10

178K 19.2K 1.5K
                                    

Hola👋

Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊

Setelah itu?

Selamat membaca😍

¤¤¤

Lioner tidak menyerah untuk mengetahui lokasi rumah sakit tempat Azura dirawat. Dia sudah berniat untuk mengikuti Kaysen secara diam-diam setelah pulang sekolah karena Lioner yakin Kaysen pasti akan pergi menemui Azura. Dan benar, ternyata Azura dirawat di rumah sakit tak jauh dari sekolah.

Saat Kaysen masuk ke dalam ruang inap Azura, Lioner menunggu di depan pintu. Dia memang tidak tahu siapa saja yang ada di dalam sana, namun Lioner yakin dia mendengar suara Orion dan Azura. Sedekat itu mereka?

Samar-samar dia mendengar percakapan antara Azura, Orion dan Kaysen. Hingga Azura mengatakan sesuatu yang membuat emosinya mendidih, Lioner pun membuka pintu itu dengan kasar. "Zura, apa maksud lo ngomong gitu?"

Baik Azura, Orion dan Kaysen terlihat terkejut dengan kedatangan Lioner yang tiba-tiba.

"Bangsat! Ngapain lo kesini?" Orion langsung berdiri dan pergi ke arah Lioner lalu mendorong tubuhnya kasar.

Azura menatap Lioner datar. "Pergi! Gue gak nerima kunjungan dari lo."

Dada Lioner entah kenapa terasa sesak melihat Azura mengusir dengan begitu dinginnya. Lioner mencoba menekan emosi yang kian membesar saat ini. "Azura, gue dateng kesini karena mau tau keadaan lo. Jangan mancing emosi gue."

"Justru lo yang mancing emosi kita semua yang ada disini. Sebelum kedatangan lo, kita baik-baik aja." Kaysen menanggapi ucapan Lioner. Dia berdiri semakin dekat dengan Azura. Tangan kanannya diam-diam menggenggam tangan Azura yang tersembunyi di dalam selimut.

"Diem! Gue gak ngomong sama lo!" Lioner menunjuk tidak sopan ke arah Kaysen. Kemudian dia menatap Azura kembali. "Azura, jangan bilang cuma karena marah sesaat, lo sengaja deketin mereka biar gue kesel?"

"Dih najis, lo pikir lo keren?" Orion mendelik sinis.

"Lo gak sepenting itu di hidup gue sekarang. Jangan kepedean!" Azura membalas.

"Nah, denger! Punya telinga kan lo? Denger kan, lo gak penting di hidup Azura. Mampus aja lo!" Orion menunjuk-nunjuk wajah Lioner seraya memanasi Lioner menggunakan kata-katanya.

Tapi Lioner mengabaikan Orion. Dia seperti tidak menganggap kehadiran Orion itu nyata. "Azura, kita harus ngomong berdua."

"Gak gue izinin." Kaysen membalas ucapan Lioner cepat.

Lioner maju satu langkah. "Emang lo siapa? Gue gak butuh izin dari lo!"

Melihat Lioner yang mulai emosi, Azura mengambil inisiatif untuk menghentikan situasi menegangkan ini. "Gue gak mau."

Kepala Lioner kembali menoleh ke arah Azura. "Kenapa?"

"Gue harus istirahat, lo pergi!"

"Biar gue jagain lo disini."

"Enak aja!" Orion menarik kerah belakang seragam milik Lioner. "Dateng-dateng nyari ribut aja lo! Kalo bukan di rumah sakit udah gue ajak baku hantam lo."

Anagapesis Where stories live. Discover now