Prolog

412K 23.6K 1.6K
                                    

Ditengah suasana gembira, banyak orang tertawa dan bercanda, sibuk membakar jagung atau sate, juga ada yang mengobrol atau sebatas memandangi langit yang kini dihias oleh kembang api. Mereka mungkin belum menyadari seorang gadis tengah menatap marah dengan tangan terkepal kuat memandangi dua anak manusia yang sedang dimabuk asmara. Si lelaki terlihat mengusap-usap lembut rambut gadis di sebelahnya dan sang gadis tersenyum bahagia menikmati perlakuan itu.

Emosi yang tidak lagi bisa dibendung pun pecah. Gadis dengan mata berkaca-kaca itu berjalan cepat ke arah dua orang yang sedari tadi dia perhatikan. Langsung saja dia menarik rambut si gadis dalam pelukan laki-laki itu.

"AZURA!" Bentak si lelaki. Suasana bahagia menghilang begitu saja. Orang-orang mulai memusatkan pandangan mereka pada drama yang akan terjadi di depannya.

Masih dengan wajah keruh serta mata yang berkaca-kaca, gadis itu semakin menarik kencang jambakan di rambut gadis lainnya dan mengabaikan bentakan dari si lelaki.

"AZURA, LEPAS!" Ucap Lioner. Dia berusaha menarik tangan Azura yang masih betah mencengkram rambut milik pacarnya.

"Jalang ini harus dikasih pelajaran! Biar dia tau diri dan gak asal rebut cowok orang lain." Azura memang melepaskan jambakannya, namun,

Plakk plakk

Semua orang melotot tak percaya. Azura memang dikenal sebagai gadis yang buruk, gadis jahat yang gemar menindas Jiana. Sebenarnya, sebuah tamparan bukan hal baru untuk dilihat oleh mereka semua ketika Azura dan Jiana berada di tempat yang sama, apalagi jika Lioner juga ada disana. Namun, tetap saja mereka selalu tak habis pikir dengan kelakuan Azura itu.

Lioner langsung memeluk Jiana, menyembunyikannya agar Azura tidak dapat menjangkau lagi. Azura sendiri seperti orang kesetanan yang berteriak sambil mencoba mencakar tubuh atau wajah Jiana.

"ZURA, BERHENTI!" Bentak Lioner sekali lagi. Tangan kanannya memeluk tubuh Jiana yang sedang menangis dan tangan kirinya mencoba menghalau cakaran Azura.

Teman-teman Lioner mulai membantu. Kean dan Jendar menarik paksa tubuh Azura agar menjauh dari Jiana. Tentu gadis itu memberontak dan membuat kedua teman Lioner kewalahan.

"Bawa pergi dia dari sini!" Perintah Lioner dengan nada tajam.

"Susah Yo, nih orang kek kesurupan." Celetuk Jendar. Tangannya mencoba memegangi tangan Azura yang kelewat agresif dalam cakar-mencakar.

"Gotong aja gotong." Kean mengusulkan karena dia sudah lelah mendapat cakaran di wajah dan tangan dari Azura.

"Gue gak peduli. Jauhin dia dari pacar gue." Balas Lioner.

Ajaibnya, setelah Lioner mengatakan itu, Azura langsung berhenti membrontak. Hal yang membuat Jendar juga Kean bingung dengan perilaku kooperatif tiba-tiba gadis itu.

"Kenapa Yo? Kenapa kamu bilang dia pacar kamu?" Dengan nada lirih Azura mengatakan itu. Air mata yang berusaha dia tahan pun runtuh seketika.

Azura maju perlahan mendekati Lioner. Kean yang hendak menarik Azura ditahan oleh Biru- salah satu temannya.

"Kenapa kamu punya pacar padahal kamu tunangan aku?" Nada lirih itu semakin mengecil diakhir kalimatnya. Rasa sakit hati yang ditahan oleh Azura, tidak akan pernah lelaki itu rasakan. Belum cukup untuk mengusirnya, memperlakukannya dengan buruk dan sekarang dia secara gamblang mengakui dirinya memiliki pacar? Kenapa Lioner begitu jahat padanya?

Lioner mempertahankan wajah datarnya. Ucapan penuh sesak dan kesakitan milik Azura seolah angin lalu dan tidak penting. "Hanya lo yang menginginkan pertunangan."

"Cinta gue cuma untuk Jiana."

Hancur sudah hati Azura. Seperti gadis menyedihkan dia terduduk di rumput sambil menahan isakan tangis. Sebagian orang mungkin memandanginya iba. Bagaimana mungkin seorang tunangan rela membagi lelakinya dengan gadis lain? Ini bukan jaman kolosal dimana raja bebas memiliki banyak selir.

Anagapesis Où les histoires vivent. Découvrez maintenant