48(End)

197K 14K 1.9K
                                    

Hola👋

Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊

Setelah itu?

Selamat membaca😍

¤¤¤

Kabar mengenai Azura sudah tersebar luas di sekolah. Tak banyak yang menunjukkan rasa ibanya pada Azura, hanya segelintir saja yang benar-benar mengasihani Azura. Sisanya tertawa bahagia mendengar kabar ini. Azura yang begitu sombong mendapatkan pelajaran berharga yang tidak mungkin dia lupakan sepanjang hidupnya.

Azura memutuskan untuk berhenti mengikuti sekolah umum. Dia melanjutkan belajarnya dengan home schooling. Baiknya, pertemuan dengan pelaku tidak membuat Azura kembali larut dalam depresi. Sebagian dalam diri Azura terasa lebih ringan setelah mengetahui pelaku dipenjara. Teman-temannya tidak pernah lupa untuk menghibur Azura, hal ini membuat Azura merasa berharga. Mereka tidak mencela Azura, tidak memandang Azura sebelah mata, dan terus memperlakukannya dengan biasa. Azura bisa kembali menjalani hidupnya dengan baik. Kekhawatiran yang selama ini menghantuinya sudah tidak ada.

Azura ingin memulai kehidupan dengan kisah yang baru. Lembaran kertas kosong di halaman pertama akan segera dia isi dengan kenangan-kenangan yang akan datang. Keputusan Azura sudah bulat, dia ingin tinggal di luar negeri. Meninggalkan negara ini beserta orang-orang yang ada di dalamnya. Ada beberapa rasa sakit yang bisa disembuhkan, namun tidak akan pernah dilupakan. Aziel menghormati keinginan Azura. Dia sadar bahwa adiknya belum sepenuhnya bisa menerimanya kembali. Azura akan tinggal di Amerika bersama orang tuanya, namun Aziel memilih tetap tinggal di sini bersama nenek-kakeknya. Aziel tahu, tidak mudah untuk Azura melihat wajahnya. Pasti kenangan buruk yang dia berikan selalu terbayang setiap kali Aziel nampak di matanya. Akan lebih mudah untuk memaafkan orang biasa yang tidak berarti di hidup kita dibanding memaafkan kesalahan dari orang tercinta.

Melihat Azura tertawa membuatnya sedikit tenang. Setidaknya mereka lebih bisa membuat Azura bahagia dibanding dirinya sendiri yang berperan sebagai kakak. Aziel berbalik menaiki tangga, meninggkan Azura bersama teman-temannya tanpa menyadari punggungnya ditatap sendu oleh Azura. Kekecewaan yang Azura rasakan tak lepas dari rasa cinta yang besar dan tulus untuk seseorang yang dia anggap istimewa di hidupnya. Masih tersisa rasa cintanya untuk Aziel, satu-satunya saudara yang ia miliki, Azura mencintai Aziel tetapi juga begitu membencinya. Seluruh kesempurnaan Aziel di mata Azura dahulu telah hilang hanya dengan satu kesalahan. Azura berharap hatinya bisa memaafkan, namun sulit untuk sekadar melihatnya dari dekat. Kesalahan Aziel membekas, menciptakan luka mendalam untuk Azura. Sementara Aziel menganggap kesalahannya sangat fatal yang bahkan kata penyesalan pun tidak cukup untuk mengekspresikannya.

"Azura?" Lamunan Azura terhenti. Menoleh ke sampingnya, ada Biru yang menatapnya sambil tersenyum. Sebuket bunga dia berikan pada Azura. Ini menjadi kebiasan baru setiap kali Biru menemui Azura. "Maaf telat."

Vigo mendelik kepada Biru, "Idih-idih! Biasanya latihan panahan lo baru masuk pas tiga puluh menit mau bubaran aja masih santai, ini pake minta maaf segala. Pencitraan, lo!"

"Lo pasti beli bunga dulu." Azura terkekeh geli. Seharusnya dia bisa datang ke rumahnya bersamaan dengan teman-teman yang lain jika saja Biru tidak pergi membeli bunga. "Padahal yang kemarin masih seger."

Biru hanya tersenyum ringan sebagai respon. Tangannya sibuk membuka tas mengeluarkan sekotak makanan lalu dia berikan kepada Azura. "Kemarin malem lo bilang pengen makan sushi, kan?"

"Aw, yang kayak gini maksud gue, ya tuhan.." Meisa menggigit bibirnya sendiri gemas sementara kedua tangannya mendorong-dorong tubuh Vigo.

"Buset, bisa banget cara lo!" Cibir Vigo. Dia memejamkan matanya, sudah pasrah dengan keadaan seragamnya yang dibuat kusut oleh Meisa.

Anagapesis Where stories live. Discover now