumah besar itu seorang diri, berbeda dengan rumah kecil yang sekarang masih mereka tinggali, Katya tentu tidak butuh bantuan orang lain untuk mengurusnya.

"Belakangan ini ada beberapa kejadian aneh, Pak Rian," celetuk kepala Mandor saat menemani Rian menuju bagian belakang, tempat kolam renang dibangun.

"Kejadian aneh gimana, Pak?" tanya Rian melihat mandor itu dengan serius.

"Ini para tukang sering ngelihat yang hal aneh-aneh gitu. Selain itu saat kerja kadang mesin suka mati sendiri, Pak, belum lagi perkakas tukang yang disimpan di gudang, pagi-pagi udah berserakan di belakang."

Rian berhenti berjalan, membuat mandor itu ikut berhenti. Merasa penjelasannya membuat Rian tak nyaman, mandor itu pun tampak sedikit resah.

"Tapi Pak Rian nggak usah khawatir, masalah ini tidak mengganggu kinerja kami kok, rumah ini pasti bisa selesai sesuai kontrak Bapak dengan perusahaan kami."

"Bukan begitu, Pak," sela Rian, "sebelum membeli tanah ini, saya sudah bertanya kepada semua orang disini, tanah ini aman, Pak, orang yang sudah tinggal puluhan tahun di sini pun bilang nggak hal aneh-aneh di tanah ini."

Mandor itu membuang nafas sejenak. "Ya bukan gitu, Pak, namanya setiap tempat pasti ada penghuninya, saran sih, nanti sebelum Bapak dan Ibuk tinggal disini, buat aja acara syukuran dan doa bersama gitu."

Rian tertawa simpul. Ia menyentuh pelan punggung mandor tersebut. "Itu pastilah, Pak, nggak mungkin kami nggak buat syukuran."

Rian tidak mau ambil pusing dengan laporan mandor itu. Toh dia sendiri yang mengurus tanah itu, menemui pemiliknya, ngasih uang pelicin sana sini agar perizinan pembangunan mudah dan sekarang rumah itu bisa dibangun. Tidak ada sedikitpun cerita negatif tentang lahan tersebut. Bagi Rian apa yang diceritakan kepala mandor hanya kehaluan saja.

***

Selepas dari rumah mereka yang sedang dibangun. Katya dan Rian segera menuju rumah Bu Tari. Tempatnya masih berada di kota yang sama dengan kota mereka tinggal. Hanya berjarak sekitar 40 menit dari rumah baru mereka, dan sekitar 50 menit dari rumah yang sekarang masih mereka tempati. Perjalanan mereka melalui rute yang biasa mereka lewati.

Doa Penyelamat Tumbal (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang