part 15

117 17 1
                                    

Fiki menatap rumah megah nya dengan tatapan sendu, perlahan berjalan menghampiri koper nya  sejalan menjauhi lingkungan rumah nya dengan tangisan mengiringi setiap perjalanan nya.

"aagkhhhhh ........ Hiks... Mau tinggal dimana Fiki... Hiks... Fiki gak mau nyusihin orang buat menghidupkan Fiki, cukup fiki merepotkan papa sma bg Ricky selama ini, kenapa tuhan gak ambil Fiki sekarang aja!!! Fiki capek!! Hidup dengan rasa bersalah yg piki gak lakuin membuat fiki tersiksa" tangisan pecah, Fiki mencurahkan keluh kesah dengan berteriak.

* * *

Papa baru saja tiba di rumah sakit, menatap Shandy dan Tira sedang keadaan hati panik.

"Anak saya, anak saya, mana anak saya!!" Panik papa

"Lagi di tangani dokter om" jawab Shandy

"Kenapa anak saya, KENAPA BISA ANAK SAYA DI RUMAH SAKIT!!" bentak papa

Mendengar bentakan sang papa fenji, Tira menatap takut kepada orang tua fenji, Shandy langsung memeluk Tira agar tidak tidak merasa takut lagi.

"Takut kak" pelan Tira

"Gak papa, ada kakak" bisik Shandy menenangkan

Dokter diruangan fenly keluar, langsung menghampiri ketiga orang itu, dengan raut wajah sedih.

"Gimana anak saya dok??" Khawatir papa

"Anak bapak banyak kekurangan darah, stok golongan darah ab± lagi kosong dirumah sakit ini" ujar dokter

"Dok sembuh kan anak saya, berapa pun bayaran nya saya bakalan saya bayar " kata papa

Dokter diruangan Fajri keluar dengan mendorong tubuh fajri di atas bangkas, dokter papa Tira dan shandy menatap ke arah dokter yg baru keluar.

"Sus langsung bawa keruangan operasi, pasien harus langsung di operasi " perintah dokter

"Iya dok" bals suster langsung Mendorong Bangkas Fajri

"Pasien harus segera di Operasi, karena benturan yg di alami pasien sangat kuat, takut nya otak kecil mengalami gangguan pada organ otak lain nya" jelsi dokter

"Biarin aja, biar sekalian mati!!" Tekan papa

Mendengar perkataan papa fenji, Tira langsung menangis, kedua Dokter itu menatap kaget pada papa fenji.

"Saya bakalan jelsin di ruangan saya, siapa yg mau ikut dengan saya" ujar dokter Bayu

"Saya dok" kata Shandy" gak papa kan kakak tinggal" bisik Shandy

"Gak papa" sendu Tira

"Gak usah nangis, Fajri gak papa, Fajri kuat" lembut Shandy

"Iya" bals Tira

"Mari " ajak dokter Bayu

Shandy meninggalkan Tira dan yg lain, yg masih terdiam di depan UGD, papa memaksa masuk keruangan fenly.

"Fen... Hiks... Papa gak mau kamu ninggalin papa, fenly bangun!! Hiks... Papa gak mau  kamu pergi!!!" Tangis papa tersedu sedu

* * *

Setelah beberapa menit berbicara di ruangan dokter Bayu, Fajri langsung segera di Operasi. Tira dan Shandy menunggu di depan ruangan operasi dengan bati tak tenang.

"Fajri... Lu harus kuat... Gue gak mau kehilangan Lo Fajri... Allah... Engkau tau apa yg hamba minta, hamba mohon lancar operasi nya" batin Shandy menangis

Tira yg tadi terdiam, tidak sengaja melirik kearah Shandy yg sedang menetes air nya " Fajri gue mau lu sembuh.... Kalau gak ada lu siapa bakalan memanin kakak gue setelah kepergian gue, gue gak mau kakak gue kesepian setelah kepergian gue. Hiks... Kakak gue udah sayang sma lu, kakak gue gak pernah sekhawatir ini smaa orang lain, kakak gue juga gak pernah.... Hiks..." Batin Tira menangis

"Gak papa, Fajri anak kuat, dia pasti bisa menghadapi ini Semua, kita harus berdoa untuk kesembuhan fajri, yahh" tutur Shandy memeluk Tira

"Iya..." Pelan Tira

"Kakak tau pasti kamu khawatir banget sma  Fajri, kamu takut Fajri bakalan ninggalin dunia ini kan, kamu takut setelah kepergian kamu kakak sendiri, kalau Fajri gak ada sekali pun, tetap kepergian kamu yg paling menyakitkan buat kakak, mau ada Fajri atau nggak, hati kakak sepi tanpa kamu, kamu selalu di hati kakak walau nanti kita pisah" batin Shandy sendu

Air mata Shandy sempat jatuh, dengan cepat Shandy langsung menghapus nya sebelum  sang adik melihat.

* * *

Beberapa menit melakukan operasi, Fajri di bawa diruang inap, Shandy dan Tira langsung menuju keruangan Fajri, di ambang pintu rawat Fajri, Tira menatap sendu Fajri yg terbaring lemah. Tira menetes air mata nya dengan perlahan mendekati bangkas Fajri, Di ikuti Shandy yg di belakang.

"Ji, cepat sembuh. gue sama kak Shan butuh elu, gue gak mau lu pergi" lirih Tira " ji!!! Hiks bangun!!!" Tangis Tira menggoyang tubuh Fajri agar terbangun.

Shandy yg melihat langsung memeluk didekapnya, mengelus rambut sang adik dengan perlahan.

"Ka... Hiks... Aku gak mau Fajri pergi!!! Hiks.... Aku gak mau kehilangan dia!!! Hiks... hiks..." Tangisan Tira makin menjadi jadi hingga suara serak yg terdengar.

"Kakak tau... Sabar... Fajri gak bakalan ninggalin kita, Fajri istirahat sebentar " tutur Shandy lembut.

"Aku gak mau.... Fajri pergi kak..... Hiks hiks.."

"Kakak tau... Tapi kita harus sabar, iya"

"Iya" pelan Tira

* * *

Fajri bangun dari Sadar nya pukul 11:45 dimana semua orang tertidur, Fajri menatap bangku sofa terlihat ada Shandy dan Tira yg tertidur pulas disana, tatapan Fajri menatap ke-dua orang itu dengan tatapan sendu. Di saat semua orang tidak berpihak kepada dirinya, dua orang itu muncul diantara ribuan orang yg menghakimi nya.

"Kenapa engkau ciptakan dia setelah perjuangan ku udah hampir berakhir, kenapa emang menciptakan manusia sebaik mereka, makasih Allah engkau tau apa yg aku butuh, aku sangat bersyukur, dia bukan siapa siapa tapi dia lebih dari keluarga" lirih Fajri menetes air mata.

Perlahan Fajri mengambil selimut di lemari  untuk membalut tubuh kurusnya Shandy dan tubuh Mungilnya tira. Fajri menyelimuti tubuh mereka dengan pelan agar mereka tak merasa terganggu dari tidur nya.

Sebelum kembali ke bangkas, Fajri tersenyum menatap wajah dua nya dengan sendu.

"Makasih udah hadir" pelan Fajri menyapu air mata yg tadi sempat jatuh di pipinya.

Setelah perjalanan menuju Bangkas, Fajri teringat tentang fenly " kak fenly!" Guman nya kaget.

Fajri langsung keluar dari ruangan dengan mendorong selang infus, menuju ruang fenly dengan susah payah Fajri tetap berusaha untuk bertemu dengan sang kakak nya. Satu persatu Fajri mengecek ruangan untuk menemukan ruangan sang kakak.

Hy guys 👋
Gimana ceritanya??
Seru gak, stay tune terus nya
Jangan pernah bosan dengan cerita nya aku, karena setiap cerita punya pesan dan dramatis yg berbeda beda.
Jangan lupa follow aku dan vote sebanyak banyaknya dan komen, karena saran dari kalian dan semangat sangat berarti buat aku.
Bye.... sampai ketemu di part 16.

Rumah singgah | Bungsu Line • UN1TY • | ••E N D••Where stories live. Discover now