Ah, aku tau wanita itu, wanita seksi dan cantik yang berpelukan dengan Galih di resepsi pernikahan Yasmin. D-dan mencintai Galih? Icha mencintai Galih, Galih mencintai Elsa, Elsa mencintai kak Wilson. Taraa~~ aku saksi dari cinta mereka! -,,-

"Bahkan kalau disuruh memilih. Putri lebih memilih Icha dari pada kau untuk jadi pendamping Galih."

Deg!

Jantung ku bukan berdetak lebih cepat. Tapi jantung ku terasa di peras dengan kuat. Terus diremas-remas. Oohh.. apakah sebegitu nya Nenek Galih membenci ku? sampai-sampai dia tidak mengharapkan ku untuk menjadi pendamping hidup cucu nya. Salah kan saja dengan para tetua. Mengapa memilihkan ku yang kekanakan, keras kepala, jelek, dan gendut ini kepada cucu nya. Boleh aku bilang sekali lagi, bahwa HARI KU BENAR-BENAR BURUK!

"Maaf Putri. Tapi kami memang di jodohkan. Jika Putri tidak suka dan memang hubungan ku dengan Galih tidak cocok, aku akan meminta Galih untuk menceraikan ku." Aku permisi, lalu pergi ke kamar.

Setelah aku mandi dan keadaan ku mulai segar setelah menjalani hari buruk ini, aku segera ke ruang dimana tersedia komputer untuk mengerjakan skripsi ku, yang memang berdekatan dengan ruang tamu. Pukul 9. Sudah malam, seharus nya sudah tidur. Mau bagaimana lagi? skripsi ini harus dikerjakan.

Ahh.. untung nya aku bisa fokus sekarang. Mengetikkan rangkaian kata-kata. Setengah jam berlalu dan aku bisa mengetik sampai 3 page. Terdengar suara orang membuka pintu, aku lalu menoleh kearah itu dan Galih memang telah pulang. Selarut ini. Pukul sembilan lewat. Dia lalu duduk ke sofa di ruang tamu. Mungkin dia lelah sekali. Sama aku jugaa~~

Aku kembali fokus pada monitor ku, membaca ulang dan sedikit mengoreksi nya.

"Olsa? lihat suami mu ini habis pulang dari kantor nya. Dan sedang kelelahan seperti ini. Apa kau tidak menjadi istri yang baik dengan melayani nya? kau biarkan saja dia kelelahan? dimana sambutan mu pada suami mu yang telah menafkahi mu?" Putri berbicara pada ku membuat ku harus menoleh kearah beliau

"Tapi Putri, aku sedang mengerjakan skripsi ku, aku sudah fokus sekarang. Mungkin aku tidak bisa untuk melayani nya kali ini." Ujar ku lembut. Tapi, sejauh aku membalas nya dengan kelembutan tetap saja Putri itu galak dan cerewet. Ya Tuhan, maafkan aku.

"Skripsi, skripsi, bilang saja kau bukan istri yang baik. Mengurus suami saja tidak bisa. Walapun kamu tidak lulus skripsi, tidak lulus kuliah, atau pun tidak bisa bekerja, suami mu ini masih mampu untuk menafkahi mu. Jadi untuk apa kau terlalu menghormati kuliah mu? Sedangkan suami mu sedang membutuhkan mu."

Aku menoleh kearah pria itu yang masih tetap duduk di sofa, mendengarkan percakapan kami. Suami ku membutuh kan ku? Ck! Lihat dia, dengan polos nya menatap gantian diriku dengan Putri. Wajah nya seolah menunggu ku untuk datang kearah nya dan melayani nya. Apakah dia tidak membela ku sedikit di depan Putri? kali ini aja. Selama ini dia selalu cuek dengan sikap Putri yang seperti itu pada ku. Lagipula dia pasti tahu bukan, pentingnya dari skripsi?

Aku menatap Putri dengan tatapan memohon 'aku sedang mengerjakan skripsi Putri, maaf, kali ini mungkin tidak bisa'

"Sudah kubilang. Aku lebih setuju kalau Icha menjadi istri Galih."

Oke Cukup! Nenek ini seperti nya mencari gara-gara melulu dengan ku. Baiklah, baiklah! aku akan melayani suami ku itu!

Aku datang mengahampiri Galih dengan kesal. Menarik dasi yang masih mengantung di leher nya, hanya saja sudah dilonggarkan. Aku menyeret nya menuju kamar. Mau tidak mau dia harus berdiri dan berjalan menyusulku dengan terpaksa. Bodo amat mengenai kesopanan! Hari ku sudah buruk! Dan kali ini aku akan menyempurnakan keburukan itu!

"Lepaskan! kau ini apa-apan sih?!" marah nya sambil membanting tangan ku dari menarik dasi nya.

"Kau yang apa-apa an! seharusnya kau bilang pada Putri bahwa istri mu itu sedang sibuk untuk menyelesaikan kuliah nya. Tapi apa tadi? kau hanya diam! sedang menanti ku untuk melayani mu huh?! Padahal kau tau, skripsi sangat penting bagi ku!" Marah ku tidak kalah marah dari diri nya. Kami berdua sedang berkoar-koar dari dalam. Aku tidak peduli jika Putri mendengarnya

"Kau tau kan tugas istri itu apa? Aku juga kan seorang suami, yang ingin jika pulang kantor disambut baik oleh istri nya, diberi teh atau kopi, ditanyakan bagaimana kondisi kantor, dibantu melepaskan baju kantor, disiapkan air untuk mandi, dan juga dipijat ketika lelah. Seperti dulu, kau melakukan itu semua padaku!"

"Itu dulu. DULU. sebelum semua nya berubah! Memang nya kau pikir istri yang kekanakan bisa mengerjakan itu semua? bisa ha? Oke, kalau hubungan kita seperti ini terus, lebih baik kita akhiri status ini!" Aku mulai menangis. Ketika amarah dan kekesalan sudah memuncak, dan dimana aku tidak bisa meluapkan semua nya. Aku menangis. Lelah melulu bertengkar dengan pria ini.

"Ck! memangnya kalau kau berpisah dari ku, ada pria yang mau memiliki istri yang kekanakan seperti mu?" Pria itu melepaskan dasi nya lalu melemparkan nya asal.

"Memang nya kenapa?! Aku akan mencari pria yang menerima ku apa ada nya. Tidak seperti pria seperti mu! mengataiku kekanakan padahal diri nya sok sibuk!" Marah ku lagi

"Hey! dengar ya! kau mencari pria yang menerima mu apa ada nya? Kau itu sudah intropeksi diri belum? Kau pun memilih pria yang sempurna, pria sempurna mana ada yang mau istri nya kekanakan dan keras kepala?" bentak nya lagi. Kuping ku panas oleh caci maki dari diri nya!

"Gampang saja! jika aku sudah bercerai dari dirimu, maka aku akan merubah sifat ku dan akan mulai menerima seorang pria apa ada nya!" Oh sungguh! jika aku bisa bercerai dari pria ini maka aku berjanji untuk perkataan ku itu. Apakah ini karma karena aku terlalu memilih pria yang sempurna?

"TUTUP MULUT MU! AKU TIDAK AKAN PERNAH MENCERAIKAN MU! KARENA AKU SUDAH LELAH MENGHADAPI WANITA! CUKUP KAU YANG KEKANAKAN SEPERTI INI DAN AKAN KUBUAT KAU TERSIKSA!" Marah nya kali ini benar benar membentakku. Hingga aku terlonjak kaget

"Kau..!" Aku menunjuk diri nya yang sedang marah itu

"KAU EGOIS GALIH! MEMANG NYA KAU SAJA YANG LELAH? MEMANG NYA KAU PANTAS MEMBERIKAN KARMA PADA KU? SIAPA KAU? KAU BUKAN TUHAN! GALIH, KALI INI KAU KETERLALUAN!" Selesai sudah. Hari ini benar-benar buruk.

Aku berlari keluar dari kamar sambil membanting pintu dengan kencang

Author POV

Nenek Galih ingin memarahi menantu nya ini. Kurang sopan nya seorang wanita berkoar-koar seperti itu, apalagi terhadap suami nya. Dan juga, apa tadi? membanting pintu kamar?

"Kau-"

"CUKUP! TELINGA KU SUDAH PANAS MENDENGAR PERKATAAN DARI KELUARGA VIERGO!" teriak Olsa sambil menatap sinis kepada nenek Galih

Olsa berlari meninggalkan rumah dengan amarah dan juga airmata yang terus mengalir. Menandakan ia tidak kuat dengan semua ini, semua yang menimpa nya. Jiwa nya akan sakit jika dia terus mempertahankan pernikahan nya

"Bagus. rencana nya berhasil." Nenek Galih tersenyum licik sambil menatap kepergian Olsa, yang rapuh itu.

Triangle by Riani ✔Where stories live. Discover now