part 21

125 12 0
                                    

Setelah dari pemakaman, Shandy langsung menuju rumah sakit untuk menjenguk Fajri. Dari kejadian itu Shandy tak pernah menjenguk Fajri, dan selalu mementingkan keselamatan sang adik yg utama. Shandy melangkah mendekati bangkas Fajri di ruangan ICU yg masih koma, Shandy menatap wajah Fajri yg pucat. Terlihat dari raut wajah yg menahan banyak beban di dalamnya.

Langkah shandy di iringi dengan air mata Terus menerus membahasai tubuh nya, tepat di samping Bangkas Fajri, Shandy perlahan memengang tangan Fajri yg dingin, dengan meletakkan tangan Fajri wajah nya.

"Hiks... Kalau gue lihat muka lu, gue ingat adek gue, gue gak sanggup kehilangan dia, hikh.... Fajri maafin gue... Gue udah nuduh lu akibat kematian adek gue, tapi gue sadar... Itu bukan lu yg ngelakuin, bokap lu brengsek hikh.... Tapi gua mau lu hidup, gue mau ngujutin permintaan terakhir adek gue, hikh... Buat lu bahagia. Sekali pun itu bukan pesan terakhir adik gue, gue tetap mau bahagia lu, gue bakalan buktiin sama lu kalau seorang pembunuh juga berhak bahagia. Hiks... Bangun Fajri!!! Hiks... Gue gak mau lo nyerah... Tepatin janji lu buat memanin gue setelah kepergian adik gue..... Hiks.... Fajri......!!!" Tangis Shandy pecah, tidak bisa lagi ia bendung.

Jangan salah Alya juga ikut nangis melihat Shandy terpuruk seperti itu, beberapa menit Shandy masuk Alya datang menghampiri, ia tau Shandy juga butuh Fajri walaupun Fajri sedang koma, Alya sering keluar masuk ruangan Fajri untuk mengecek kondisi Fajri. Melihat Shandy seperti itu, Alya mengurangi niatnya untuk melihat Fajri, biar kan saja Shandy menumpuk kesedihan dengan fajri yg sedang koma, Shandy juga butuh waktu sendiri untuk merenungkan diri nya kembali.

* * *

Fiki dan adam sudah membeli makan di warteg yg biasanya ia beli, untuk makan bersama, saat Menuju tempat nya di kolong jembatan, tiba-tiba ada truk besar yg oleng didepan nya, tapi Adam lambat melihat nya hal hasil Adam mendorong tubuh Fiki dengan keras hingga tubuhnya yg di tabrak truk itu. Fiki menatap kaget dan berlari dengan panik tanpa memperdulikan makanan yg ia pegang.

Fiki berteriak meminta bantuan, orang sekitar yg tadi sempat melihat tabrak atau mendengar teriakkan Fiki menghampiri, dengan air mata yg tak bisa di bendung Fiki membangunkan Adam.

"Hiks.... Adam bangun....!!! Lo jangan tinggalkan gue, Adam gue bakalan bawa Lo kerumah sakit, Lo Harus kuat"

Perlahan mata Adam terbuka menatap wajah Fiki dengan sendu" kak.. kalau gak ada aku, kakak terus bahagia yaa, makasih udah buat aku merasa bahagia seperti aku pergi, aku sayang kakak" pelan Adam langsung menutup mata nya

"Adam!!! Hiks..... Gue belum siap kehilangan lu... Kalau gak ada lu gue sama siapa.... Hiks...."

"Udah bawa kerumah sakit aja adek nya" pinta ibu ibu itu

"Yaudah kita bawa, cepat!!"

Orang sekitar langsung membawa Adam kerumah sakit, dengan susah payah Fiki mengimbangi tubuh untuk ikut kerumah sakit.

* * *

Shandy keluar dari ruangan Fajri untuk mengisi perutnya yg dari tadi belum di isi. Berpapasan melihat orang yg sangat pamaliar yg berlari beriringan dengan bangkas yg di dorong. Shandy tak henti hentinya menatap orang itu dengan tatapan binggung.

"Siapa yah?? Kayaknya gue kenal, tapi siapa??" Gumam Shandy terus terusan menatap kearah orang itu.

Karena penasaran Shandy langsung mengikuti orang itu sampai diruangan, tepat di lorong langkah Shandy perlahan memperlambat dengan sedikit mengingat siapa orang itu.

"Fiki" Panggil Shandy

Fiki yg tadi menangis dengan wajah menunduk kepalanya, Mendengar suara itu langsung menatap kearah sumber suara " bang Shan" bals Fiki menghapus air matanya, dan langsung memeluk Shandy dengan erat.

"Bg Shan, hikh...."

"Udah udah, duduk!!" Pinta Shandy " Kenapa cerita sama bang shandy" kata Shandy ikut panik melihat Fiki dengan raut khawatir.

Sebelum Fiki mulai bercerita, dokter sudah keluar menghampiri Fiki dan Shandy, sontak mereka berdua langsung menatap dengan khawatir. Di tambah dengan raut wajah dokter lesu.

"Gimana dok??" Tanya Shandy

Dokter menghebus nafas lemas " pasien tidak bisa di tertolong"

"Hiks... Adam!!!" Teriak Fiki langsung berlari masuk keruangan Adam, Fiki menangis sejadi-jadinya dengan berusaha membangun Adam.

"Lo gak boleh pergi!!! Hiks...."

Shandy perlahan mendekati dengan mengelus bahu Fiki agar kuat menghadapi cobaan ini.

"Gue tau gimana perasaan lu" lirih shandy

"Kalau gak ada dia, gue sama siapa bg... Cuman dia yg gue punya... Gue udah di Usir sama Abang gue, hikh...." Tangis Fiki menatap Shandy sendu

"Lo boleh tinggal dirumah gue, bersama adik gue, rumah gue terbuka buat lu, lu Harus ikhlas biar Adam bisa tenang" kata Shandy yg ikut menangis

* * *

Adam langsung di kebumikan di samping makan Tira yg juga baru juga di makamkan, Fiki menangis di tepi batu nisan Adam, sedang Shandy menatap batu nisan Tira dengan berusaha tersenyum.

"Tenang disana ya dek, kakak berdoa terus untuk kamu, mama, dan papa, kamu jangan khawatir kakak udah bahagia dengan hadir Fajri dan Fiki" batin Shandy menetes air mata nya

"Bg, yuk pulang" ajak Fiki menghapuskan air mata nya

"Hah! Iya iya" Shandy langsung menghapus air mata nya.

Shandy dan Fiki langsung ke kolong jembatan untuk mengambil pakaian Fiki, setelah itu langsung menuju rumah sakit, untuk menjaga Fajri.

* * *

Shandy dan Fiki masuk dengan berpapasan dengan fenly dan papa yg baru keluar dari rumah sakit, tapi mereka tidak melihat sama sekali. Fenly dan papa langsung masuk kedalam mobil untuk pulang.

Shandy dan Fiki masuk dengan memakai pakaian khusus, Shandy menatap Fajri yg masih koma, Fiki langsung mengelus bahu Shandy agar bisa lebih sabar.

"Sabar bang, adek abg pasti sembuh" sendu Fiki

Shandy menagguk pelan, dan langsung menatap wajah Fajri lagi, perlahan jari jemari Fajri perlahan bergerak, Shandy dan Fiki yg melihat langsung menatap girang, perlahan Fajri membuka matanya menatap Shandy dan Fiki yg menatap dirinya senang.

"Kak" ujar Fajri lemah

"Iya, iya ini kakak, apa yg sakit" khawatir Shandy menyentuh tubuh Fajri mencari luka di tubuh fajri " bilang sama kakak"

Fajri melihat Shandy yg begitu khawatir, perlahan Fajri ingin berduduk, tapi di cegah oleh tubuh Shandy yg menahan.

"Ehh mau ngapain??" Tanya Shandy " Fik, Panggil dokter!" Pinta Shandy

"Iya iya"

Shandy sebenarnya udah menekan tombol darurat tapi mungkin tidak terdengar karena hanya menekankan sekali . Tak lama dokter langsung memeriksa Fajri, dan langsung memindahkan Fajri di ruangan rawat inap.

Hy guys 👋
Gimana ceritanya??
Seru gak, stay tune terus nya
Jangan pernah bosan dengan cerita nya aku, karena setiap cerita punya pesan dan dramatis yg berbeda beda.
Jangan lupa follow aku dan vote sebanyak banyaknya dan komen, karena saran dari kalian dan semangat sangat berarti buat aku.
Bye.... sampai ketemu di part 22.




Rumah singgah | Bungsu Line • UN1TY • | ••E N D••जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें