Bagian 20

5 6 0
                                    

"Nau, ini masih belum lo ambil-ambil juga?"

Naura yang tengah sibuk membaca novel langsung mengalihkan pandangannya ke sebelah. "Buat lo aja."

"Ih, jangan gitu. Pasti pengagum lo sedih."

"Pengirimnya ga jelas, Za. gua takut diguna-guna." Ujar Naura asal.

"Gua masukin ke dalam tas lo, ya?"

"Terserah." Naura kembali membaca novel yang ia pegang.

Faza memasukkan bingkisan yang sudah lama ada dilaci Naura ke dalam tas Naura.

"RANI, RANI. KAYAKNYA HARI INI LO DAPAT ORDERAN." Teriak Aldi yang baru saja masuk ke dalam kelas.

"HAH?" Kaget Rani.

"Astaga, ngagetin aja lo Al. Kalau ngomong salam dulu bisa ga sih." Kesal Faza.

Aldi segera mengatur napasnya. "Nau, pacar lo berantem. Ran, ikut gua, anak osis ada yang babak belur."

Naura menyerjit heran. Ia langsung keluar kelas untuk melihat kejadian yang berlangsung.

"Nau, tunggu." Teriak Faza dari arah belakang.

BUGH!

"Sial, aw..." Keluh Radit.

"Radit, cukup! lo mau gua tarik ke bk, hah?" Lerai Wildan.

Radit langsung melayangkan tinjuannya tepat ke pipi Wildan.

Alhasil, Wildan yang memang mendapatkan serangan dadakan langsung tersungkur ke samping.

Radit tersenyum sinis, ia hendak mendekati Ray untuk membalas tinjuannya tadi, namun dengan cepat Naura berlari ke arah tengah lapangan.

"RADIT, STOP!!"

Radit melayangkan kepalan tangannya ke udara. "SIAL!" Ia menatap tajam ke arah Ray.

"Kamu apa-apaan sih? lihat, anak orang jadi korban ulah kemarahan kamu itu."

"Semuanya, bubar..." Teriak Wildan dengan tenaga yang masih ada.

"Lo gapapa, Wil?" - Naura

"G-gua, gap-gap..." Wildan langsung pingsan di tempat.

"Panggilin Rani, Za. Cepat!" Ujar Naura panik kepada Faza.

"Gua bercanda, hehee." Wildan langsung beranjak duduk.

Naura berjongkok dan memukul kuat perut Wildan.

Bugh

"Bukan saatnya untuk bercanda."

"Aw.... jangan dipukul juga perut gua."

Ray yang berada tidak jauh dari Wildan hendak berdiri sendiri, namun kesusahan.

"Lo gapapa?" Tanya Naura ke Ray.

Radit langsung menarik tangan Naura.

"Ikut aku."

"Aw, sakit Dit."

"IKUT AKU!" Tegas Radit dengan pancaran kemarahan.

"S-sakit..." Naura menatap Ray dan Wildan bergantian.

Ray dengan cepat berdiri menahan sakitnya lalu mendorong Radit sejauh yang ia bisa. "Jangan kasar sama cewek!"

"Lo siapa ikut campur? oh, atau memang benar lo selingkuhannya?"

"Dit." - Naura

"Apa? kaget aku tau semuanya?"

"Maksud kamu?"

D'amore (End)Where stories live. Discover now