Usah kau jeda jerit rindumu.
Kau bisa titipkan rejam dan pilumu.
Dalam ribuan serbuan gerimis.
Bahkan pada hujan yang sering menghunusmu,
Ketika melintas dalam ketidaktahuanku.
Aroma khas dan ngilu.
Barangkali benar-benar mampu memberhentikan ku.
Untuk sekedar merasakan hunus demi hunus sayat haru pedihmu.
Yang sepanjang tahun kemarin hanya sempat kau sesapi sendiri.
Bukanlah pria sejati yang tidak bisa menghapus air mata dari seorang wanita.
YOU ARE READING
Tak Pernah Selesai
PoetryKumpulan puisi untuk kekasih pertama. Meski kau tak kunjung jadi rumah. Bila kelak kau akhirnya tak terjamah. Akan ku kenang kau sebagai luka yang paling berdarah.