part 19

131 19 2
                                    

Fiki dan adam baru saja menjual rongsokan sampah ke penjual sampah nya, setelah menjual Fiki dan adam langsung Menuju warteg untuk membeli makan siang, karena hari mulai tinggi. Sebelum membeli makan Fiki dan adam pergi ke masjid untuk melakukan sholat zhuhur. Setelah sholat Fiki dan adam langsung pergi membeli makan siang .

Di sela sela perjalanan menuju warteg fiki melihat Ricky yg berbahagia bersama teman teman nya di cafe, langkah Fiki terhenti menatap Ricky dengan tatapan sendu, tanpa ia sadari air mata itu turun begitu saja. Adam yg melihat Fiki tidak berjalan beriringan langsung menoleh ke belakang.

"Kak" Panggil Adam

Tapi Panggil Adam tidak di respon oleh Fiki, mata Fiki masih berpokus pada pandangan, hingga Adam mengikuti arah pandang Fiki.

"Kak, itu kakak nya kakak yah?" Tanya Adam

Fiki mengganguk dengan mata masih menatap kearah Ricky yg tadi bergembira tanpa melihat Fiki sedikit pun. Adam tau perasaan Fiki saat itu langsung mengelus dada Fiki agak sedikit menjingkitkan kakinya.

"Emang gak mudah kak, tapi ini takdir. Aku juga pernah di posisi kakak, dimana aku melihat abg aku dan ayah berbahagia tanpa aku, tapi aku sadar. Sampai kapanpun aku tetap di cap ayah sebagai pembunuh bunda. Hiks... Hiks... Waktu itu rasanya aku mau mati aja, buat apa aku hidup ... Hiks.... kalau gak yg sayang sama aku, tapi makin aku mencoba bunuh diri aku selalu gagal, yg ada aku sakit di bawa kerumah sakit terus aku yg harus bayar biaya rumah sakit, setelah kejadian itu aku gak mau bunuh diri lagi, aku gak ada gunanya juga, dan aku juga belajar menerima takdir " lirih Adam dengan tangisan mengiringi nya

Fiki Mendengar menatap Adam dengan tatapan tak bisa dibaca, kaget, sendu, Fiki Mendengar perkataan Adam mencoba menerima keadaan hidup nya sekarang.

"Benar kata Lo, gue harus menerima takdir. Mungkin ini jalan gue" ujar Fiki sesekali melirik ke arah Ricky.

"Udah yuk, udah laper ni" seru Adam memengang perut nya

"Heheh iya iya, yuk" bals Fiki dengan tersenyum girang

Mereka langsung Menuju warteg untuk membeli makan siang untuk dirinya.

* * *

Fajri dan ketiga lain baru saja keluar dari ruangan fenly, untuk menjenguk fenly. Diruang itu suster Alya terus terusan meminta Fajri cepat keluar dari ruangan itu, takut nya papanya datang sebelum ia pergi, tapi Fajri hanya bisa berdekatan dengan sang kakak ketika sedang tidak membuka matanya contohnya seperti ini. Maka dari itu Fajri ingin berlama-lama menatap wajah sang kakak saat ini, tapi suster malah takut jika papa ya melihat hal yg terjadi malam tadi akan terjadi lagi, tapi dugaan suster tak salah, papa sudah tiba di depan pintu ruangan fenly sebelum Fajri dan yg lain keluar.

Ke empat orang membulatkan matanya menatap apa yg di hadapan, papa melihat Fajri dengan tatapan tajam dan marah, tanpa kontrol papa langsung menarik tangan Fajri paksa mengikuti nya, ketiga orang itu langsung berlari mengikuti Fajri yg di bawa paksa oleh papanya. Sepanjang perjalanan menuju tujuan yg Fajri sendiri tak tau, Fajri selalu mengiris kesakitan.

Tepat di ruang jenazah, papa masuk dan mendorong tubuh Fajri keras hingga kepala nya terbentuk dinding sangat keras.

"SEHARUSNYA KAMU ADA DI RUANGAN INI, SEHARUSNYA KAMU YG MATI!!"murka papa

Hiks hiks hiks....

Shandy melihat menatap papa fenji dengan tatapan marah, berbeda dengan Tira dan Alya, mereka berdua malah menangis sejadi-jadinya dengan tak bisa berbuat apa-apa.

Papa tak henti hentinya memukul tubuh Fajri dengan kayu yg dari tadi ia bawa, Shandy ingin aja membantu Fajri tapi papa fenji mengancam bahwa adik yg bakalan ia pukul. Tira hanya bisa menangis melihat tubuh Fajri yg memar dan berdarah akibat pukulan itu. Ruangan ini tepat untuk di pilih papa karena sepi, jadi tidak ada orang yg lihat hanya ada mayat yg lama yg belum terkubur oleh keluarga nya makanya ruangan ini sepi.

Papa terus terusan memukul Fajri sambil maki maki, Fajri menatap ketiga orang itu tak berkutik dengan tatapan sendu.

"Maaf ya tir.... Kalau gue mati dulu. Makasih kak Shandy udah mau anggap aji sebagai adik kandung, tapi kali ini aji nyerah, aji capek" batin Fajri menangis terus terusan menatap ketiga orang.

"STOP!!!" Marah Suster Alya murka " LO BISA MIKIRIN GAK SIH... HIKS...... YG LO SIKSA ITU ANAK LO!!!!.... DIA MANA OTAK LU... HAH!! GUE TANYA!!! KALAU LU GAK MAU DIA ADA DUNIA INI, KENAPA LU BESARIN!!!" marah Alya

"EHH INI URUSAN GUE SAMA ANAK GUE, DAN LU GAK ADA URUSAN, PERGI SANA!!" Usir papa

"HEH... ANAK KATA LO, KENAPA LO SIKSA...!! HIKS... ASAL LO TAU ANAK LO YG TERBARING LEMAH BISA OPERASI KARENA..."

"sus" suara Fajri menghentikan pembicaraan Alya yg sedang marah pada papa nya.

Suster Alya menatap wajah Fajri dengan tatapan sendu, dan langsung menatap wajah papa fenji dengan marah. Saat papa fenji saling perang mulut dengan Alya, Tira langsung mendekati Fajri membantu Fajri untuk pergi dari situ tapi, dengan cepat papa memukul bagian belakang kepala Tira dengan kayu sangat keras.

"Aaaakkkhh"

"Tira!!!" Teriak Shandy

Shandy langsung Mendekati adik nya dengan menepuk pipi agar sadar, tapi Tira keburu tak sadarkan diri, tanpa mempedulikan papa fenji, Shandy mengangkat tubuh Tira meninggalkan tempat itu dengan air mata yg terus terusan turun.

Papa fenji langsung melepas kayu itu dengan pergi meninggalkan Alya yg tadi sibuk dengan Fajri. Alya panik dengan kondisi Fajri semakin buruk.

"Fajri bangun, Fajri pasti kuat ... Hiks... Fajri..!!" Kepala Fajri sudah di paha sister Alya, perlahan Fajri membuka matanya sendu menatap Alya terus terusan menangis "Fajri?"

"Sus, aku titip kak Shandy sma Tira nya, tolong jangan dia, bilangin juga sama papa sama kak fenly, kalau aku sayang... banget mereka. Aku tepati janji buat mereka untuk ninggalin dunia ini, biar mereka bahagia terus. Suster baik banget..."kata Fajri langsung menutup mata nya

"Aaaakkkhh... Hiks.. hikh.... Fajri bangun... Gue gak mau.... Fajri...gue gak mau lu pergi..." tangisan Alya pecah saat tubuh Fajri tak berdaya, Alya mengerakkan tubuh Fajri agar Fajri bisa bangun tapi hal itu tetap sama Fajri tidak merespon ucapan nya.

"Hiks.... Seharusnya lu gak tersiksa kegini... hikh.." Alya menangis memeluk Fajri yg tak berdaya.

Hy guys 👋
Gimana ceritanya??
Seru gak, stay tune terus nya
Jangan pernah bosan dengan cerita nya aku, karena setiap cerita punya pesan dan dramatis yg berbeda beda.
Jangan lupa follow aku dan vote sebanyak banyaknya dan komen, karena saran dari kalian dan semangat sangat berarti buat aku.
Bye.... sampai ketemu di part 20.

Rumah singgah | Bungsu Line • UN1TY • | ••E N D••Kde žijí příběhy. Začni objevovat