32

137K 17.4K 2.5K
                                    

Hola👋

Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊

Setelah itu?

Silahkan membaca😍

¤¤¤

BRAKK

Pintu ruang UKS dibuka secara kasar. Tubuh Lioner yang tersentak langsung menarik diri menjauh dari Azura. Dia menoleh, mengeram marah kepada siapapun pelakunya. Sampai wajah dingin milik Kaysen terlihat.

"Apa lagi yang lo lakuin ke Azura?" Tanyanya. Kaysen melirik Azura yang terbaring nyaman di atas kasur. Matanya kemudian beralih kepada Lioner, "Belum puas, hancurin hidup Azura?"

Lioner berdiri, mengepalkan kedua tangannya, "Apa yang lo mak-"

"Seberapa banyak lagi Azura harus menderita karena lo?" Sebelum Lioner menyelesaikan ucapannya, Kaysen sudah lebih dulu memotong.

"Apa yang salah? Gue nolong Azura, bawa dia ke UKS! Apa itu keliatan lagi nyiksa dia?" Lioner tidak terima Kaysen menyalahkannya. Azura yang jatuh sakit, Kaysen mengira dia yang menjadi penyebabnya? Seperti itukah? Kenapa yang dia lakukan terlihat salah di matanya?

"Azura gak mungkin pingsan tanpa sebab. Dia lagi sama lo saat itu. Dan pasti, alasannya karena lo."

Mulut Lioner menganga tidak percaya dengan pikiran Kaysen. Tak lama, muncul lagi dua orang di dekat pintu UKS. Aziel dan Biru bergegas masuk.

"Gue denger Azura pingsan tadi di kantin?" Aziel mendekati kasur yang ditempati Azura. "Kenapa bisa gini? Tiba-tiba? Tadi Azura masih baik-baik aja." Aziel melempar tatapan menuduh ke arah Lioner.

"Lo juga nyalahin gue?" Lioner mendengus kesal. "Zura tiba-tiba pingsan di depan gue, jadi gue bawa ke sini. Jelas?"

Kaysen berdecak kecil. Dia maju dan menggeser tubuh Aziel lalu menyelipkan tangannya di bawah lutut dan punggung Azura, mengangkat tubuh Azura. Sontak saja semua yang ada di ruangan itu molotot.

"Gila lo?!" Tangan Aziel mencengkram pundak Kaysen, menahannya agar tidak bergerak. "Azura mau dibawa kemana?!"

Bola mata Lioner dan Biru seperti hampir keluar dari rongga. Tidak ada yang tidak terkejut melihat Kaysen tiba-tiba menggendong Azura.

"Ke rumah sakit." Kaysen masih bisa menjawab dengan tenang meskipun dikelilingi tatapan tajam yang seolah siap untuk membunuh kapan saja. "Azura harus dibawa ke rumah sakit." Kaysen menabrak tubuh Aziel, memaksanya untuk menyingkir. Setelah itu, Kaysen bisa bebas melenggang keluar dengan Azura di dalam gendongannya.

Namun, ternyata ketiga lelaki tadi malah mengekor. Sepanjang perjalanan menuju gerbang sekolah, Aziel dan Lioner melontarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai Azura. Sedangkan Biru hanya diam saja dengan raut wajah cemas yang sangat ketara.

"Lo lagi, lo lagi, bangsat!" Orion langsung memberi Lioner pukulan sebagai salam pertemuan.

Tentu saja Lioner tidak akan pernah menerima dengan lapang dada pukulan tersebut. Dia segera memberi balasan. "Dateng-dateng bikin gue tambah emosi aja, lo!"

Anagapesis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang