14

231 28 17
                                    

Selamat membaca.....


















Alvin kini berada diruang rawat Zea. Hanya berdua, karna kedua mertuanya juga orang tuanya harus kembali kerumah, dan kembali bekerja. Berhubung Alvin memilih bolos lagi, jadi mereka diminta Zea untuk bekerja saja.

Sebernya mereka juga tidak ingin, tapi karna paksaan Zea, akhirnya mereka mengalah dengan berangkat bekerja dan membiarkan posisi menjaga diganti oleh Alvin.

Aga dan Jinan juga masih harus sekolah. Jadi ya tidak bisa menjaga kakak mereka itu. Mungkin nanti pas pulang sekolah, mereka akan mengganti Alvin menjaga Zea.

Suasana awalnya memang canggung, namun Alvin berusaha keras menghilangkan kecanggungan itu dengan basa-basi. Beruntunglah suasana aneh itu akhirnya sirna.

"Gimana, hari-hari lo tanpa gue?" Tanya Zea tiba-tiba.

"Gak gimana-gimana. Biasa aja"

"Kirain, lo galau gitu. Atau apalah kaya kehilangan gue gitu"

"Kaga lah"

"Ya iyalah. Gue kan cuma istri hasil perjodohan. Ya gak ada galau-galauan dong. Yang ada malah enak kan, ka-"

"Apasih. Mending diem kalo gak tau" Belum Zea menyelesaikan ucapannya, Alvin sudah menyela terlebih dahulu dengan suara rendahnya.

Tubuh Zea menegang, kulitnya meremang kala mendengar suara rendah Alvin. Zea melirik sekilas kesamping, dimana Alvin duduk. Dan benar saja, kini Alvin menatapnya dalam.

"Iya. Maaf" Zea menunduk. Dia juga merasa terlalu banyak berbicara. Itupun pembahasannya tidak terlalu penting.

Alvin mengedikkan bahunya "Gue maafin. Ya walaupun sebenarnya lo kaga usah minta maaf"

Zea menolehkan kepalanya dengan gerakan cepat ke samping, menatap aneh Alvin. Gadis itu mengernyit tak suka.

"Apasih?" Tanyanya.

Sang pemuda hanya nyengir menampilkan deretan giginya. Membuat sang gadis mendengus keras.

"Aneh lo!" Sarkas Zea. Mendengar kata itu, Alvin dengan cepat memalingkan wajahnya, agar tak bertemu tatap dengan istri cantiknya.

"Lo kenapa sih Vin. Jangan buat tangan gue nyekek lo tiba-tiba ya!"

"Emang gue kenapa?" Bukanya menjawab, pemuda itu malah balik bertanya. Membuat Zea semakin ingin membunuh suaminya itu.

"Astaghfirulah, kenapa hamba harus nikah dengan manusia kaya gini sih ya Allah" setelah mengucapkan kalimat berupa keluhan itu, Zea merebahkan dirinya dengan kasar dan membelakangi Alvin dengan cepat.

Alvin tambah bingung, pemuda itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Gue kenapa ya?" Gumamnya lirih. Sangat lirih, tapi telinga tajam Zea dapat mendengar apa yang diucapkan suaminya.

Zea membalikkan tubuhnya dengan sekali hentak, membuat Alvin terkejut dengan gerakan tiba-tiba yang istrinya lakukan.

"Jangan kasar-kasar woy kalo gerak! Inget perut lo belum kering lukanya!" Alvin berseru kencang, menatap Zea dengan tajam.

Tanpa mengindahkan ucapan Alvin, Zea mengucapkan kalimat yang memang ingin ia ucapkan "Kata gue mah, lo aneh!" ucap Zea, lalu kembali membalikkan tubuhnya membelakangi Alvin.

Snow Home [Asahi X Winter]Where stories live. Discover now