Bagian 18

4 6 0
                                    

Keesokan Harinya...

Naura merasa tidak enak badan. Ia memilih istirahat saja di dalam kelas.

Kebetulan selama seminggu ini mereka lebih banyak mendapatkan jam kosong, dikarenakan guru pada rapat untuk ujian semester ganjil.

"Nau, cek mading yok. Gua kepo nih sama isi pesan mereka semua." Ajak Faza.

"Lo aja, gua mau tidur." - Naura

"Ayolah, kapan lagi kita bacain pesan lucu mereka."

"Gua ga enak badan, Za."

Sontak Faza meletakkan tangannya ke kening Naura. "Astaga, badan lo panas Nau. Mau pulang aja ga?"

Naura menggeleng. "Gua masih kuat kok."

"Lo yakin? atau gua temanin ke uks aja."

"Boleh deh."

Saat perjalanan menuju ke uks, mereka melewati mading yang berisikan banyak kertas mini yang tertempel di sana.

Dia tau kamu suka, tapi dia ga mau kamu, dia maunya sama teman kamu.

"Anjir, nyesek banget tuh." - Faza

"Kenapa berhenti?" - Naura

"Sebentar, Nau. Gua mau lihat ini dulu."

Naura mengalah dan menatap malas ke arah mading.

Kita searah tapi gabisa pulang bareng.

"Aaaa, pas banget woi." - Faza

Faza kembali melihat kertas lainnya satu per satu.

Dia sudah menghapusmu dari kisahnya, lantas mengapa kamu masih menyimpan dia dalam kisahmu?

Kamu yang selalu kujadikan objek kerinduan yang tak pernah ada titik temu.

Ibarat berjalan di jalan yang sama, namun ujung-ujungnya akan berbeda arah juga.

Dipersatukan semesta hanya untuk berbagi cerita bukan untuk merajut rasa.

He's someone
Selalu menjadi tokoh terbaik disetiap partnya.

Kisahnya candu dengan tokoh yang masih semu.

"Kenapa semua mendadak puitis gini. Pasti korban nt nih." - Faza

nt (nice try)

Naura menatap ke salah satu pesan yang tertempel di sana.

Jangan pernah mau jadi lilin yang rela terbakar demi menerangi orang lain.

Seketika badan Naura sedikit membaik, malah ia ikut penasaran membaca pesan lainnya.

Aku harap kita bisa kembali seperti dulu lagi.

"Mau gimanapun semuanya udah pernah terjadi. Gua sih ogah membuka lembaran yang itu-itu lagi." - Faza

Naura terdiam menatap pesan yang barusan dikomentari oleh Faza.

Jangan pernah mencintai orang yang belum selesai dengan masa lalunya, itu menyakitkan.

"Sulit memang terhubung dengan orang yang masih mikirin masa lalu. Udah ah, ayo Nau." - Faza

"Sebentar." Naura menatap lama ke arah surat yang ia lihat.

Sepasang luka yang berakhir duka.

Seketika Naura teringat akan mendiang ibunya.

"Eh, ini secret admirer lo Nau!!!" Pekik Faza tidak percaya.

"Apa?"

To Naura

D'amore (End)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن