Bagian 16

1.4K 130 1
                                    

Malam berlalu. Pak Kasim dan Bu Tari pulang setelah keadaan sudah lebih tenang. Dani pun juga pamit mengantar Pak Rudi pulang. Katya, Bu Dyah dan Faris beristirahat di dalam kamar dan tidak satu pun diantara mereka yang berani keluar dari sana. Katya memeluk anaknya dengan erat. Bocah itu masih amat kecil untuk mengerti dengan apa yang terjadi. Faris hanya bisa melamun dengan tatapan kosong hingga ia tertidur. Rasa takut melihat mamanya seperti tadi benar-benar membuat Faris shock dan tidak bisa bicara apa-apa.

Di jalan, Dani berbincang-bincang dengan Pak Rudi. Bertanya-tanya dan mencoba menggali informasi yang mungkin tadi tidak disampaikan oleh Pak Rudi. Dani kembali menyinggung sosok Zidan di dalam mimpi Katya. Namun Pak Rudi tetap pada ucapannya, ia tidak ingin memfitnah siapapun, karena memang dua sosok yang menjemput Katya tidak bicara siapa yang punya pesugihan dengan Sang Ratu mereka.

Pak Rudi hanya menyarankan untuk mencari orang yang punya kekuatan lebih besar darinya, karena ia sendiri tidak tahu seberapa lama pagar gaib yang ia buat bisa melindungi Katya. Juga seberapa lama ayah Katya bisa menjaga anaknya—karena setahunya roh manusia tidak punya kekuatan apa-apa untuk melawan ratu di dunia para jin.

Dani sendiri kembali sampai di rumah Katya pukul enam pagi. Ia kemudian tidur di sofa dengan mata yang amat mengantuk dan tubuh yang lelah. Bu Dyah sempat menawarkan sarapan untuk Dani, namun ia menolak karena merasa amat letih. Hari itu juga Bu Dyah menceritakan semua yang diceritakan Katya kepada Dani. Termasuk mimpi tentang ayah mereka dan Zidan yang selalu hadir hampir di setiap tidur Katya beberapa waktu belakangan.

Pagi itu juga, Faris tetap ke sekolah dijemput Meta, teman yang terasa sangat membantu Katya di saat sulit seperti sekarang. Katya sendiri sejak bangun hanya berdiam diri di kamar, ia melamun dengan tatapan kosong, menerima kenyataan bahwa akhir hayatnya takkan lama lagi. Kebahagiaan hidupnya di dunia akan segera berakhir dengan cara yang keji. Ditumbalkan oleh orang yang mungkin sakit hati pada dia atau keluarganya. Entah siapa, Katya tidak tahu.

***

Hari itu juga, Bu Tari dan Pak Kasim datang ke rumah itu tiga kali dengan membawa orang yang berbeda. Namun belum sempat masuk ke dalam pagar, mereka sudah menolak dan pamit pulang. Mereka mengaku melihat sosok hitam besar, bulunya tebal, wajahnya juga ditumbuhi bulu tebal. Matanya merah menyala seperti darah segar. Giginya runcing semua, seperti siap menerkam daging siapa saja yang mengganggunya.

Mereka juga melihat sosok perempuan berbaju putih yang melayang di atas atap rumah Katya. Di dalam mata batin mereka, ada sosok dari kejauhan yang menjaga dua makhluk itu. Sesosok perempuan cantik dengan mahkota emas berhias berlian, serta gaun merah bersulam emas. Sosok itu adalah Ratu yang selalu berkeliling dengan kereta kencana menjemput sesembahan para pemujanya. Sosok yang memiliki kekuatan besar yang bisa membunuh mereka.

Bu Tari dan Pak Kasim sudah berupaya mencari orang yang bisa menyelamatkan menantunya. Dani dan Bu Dyah pun juga sudah berpikir keras, mencoba mengingat siapa orang pintar yang bisa membantu mereka. Di desa, Pak Rudi adalah orang yang dikenal paling sakti. Selain itu tidak ada lagi. Dani mencoba bertanya pada istrinya lewat telpon. Ada beberapa nama orang pintar yang disebutkan, tapi mereka semua dikenal tak sekuat Pak Rudi yang menjadi tempat bertanya banyak orang.

***

Selama di dalam kamar, kepala bagian belakang Katya sering terasa sakit, seperti rambut panjangnya ditarik kasar oleh seseorang. Seharian gadis itu hanya berbaring lemah menahan rasa sakit yang datang tiba-tiba. Seharian itu juga tidak ada hal aneh yang terjadi selain rasa sakit di kepala Katya.

Bu Dyah seharian hanya berdiam diri di dalam rumah, saat menjelang sore, barulah ia pergi ke warung terdekat untuk belanja keperluan makan malam. Sebelum Rian sampai di rumah, Dani sudah pamit pulang ke desa lebih dulu. Ia tidak mau bertemu Rian yang membuatnya sakit hati. Bisa-bisanya Rian meninggalkan Katya yang baru keluar dari rumah sakit, sungguh Dani tidak bisa menerima hal itu. Jika mereka bertemu mungkin Dani tidak bisa menahan diri, jadilah ia pergi sebelum iparnya itu sampai ke rumah.

Doa Penyelamat Tumbal (TAMAT)Where stories live. Discover now