35

140K 16.1K 1.5K
                                    

Hola👋

Sebelum membaca, alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊

Setelah itu?

Selamat membaca😍

¤¤¤

"Muka lo kenapa?" Jendar mengerutkan dahinya. Dia memajukan tubuhnya untuk melihat lebih jelas wajah Lioner. "Pake bolo-bolo ya, lo?"

Celetukan Jendar sukses memancing Dio untuk memukul bahunya kencang. "Bolo-bolo mana ada warna biru!"

"Itu ungu sih warnanya, lo buta apa?" Jendar tidak setuju dengan Dio.

"Jelas-jelas biru! Biru gelap itu!" Dio tetap mempertahankan pendapatnya.

"Biru keunguan. Itu Lio abis ditonjokkin mukanya woi! Bukan pake bolo-bolo!" Kean memutar bola matanya dengan malas. Kemudian dia melirik Lioner yang diam saja sejak memasuki kelas tadi. Lioner tidak masuk sekolah selama dua hari, begitu muncul, wajahnya dihiasi oleh luka lebam. "Itu muka lo bonyok, kenapa?"

Lioner diam, tidak menjawab pertanyaan Kean. Melihat hal ini, teman-temannya menjadi bingung. Dio menyenderkan tubuhnya ke tembok, matanya tidak lepas memperhatikan Lioner yang akhir-akhir ini sering melamun. "Lo lagi berantem sama Ziel, ya?"

Lioner mengalihkan pandangan ke arah Dio. "Dia gak masuk lagi hari ini?" Bukannya menjawab, Lioner malah balik bertanya pada Dio.

Dio mengangkat bahunya acuh tak acuh. "Dia gak bilang apa-apa ke gue."

"Azura juga udah lama gak masuk sekolah. Kata guru sih sakit, mungkin Aziel juga sakit. Biasanya anak kembar suka samaan gitu, kan?" Ucap Jendar. Tanpa dia sadari, raut wajah Lioner terdistorsi saat dia menyebut nama 'Azura'

"Dua hari yang lalu, Ziel telpon gue dan nanyain lo. Gue bilang gatau lah, biasanya kalo gak nongkrong, lo jalan sama Jiana, kan? Terus gue nyuruh dia samperin aja ke rumah lo." Jelas Dio. Sebenarnya saat Aziel menghubunginya, Dio sedikit curiga karena suara Aziel terdengar serak dan serius. Tidak seperti biasanya yang selalu santai. Namun, Dio tidak mau ambil pusing akan hal itu.

"Kenapa gak tanya ke Lio langsung aja?" Tanya Kean.

"Gatau." Dio juga bertanya-tanya alasannya. "Mangkanya gue tanya tadi, lo berantem sama Ziel? Jangan-jangan yang bikin muka lo kayak gitu Ziel?"

Lioner lagi-lagi diam. Justru karena dia terdiam, tidak membenarkan atau menyanggah, Dio jadi merasa yakin. "Masalah apa?"

"Tunggu-tunggu! Jadi Ziel yang mukulin lo? Serius? Tumben, biasanya dia paling ogah deh main otot." Kean melirik Lioner lalu memiringkan kepalanya, berpikir. "Azura, ya?"

"Lo suudzon mulu ke Azura! Kayaknya dia gak ada salah deh sama lo!" Jendar menatap Kean dengan tatapan tidak suka. Dibanding Lioner atau Aziel, menurut Jendar, Kean lah yang paling membenci Azura. Dia sering secara terang-terangan mengatakan hal buruk tentang Azura.

Dio tertawa. Melirik sebentar ke arah Kean lalu tertawa lagi. "Ya.. Azura gak salah sih, Kean aja yang baperan."

"Bangsat, lo!" Ingin sekali Kean menggaruk wajah tengil Dio. Sial sekali dia, mengapa dari sekian banyak orang, Dio lah yang mengetahui bahwa dia pernah menyukai Azura? Secara tidak sengaja, Dio pernah melihat foto-foto Azura di kamera miliknya. Sejak saat itu, dia mulai meledeknya setiap kali Kean memperlihatkan kebencian pada Azura, Dio menatapnya dengan wajah menyebalkan seolah mengolok-ngolok.

"Eh-Biru?" Ucapan Jendar sontak membuat ketiga temannya melihat ke arah pintu. Dan di sana ada Biru yang baru saja memasuki kelas seperti biasa, khas dengan wajah datar.

Anagapesis Where stories live. Discover now