(56) PERJALANAN MASIH PANJANG

Start from the beginning
                                    

Setelahnya Khaleev merebahkan kepalanya disana. Tubuhnya miring dengan kepala menghadap perut sang istri yang masih terlihat rata. Sebelah tangannya memeluk pinggang sang istri yang masih ramping.




~#~




"Bagaimana?" Khaleev datang dengan pakaian casualnya. Mendekat pada Seth yang tengah berpangku ipad. Apalagi kalau bukan urusan pekerjaan. Dengan sore menjelang senja begini. Sepertinya enak di nikmati untuk menuntaskan pekerjaan.

"Aman. Semua bukti lenyap bersama orangnya" Menjawab tanpa berniat menatap pada sang lawan. Grafik yang ditampilkan lebih menarik dari pada wajah lelaki disebelahnya.

Khaleev mengangguk. Secangkir kopi yang tadi dibawanya perlahan diseruput. Setelah puas, gelas itu di letakkan pada meja berlapis kaca yang terdapat diantara mereka.

"Aku kira dimasa canggih seperti ini tak ada lagi manusia keji dengan permainan buruk seperti itu. Ternyata pandanganku selama ini kejauhan" Lelaki itu kembali bersuara. Pandangannya lurus kedepan memerhatikan burung yang senang berkicau di antara ranting pohon. Halaman rumah kali ini menjadi pelarian Seth untuk menyelesaikan pekerjaan, sepertinya.

"Terkadang apa yang kita fikir tidak mungkin, akan mungkin dimata orang bodoh. Karena mereka hanya tenggelam dalam obsesi, tanpa mau observasi" Seth mematikan ipad yang tadi digunakan. Lelaki itu sedikit merenggangkan otot-ototnya yang terasa keram karena terlalu larut dalam pekerjaan.

"Setidaknya, disana Oma sudah tenang dengan orang tua ku bahkan mungkin orang tua mu" Seth mengangguk untuk kalimat Khaleev kali ini. Setelahnya lelaki itu memilih menikmati kopi susu yang tersisa setengah miliknya.

"DADD??!!" Khaleev juga Seth sontak menoleh. Teriakan nyaring dari teras rumah cukup mengintrupsi mereka. Disana, Cello keluar bersama para istri. Langkahnya riang menuruni anak tangga dengan penuh pengawasan.

"Hay boy. Kau mau kemana?" Khaleev bangkit, tak lupa merapikan sweeter yang dikenakannya. Melangkah lebar mendekati sang anak dan istrinya.

Sedangkan Seth yang juga ikut berdiri mengambil langkah lebih lebar ingin menyusul istrinya. Ngeri-ngeri sedap melihat wanita dengan perut buncit itu menuruni anak tangga yang lumayan banyak tatanannya.

"Bild" Jari mungil si kecil mengarah pada burung yang berjajar rapi diranting pohon dipojokan tempat tadi Khaleev dan Seth duduk. Khaleev merespon dengan anggukan dan senyuman tipis.

"Sayang, jalan aja okey" Ryn yang didekati sang suami memperingati sang anak yang kembali ingin berlari menuju taman tempat pohon rindang itu berada. Si kecil hanya menjawab dengan anggukan dan ancungan ibu jari mungilnya.

"Aish, kenapa kalian harus keluar sih? Aku tuh dag dig dug tau ga liatnya" Seth mengomel sambil membantu sang istri duduk pada kursi taman yang lebih luas.

Ryn terkekeh. Berbeda dengan Ainsley yang tampak memasang tampang sangar. "Memang aku tahanan apa yang harus dikurung mulu?! Aku kan butuh refreshing juga biar anak aku senang" Dumel wanita hamil tua itu tak senang pada sang suami.

Seth meringis. Tangannya menggaruk pelipi yang sebenarnya tak gatal sama sekali. "Iyaiya sayang, maaf" Lebih baik mengalah bukan dari pada harus berperang argumen pada spesies bernama perempuan?

Ainsley memilih membuang pandangannya pada Cello yang sudah asik berkeliling ditengah taman yang rindang mengejar kupu-kupu yang entah kapan datanganya.

"Ga terasa ya kita bisa bersama sampai detik ini" Ryn membuka topik baru. Pandangannya lurus pada sang anak. Kepalanya direbahkan pada pundak sang suami yang merangkul pinggangnya.

Ainsley yang tadi mood nya sedikit turun kembali merespon. "Iya. Aku juga ga nyangka loh bisa punya saudara ipar sebaik kamu" Wanita itu mengangguk seakan membenarkan apa yang dikatakannya.

"Aku juga ga nyangka sih bakal punya Kakak Ipar plus punya anak setelah menenikah" Ryn dan Ainsley kompak tersenyum untuk celetukan Seth. Sedangkan Khaleev disebrang sana tampak memasang tampang garang.

"Jadi, maksud anda apa Tuan Seth? Apakah secara tak langsung anda mengatakan kalau saya tak akan menikah sampai mati?" Khaleev berseru dengan dinginnya diikuti tampang garang. Ryn dan Ainsley kompak tertawa mendengarnya.

Sedangkan Seth tampak pias. Lelaki itu meneguk kasar liurnya. "Ya.. Ya, mungkin sih. Ini juga kalau bukan karena campur tangan Oma. Mungkin kalian juga ga bakal gini" Lelaki itu berkilah dengan cepat.

Khaleev semakin garang tampangnya. Sang istri langsung menyangkal lelaki itu yang pastinya akan kembali membantah dengan elusan dipunggung tangannya. "Seth bener juga sih. Udahlah jangan mau marah terus, darah tinggi tau rasa" Wanita itu menengahi.

Perbincangan hangat terus mengalir walau perang dingin antar Khaleev dan Seth masih terasa. Masa lalu tak lupa menjadi topik utama. Suasana yang sempat kurang enak menjadi cair seperti air yang membawa kisah cerita dengan segala kendalanya.

Langit sore yang mulai menunjukkan sinar orange nya menjadi saksi bisu bahwa mereka adalah keluarga-keluarga kecil yang tengah menjalani kebahagiannya saat ini.


~END~

Terima kasih untuk yang udah mampirrr🙏🙏

Terima kasih juga yang udah ngasih semangat  dengan meninggalkan jejak vote dan komen🙏

Terima kasih juga untuk pembaca yang telah setia🙏🙏

Kita sudah sampai di penghujung cerita guyss..

Ga nyangka banget aku tuh bisa menyelesaikan cerita ini walau update nya tuh ngalur ngidul..

Huhu.. Sedih tau ninggalin cerita ini

Tapi gapapa deh, kita pindah ke cerita aku yang lain ya guysss..

See you guysss...

.
.
.
.
.
.
.
.
To be continue

Happy reading

Give me your vote and comment

Jangan lupa di follow

22 Des 2022
-Dsc- 

Anagata (END) ✅Where stories live. Discover now