"Soal omongan kita pas kita pulang bareng waktu itu..."

"Yang lo minta bantuan gue buat suka sama lo?" potong Kak Dito.

Aku mengangguk pelan."Iya,"

"Kenapa?"

"Sebenernya... gue nggak bisa maksa perasaan gue buat suka sama lo, Kak. Meskipun gue mau. Jadi gue minta maaf, gue nggak bisa suka sama lo."

Kak Dito terdiam kemudian dia tersenyum sambil menepuk kepalaku. "Nggak papa. Gue ngerti. Perasaan nggak bisa dipaksa."

Belum sempat aku mengatakan apapun, Kak Dito sudah pergi. Aku hanya berharap semoga Kak Dito tidak membenciku. Meskipun aku tahu, dia pasti sangat sakit hati.

Saat aku akan melewati gerbang, tiba-tiba Kak Raka berhenti di sebelahku dengan motor kesayangannya. Aku menatapnya heran.

"Lo pulang naik apa?" tanya nya secara tiba-tiba.

"Mau pesen ojol," jawabku sambil menunjukkan handphone yang berada di genggamanku.

"Nggak usah. Bareng gue aja."

Sebenarnya aku masih trauma karena kejadian beberapa minggu lalu ketika kami akan pulang bersama namun berujung Kak Raka yang mengantar Ghina.

"Nggak usah, Kak. Gue naik ojol aja hehe."

Tiba-tiba Kak Raka menarik tanganku dan menyerahkan helm yang entah sejak kapan berada di tangannya. Aku terkejut sambil mengenakan helmnya. Aku tambah terkejut saat Kak Raka memasangkan pengait helm kepadaku.

"Naik."

Aku terdiam sambil menaiki motornya. Apakah aku masih tidur dan aku sedang bermimpi?

***

"Lo pulang bareng Raka?"

Aku mengangguk menjawab pertanyaan Bang Arsen.

"Tadi gue liat Dito pulang dulu. Kenapa nggak bareng dia?"

Bahuku merosot. Perasaanku daritadi mengganjal karena ini. Kemudian aku menceritakan semuanya kepada Bang Arsen.

"Dia pasti sakit hati, sih,"

"Makanya. Gue nggak enak sama dia. Dia baik banget sama gue."

"Tapi lo bener ngomong kayak gitu tadi biar nantinya Dito nggak berharap. Tapi lo masih suka sama Raka?"

"Masih. Oh iya, Bang." Aku menunjukkan foto yang aku ambil diam-diam kemarin. "Lo kenal cewek ini?"

Bang Arsen terkejut. "Lah, ini mah sepupunya Raka. Sepupu jauhnya. Ini yang lo kira pacarnya Raka?"

Aku mengangguk. Jujur saja aku sangat terkejut. Orang yang aku cemburui selama ini adalah sepupunya Kak Raka. Apakah peluangku untuk bersama Kak Raka akan semakin besar?

"Dia cuma sepupu Raka. Sekarang lo kejar deh tu si Raka."

"Ya masa gue sih yang ngejar."

"Yang suka kan lo, bukan si Raka."

Aku merasa tertampar dengan ucapan Bang Arsen.

"Nggak mau, deh. Gue mau sekolah yang bener biar Papa sama Mama bangga."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 07, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love Zone [ON GOING]Where stories live. Discover now