part 24

135 17 6
                                    

"sebenarnya, 17 tahun gue tersiksa dengan sikap papa dan kakak gue yg selalu nyalahin gue sebagai pembunuh mama, di perlakukan tidak adil, di siksa, bahkan tubuh gue udah kebal dengan pukulan dan cacian papa sama kakak gue selama ini. Gue capek rasanya gue pengen mati, hikh... Gue berusaha belajar biar gue dapat beasiswa untuk sekolah dengan menghidupkan diri Gue sendiri dengan kerja di cafe tiap pulang sekolah, cakep rasanya tapi gue gak bisa ngeluh" sendu Fajri

Zweitson dan Fiki hanya bisa mengelus bahu Fajri untuk menguatkan Fajri.

"Bukan lu aja, gue lebih dari itu, kadang gue mikir, gue siapa ya sihh?? Kenapa mereka begitu menyiksa gue, padahal gue juga sedih dengan kepergian mama, gue berusaha menghidupkan diri gue sendiri sejak kecil, bahkan gue sebisa mungkin gue sekolah, dengan melanjutkan pendidikan dengan kerja di kantor bokap gue sendiri" lirih Fiki

"Masih mending kalian, bisa sekolah. Dari kecil gue cuman kerja seperti asisten rumah tangga yg kerjanya beresin rumah, iri banget gue, lihat orang bisa sekolah, sedang gue bisa apa, tapi berusaha belajar lewat buku buku lama dari kakak gue, dan gue sangat bersyukur" pelan zweitson menetas air mata nya

Dari tadi Shandy Mendengar keluh kesah Mereka selama ini mereka pendam, tak bisa lagi Shandy memendung air mata nya saat mendengar penderita mereka akibat keegoisan orang tau mereka.

" Cerita ku dan mereka sama persis, hanya aja yang mereka rasakan lebih dari penyiksaan" gumam Shandy

Shandy yg dibanjiri air mata nya langsung memeluk ketiga pemuda dengan erat, penderitaan yang mereka rasakan gak harus  mereka rasa di masa remaja mereka.

"Mulai sekarang Fajri lu gak boleh kerja dan lanjut bersekolah dan Fiki lu harus lanjut sekolah, dan lu zweitson gue bakalan sekolah ini sampai kalian sukses, udah cukup pengorbanan Kalian selama ini" tegas Shandy menatap ketiga pemuda itu

"Makasih kak " peluk Fajri Fiki dab zweitson secara bergantian.

"Yaudah, kita makan! " Ajak Shandy

Zweitson langsung mengambil peralatan makanan, dan di bantu oleh Fajri dan Fiki. Mereka ber 4 menikmati makanan malam dengan sembari bercerita ringan tentang kehidupan untuk mengisi keheningan.

* * *

Pagi harinya, Fajri Fiki dan zweitson bersiap siap untuk pergi sekolah, sebelum Shandy pergi kerja, Shandy menyempatkan untuk mengantar ke-tiga adiknya kesekolah. Tepat didepan gerbang sekolah Shandy menghentikan mobilnya.

"Hati hatinya di sekolah, baik baik disekolah. Kalau ada apa-apa Ngomong sama kakak, yaa" tutur Shandy

"Iya, kita baik baik aja kok, kak juga harus hati hati" pesan Fajri

"Iya" bals Shandy

"Assalamualaikum" ucap Fiki mencium tangan punggung Shandy.

"Waalaikumsalam" bals Shandy mengelus rambut ketiga adeknya

Sesudah berpamitan, ketiga pemuda itu langsung keluar dari mobil Shandy langsung menuju kelasnya masing-masing. Sebelum pergi Shandy menatap ke arah Fajri, Fiki  dan zweitson hingga mereka tidak lagi terlihat dari pandangan Shandy. Dan langsung pergi meninggalkan lingkungan sekolah.

* * *

Sebelum adik adiknya pulang sekolah Shandy sudah pulang dari kerja, karena Shandy pemilik perusahaan jadi sekehandak pulang kapan aja, tapi Shandy tetap izin dari  sekretaris untuk pulang.

Belum lama Shandy masuk kerumahnya, tiba tiba ketukan menghentikan langkahnya, dan langsung membuka pintu nya.

"Han!" Kaget Shandy

"Hy bro, apa kabar??" Tanya Farhan sembari tos

"Baik" bals Shandy " masuk.." ajak Shandy mempersiapkan Farhan masuk kerumahnya.

"Iya" bals Farhan langsung masuk

"Duduk" titah Shandy " bentar yaa gue Buatin minum" lanjut Shandy Menuju dapur.

Farhan hanya mengangguk mengiyakan, dan langsung duduk di kasur sofa milik Shandy.

* * *

Tak lama dari itu, Fajri Fiki dan zweitson datang dari pulang sekolah, tersenyum memasuki perumahan Shandy, tapi senyum itu memudar saat melihat seseorang yg duduk di sofa ruang tamu. Ketiga lelaki menatap kaget saat melihat lelaki yang sedang duduk itu. Ketiga lelaki itu menatap gelang yg di pakai lelaki itu, Mata terus terusan menatap gelang itu dengan detail.

"Hy.... Udah pulang??" Tanya Shandy membawa napan dan di atasnya secangkir minuman.

Suara Shandy mengalihkan pandangan mereka ke gelang yg melingkar di pergelangan tangan Farhan.

"Kakak, Ngomong kok di cuekin" tutur Shandy lembut

"Iya kak" bals Fajri tersenyum tapi sesekali melirik ke arah gelang

"Kita kekamar dulu yaa??" Pamit Fiki tersenyum kepada shandy dan juga sesekali melirik gelang Farhan

"Iya, kita capek" sambung zweitson yg juga melirik kearah gelang.

"Yaudah, istirahat gih" bals Shandy tersenyum.

Ketiga lelaki itu tersenyum kepada Shandy dan Farhan sebelum ia Menuju kamar nya.

* * *

Di tengah perjalanan menuju kamar ketiga lelaki berhenti sejenak dengan mengigat gelang di kenai Farhan.

"Itu gelang yg pernah aku lihat, saat mama di bunuh orang bertopeng hitam, iya gelang ya persis banget" batin Fajri memulai mengigat kejadian tempo lalu

"Itu pasti orang pembunuh mama, gelang yg di pakai orang itu sama persis, aku gak mungkin salah" batin Fiki menunduk

"Gelang yg di pake orang itu sama persis dengan membunuh mama, tapi apa mungkin yaa?? Dia pembunuhan nya" batin zweitson menerka nerka.

Fajri menatap Fiki dan zweitson seperti sedang berpikir, Fajri pikir. Mereka memikirkan hal yg sama, mereka saling menatap. Dan langsung menuju kamar Fajri.

"Apa kalian mikir hal yg sama, dengan apa yg aku pikirkan?" Tanya fajri to the point

"Seperti yaa sama" Jawab zweitson dengan raut serius

"Tentang gelang??" Tanya Fiki yg masih binggung

"Tepat sasaran, itu yg gue pikirin Sekarang" kata Fajri

"Gue mau gak percaya tapi gak ada bukti, tapi itu gelang sama apa gue lihat 17 tahun yg lalu, gue ingat banget" binggung Fiki

"Gue juga, gelang itu mengigat kejadian mama gue di Butuh sama orang bertopeng" sahut Fajri

"Ada yg aneh??" Gumam zweitson

"Apa yg aneh??"

Mendengar suara itu ketiga lelaki itu sontak menoleh ke sumber suara menatap kaget.

Hy guys 👋
Gimana ceritanya??
Seru gak, stay tune terus nya
Jangan pernah bosan dengan cerita nya aku, karena setiap cerita punya pesan dan dramatis yg berbeda beda.
Jangan lupa follow aku dan vote sebanyak banyaknya dan komen, karena saran dari kalian dan semangat sangat berarti buat aku.
Bye.... sampai ketemu di part 25.

Rumah singgah | Bungsu Line • UN1TY • | ••E N D••Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon