1

7.6K 399 11
                                    

Di apartemen yang terlihat mewah, seorang wanita paruh baya tengah memasak sarapan untuknya dan sang anak semata wayangnya itu. Disaat bersamaan sang wanita tersenyum melihat sang anak yang menghampirinya lalu meletakkan jas dokternya, karena sang anak bekerja sebagai dokter disalah satu rumah sakit besar.

"Pagi ma."

"Pagi sayang."

"Ada yang bisa injunie bantu?"

"Tidak perlu sayang, Mama sudah selesai." Ucap sang ibu tersenyum lalu diapun meletakkan sarapan mereka di atas meja dengan sang anak yang membantu. Sepasang ibu dan anak itu adalah Son Wendy dan Son Renjun. Saat dia memasuki usia 17 tahun, dia memohon pada sang ibu untuk membiarkan dia mengganti namanya menjadi Renjun Son, karena baginya dia hanya punya ibu dan tak pernah punya ayah. Menunggu ayahnya selama 22 tahun membuatnya sadar, ayahnya tak akan pernah kembali dan menyayanginya sama sekali.

"Apa kau ada operasi hari ini?"

"Sepertinya tidak ma, soalnya di jadwalku tak ada." Ucap renjun tersenyum.

"Berarti kau akan pulang cepat bukan?"

"Aku akan usahakan ma." Ucap renjun tersenyum. Setelah beberapa menit. Renjunpun pamit pada sang ibu, sang ibu hanya diam saja dan diapun menatap punggung anaknya itu dengan nanar.

"Jangan bekerja terlalu keras nak. Maafkan Mama karena hanya bisa memiliki tokoh kue kecil, itu juga mama lakukan karena kau tidak mau menerima uang dari ayahmu. Sepertinya hidupmu akan selalu baik-baik saja tanpa ayahmu. Tapi, hari ini aku janji, kalau aku akan menemuinya dan menyerahkan surat cerai itu secara langsung nak. Agar kita bisa bahagia berdua. Hanya berdua." Batin Wendy.





Disalah satu mansion besar, terlihat pria dengan wajah tampan dan perawakan tegap benar-benar pusing menghadapi kedua keponakan kembarnya itu. Rasanya dunianya akan runtuh seketika.

"Aku mohon berhenti kalian!" Kesal pria itu. Hingga kedua anak kembar berbeda tinggi dan kelamin  itu langsung terdiam seketika.

"Maaf samchun." Ucap keduanya. Pria itu hanya memijat kepalanya dan memejamkan matanya sembari bersandar pada kursi meja makan. Hingga wanita yang terlihat berumur sekitar 50-an itu mendekat ke meja makan bersama dengan pria yang lebih tua.

"Kenapa ini?" Ucap sang wanita.

"Mereka sangat mengganggu mom." Ucap sang pria yang tadinya menutup matanya.

"Jaemin. Mereka keponakanmu." Ucap sang wanita atau ibu dari pria bernama Na Jaemin itu, Im Yoona atau Na Yoona.

"Aku tau mom. Tapi, kenapa harus mereka sih." Datar jaemin.

"Jaem, jangan membuat mommy sedih. Noonamu bisa sedih diatas sana." Ucap Yoona mengelus kedua kepala cucunya itu. Dan itu membuat jaemin terdiam seketika karena noona nya Na Yeri meninggal akibat kecelakaan bersama suaminya hingga meninggalkan anak kembarnya Kim Kevin dan Kim Lami.

"Maaf mom." Ucap jaemin menundukkan kepalanya.

"Sudahlah, twins sekarang kalian duduk kita akan sarapan." Ucap pria yang sejak tadi diam saja, Na Siwon ayah dari jaemin dan suami dari Yoona.

"Baik harabojie." Ucap keduanya lalu duduk di bangku mereka. Kedua anak kembar itu baru berumur 5 tahun beberapa hari yang lalu. Dan mereka akan sekolah tahun depan saat umurnya tepat 6 tahun karena itu keputusan Yoona.

"Oh iya sayang, aku harus pergi sore ini ke Dubai. Dan kau jaem, tolong lihat rumah sakit milik mendiang kakak iparmu. Kau tau bukan? Kalau itu adalah milik sih kembar nantinya. Apa Daddy bisa percayakan padamu?" Ucap Siwon.

"Baiklah." Ucap jaemin datar.











At. KYH hospital.

Renjun memasuki rumah sakit dimana dia telah bekerja kurang lebih 2 tahun disana. Dia bahkan tau kalau pemilik rumah sakit itu telah tiada karena kecelakaan dan meninggalkan kedua anak kembarnya yang masih sangat kecil itu, dan untuk sekarang yang memantau adalah mertua dari sang mendiang pemilik rumah sakit.

"Pagi dokter Son."

"Pagi." Ucap renjun tersenyum lalu terus membalas sapaan dari semua orang yang dia temui ataupun lewati. Bahkan para pasiem dan pekerja saat suka dengan renjun, karena dia dokter yang sangat ramah sekali. Apalagi terhadap anak-anak.

"Wah, seperti biasa dokter Son memiliki banyak penggemar." Ucap koleganya sekaligus teman dekatnya, dokter Kim Haechan.

"Kau bisa saja." Ucap renjun.

"Itu memang benar kok, bukan begitu dokter Do?"Ucap Haechan menatap teman yang satunya bernama Do Yangyang.

"Hmm, kau selalu memiliki banyak penggemar " Ucap Yangyang.

"Baiklah kalau begitu, lagian aku bisa menolak bagaimana lagi. Kalian kan yang telah mengatakannya. Jadi, aku akan terima saja." Ucap renjun tersenyum lalu ketiganya menuju ruangan mereka masing-masing. Walaupun renjun cukup memiliki banyak teman tapi semua temannya tak pernah mengetahui tentang keluarganya sama sekali. Saat mereka mulai bertanya kenapa renjun memakai nama belakang ibunya dia tidak akan menjawab dan langsung mengganti topik pembicaraan, itu cukup membuat temannya apalagi kedua temannya saat ini tak bertanya soal itu lagi.

Satu jam kemudian, rumah sakit itu mendapatkan pasien darurat karena kecelakaan, dan disaat bersamaan jaemin tiba di rumah sakit itu lalu diapun tak sengaja melihat renjun yang sedang berusaha menyelamatkan pasien dengan memompa dadanya secara manual bahkan renjun telah berada diatas pasien yang ada di bangsal itu dengan lumuran darah. Jaemin cukup takjub menatapnya, ntah kenapa jaemin merasa sangat tertarik bahkan dengan dokter yang dia tak ketahui sama sekali. Karena ini kali pertama dia menggantikan sang ayah untuk memantau rumah sakit.










Disini sekarang Wendy berada di mansion besar keluarga park. Lalu diapun menekan bell hingga pintu dibuka oleh bibi yang bahkan sudah mengenal Wendy bernama bibi song.

"Nyonya?"

"Jangan panggil saya begitu bi. Apa Chanyeol oppa ada di rumah?"

"Tuan Chanyeol baru saja pergi ke bandara untuk ke Dubai bersama dengan—"

"Aaa begitu, kau tak perlu ragu memberitahuku bi. Bagaimana keadaan pimpinan Park?"

"Pimpinan masih seperti biasa nyonya. Dia masih mengidam penyakit yang sama. Dan beberapa hari ini penyakit jantungnya sering kambuh."

"Aaa, baiklah. Ini tolong berikan pada tuan Chanyeol. Usahakan sampaikan langsung padanya dan katakan jangan pernah temui saya lagi. Mengerti?" Ucap Wendy mengeluarkan amplop itu dari tasnya lalu diapun membungkuk dan segera pergi memasuki taxi yang menunggu.  Didalam taxi itu Wendy hanya dia dengan airmata yang terus mengalir dari matanya. Walaupun dia merasa sakit setiap kali melihat dia tak bisa mengakui Chanyeol sebagai suaminya. Ntah kenapa saat ini rasanya lebih sakit. Tapi, dia melakukannya untuk kebahagiaannya dan anaknya. Hanya untuk mereka berdua.

"Kita akan bahagia berdua injunie. Sekarang kita berdua telah bebas." batin Wendy.





















See you soon😁

Back To You (jaemren) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang