2

198K 22.7K 1.8K
                                    

Hola👋

Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊

Setelah itu?

Selamat membaca😍

¤¤¤

Aziel hendak minum karena harus. Namun, isi gelasnya kosong. Mau tidak mau dia harus pergi ke dapur untuk mengisi air di gelasnya. Ketika turun dari tangga, Aziel dikejutkan dengan kedatangan Azura serta orang tuanya. Hampir saja gelas yang dia pegang jatuh saking terkejutnya.

Aziel buru-buru turun dan mendekati mereka. "Mamah-papah kenapa baru pulang sekarang? Aku telpon gak pernah diangkat."

Aziel memang bertanya pada orang tuanya, namun matanya memandangi Azura yang nampak berbeda dari biasanya. Apa ini karena mereka berdua tidak bertemu dua bulan lamanya? Jadi terasa berbeda, Azura nampak lebih pucat namun aura yang dia keluarkan dingin. Biasanya ketika pulang berlibur dia akan langsung memeluk Aziel karena rindu. Namun, saat ini Azura hanya diam acuh tak acuh.

"Mamah sibuk." Hanya itu jawaban ibunya. Ayahnya memandang Aziel datar lalu melangkah pergi.

Yang membuat Aziel sangat terkejut adalah Azura yang melewatinya tanpa melirik seolah dirinya tak pernah terlihat oleh mata. Ibunya mengikuti Azura dari belakang dengan sabar.

Aziel bingung dengan situasi ini. Kenapa tiba-tiba rumahnya terasa lebih dingin?

"Mamah kemana sih selama dua bulan ini?" Aziel berbalik. Melupakan niatnya mengambil minum lalu mengikuti langkah ibu dan adiknya.

Tak ada jawaban.

Saat sampai di kamar Azura, adiknya itu menoleh dan melemparkan tatapan tajam. "Pergi!"

Aziel melebarkan matanya. Tidak pernah sebelumnya Azura mengusir dirinya. Apalagi tatapan tajam itu, dia bukan Azura yang Ziel kenal.

"Pergi, Ziel!" Rosa-ibunya ikut menatap tajam dan mengusir Ziel.

Ada apa ini?

"PERGI!" Tiba-tiba Azura melempari Aziel dengan alat make up yang ada di atas meja rias gadis itu.

Rosa langsung memeluk Azura untuk menenangkan. Aziel yang belum mengerti situasi hanya membeku di tempat. Kenapa Azura menatapnya dengan raut penuh kebencian? Kenapa? Dia seolah kesurupan karena berteriak sambil melemparinya dengan barang-barang.

"PERGI! PERGI!"

Suara teriakan Azura nampaknya terdengar hingga ke lantai satu. Aeron-ayah si kembar langsung berlari menuju kamar putri bungsunya. Melihat Azura yang berteriak histeris sambil melempari Aziel dengan barang-barang yang dia temukan membuat Aeron menatap berang putranya itu. Aeron menarik kasar tubuh putranya agar menjauh dari kawasan milik Azura.

Aziel menahan tangan ayahnya saat mereka berdua sampai di tangga terakhir. "Azura kenapa?"

"Karena kamu." Jawab Aeron. Auranya menggelap, tatapan tajam dilayangkan, tangannya terkepal erat menahan emosi. "Mulai sekarang, jangan dekat-dekat dengan Zura. Di rumah ataupun di sekolah."

Setelah mengatakan itu, Aeron hendak pergi meninggalkan putranya namun, Aziel kembali menahan tangan ayahnya. "Kenapa aku? Sebenernya Azura kenapa?"

"KARENA KAMU! TIDAK BECUS MENJADI KAKAK, KARENA KAMU AZURA MENJADI SEPERTI ITU!" Aeron berteriak murka.

Wajah itu.. Sama seperti dua bulan yang lalu ketika ayahnya pulang ke rumah tiba-tiba dan langsung memukuli Aziel.

Flashback

Anagapesis Where stories live. Discover now