11

180K 18K 1.1K
                                    

Hola👋

Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊

Setelah itu?

Selamat membaca😍

¤¤¤


Dua hari Azura menginap di rumah sakit. Selama itu dia hanya ditemani oleh orang tuanya, Orion dan Kaysen. Bukan karena Lioner dan Aziel tidak mau menjenguknya, tetapi karena Azura tidak mau menerima mereka.

"Kenapa sih, dari tadi muka lo kayak orang abis ditinggal nikah sama pacarnya. Suram banget!" Jendar melemparkan kacang kulit ke arah Lioner yang saat ini tengah menatap tajam ke arah depan entah apa yang sedang dia lihat.

Dio terkekeh melihat Lioner yang sekarang. Dia sudah mendengar dari Aziel bahwa dia dan Lioner tidak diizinkan untuk menjenguk Azura selama gadis itu dirawat di rumah sakit. "Mungkin dia kesel, tiap mau jenguk Azura diusir mulu."

Jendar tertawa puas melihat raut wajah Lioner yang semakin mengkeruh berkat ucapan Dio. "Lagian jengukin Azura yang lagi sakit kok baru sekarang-sekarang, dulu kemana aja?"

Deg. Tentu saja Lioner merasa sakit hati akibat sindiran itu, tapi jika dia pikirkan lagi memang benar. Dulu dia paling malas menjenguk Azura yang sakit karena pikirnya Azura hanya sedang mencari perhatiannya.

"Ck, emang dia kenapa sih? Separah apa sakitnya? Harus banget dijenguk?" Siapa lagi yang berkata seperti itu jika bukan Kean. Si manusia yang paling membeci Azura.

"Sewot banget kalo bahas Azura, naksir lo sama dia?" Tanya Jendar.

"Dih, najis! Kelakuan kayak mak lampir gitu gak pantes disukain!" Kean melengos, tak sengaja matanya bertemu dengan Lioner. Kean tersentak saat melihat tatapan tajam Lioner kepadanya. "Biasa aja dong, tatapannya!"

Percakapan mereka terhenti sejenak saat Aziel datang. Laki-laki itu meletakan tasnya dengan kasar ke atas meja. Raut wajahnya tak jauh beda dengan milik Lioner sebelumnya. Suram.

"Kenapa lagi ni bocah? Tadi Lioner sekarang Aziel." Jendar menggeleng-gelengkan kepalanya heran melihat kedua sahabatnya badmood bisa secara bersamaan. Tak lama kemudian Biru memasuki kelas seperti biasa, dengan wajah datar khasnya.

"Azura udah pulang dari rumah sakit?" Tanya Dio sesaat setelah Aziel duduk di bangkunya.

"Gak bisa apa lo berhenti bahas dia?" Kean bersungut-sungut kesal. Mendengar namanya saja sudah membuatnya mual, apalagi teman-temannya malah membahas gadis itu tanpa henti. Membuat Kean kesal saja.

"Gak usah didengerin kalo gitu." Jendar mendelik ke arah Kean.

Aziel hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan Kean dan Jendar. Mungkin dia akan aneh jika mereka berdua tidak ribut dalam sehari. "Zura udah pulang, kemarin sore."

"Hari ini dia bakal masuk?" Tanya Dio lagi. Ekor matanya melirik ke arah Lioner yang nampak tenang seperti biasa, tapi Dio tahu betul laki-laki itu diam-diam sangat penasaran. Dia pasti memasang telinganya untuk mendengar jawaban Aziel.

Tetapi bukan Aziel yang menjawab. Pertanyaan Dio mengundang Jendar untuk memukul bahu Dio keras-keras. "Lo gila apa? Baru pulang dari rumah sakit kemarin sore, masa udah sekolah lagi sekarang?"

"Lebay banget, baru sakit gitu doang juga." Celetuk Kean.

Aziel menghelakan nafasnya. Agaknya dia masih kesal karena orang tuanya bahkan tidak memberitahunya keadaan Azura yang pingsan di sekolah beberapa hari lalu. Belum lagi dia tahu berita itu dari beberapa murid yang bergosip. Dan saat bertanya pada orang tuanya, ibu dan ayahnya hanya menjawab seadanya. Aziel kesal. Dia bahkan tidak diizinkan untuk melihat keadaan Azura. Memangnya kenapa?

Anagapesis Where stories live. Discover now