8

249 24 6
                                    

Semuanya sudah berkumpul diruang tamu, hanya menunggu Zea, Alvin dan Jinan. Entah kenapa Jinan juga ikut-ikutan terlambat.

Alvin dan Jinan yang kebetulan bertemu didepan kamar Zea berjalan bersama dengan saling mengobrol. Mereka bergabung dengan keluarganya yang sudah menunggu.

"Zea mana Vin?" Tanya Daddy Sena karna memang hanya gadis itu yang belum datang.

"Masih siap-siap Dad" Semuanya mengangguk mendengar jawaban Alvin.

Belum beberapa menit Daddy menanyakan Zea, gadis itu sudah turun dari anak tangga menuju keluarganya. Mereka menatap Zea lalu setelahnya menatap Alvin, menatap Zea lagi. Begitu seterusnya hingga terdengar seruan dari anak bungsu Abinara.

"Wih couple nih ceritanya!" Seru Aga yang mengerti tatapan semua orang.

Alvin menatap bajunya, lalu menatap baju Zea. Lah iya, mereka kaya janjian pake hitam-hitam gini. Zea juga melakukan hal yang sama seperti Alvin. Meringis pelan saat menyadari kesamaan outfitnya dengan sang suami.

"Astaga kalian lucu banget sih!" Mommy Sila menatap gemas anak dan menantunya.

"Apasih Mom" Alvin memutar matanya malas.

"Diem deh! Yang kaya kulkas mana paham sama yang gemes-gemes!" Sarkas Mommy menatap nyalang anaknya.

Alvin mendengus keras. Jika melawan orang tua bukanlah dosa, maka pemuda itu akan dengan senang hati menjawab semua perkataan Mommy bahkan Daddynya.

Tidak melanjutkan acara berdebat yang tak akan kunjung selesai, mereka semua berangkat ketempat niat awal mereka jalan-jalan.

~~~

Sesampainya disana, mereka bersenang-senang kecuali sang pengantin baru. Padahal mereka kesini untuk merayakan pernikahan dua anak super dingin itu, tapi malah keluarganya yang keasikan bermain disemua wahana. Karna keluarga itu sudah pindah tujuan ke pameran. Jadilah para orang tua memainkan semua wahana.

Ke empat orang dewasa itu ditambah dua anak remaja seperti tengah mengulang masa kecil. Atau lebih tepatnya pas mereka kecil tidak pernah bermain seperti ini?

Zea dan Alvin yang sedari awal hanya mengikuti dan memilih duduk didekat wahana bermain saat keluarganya bermain hanya bisa menghela nafas lelah. Bagaimana tidak, keduanya seakan terlupakan.

"Ini kapan pulangnya" Gumam sang gadis sambil menatap layar ponselnya yang menunjukkan pukul 23.56 yang artinya sebentar lagi akan memasuki waktu tengah malam dan pasar malam akan segera tutup.

Alvin yang duduk disebelah gadis itu, menatap Zea yang tengah menunduk memperhatikan layar ponselnya, lalu menepuk pelan kepala yang lebih muda. Zea mendongak dan menatap Alvin dengan alis yang diangkat tanda bertanya.

"Kenapa?" Tanya Alvin yang mengerti tatapan dari Zea.

Zea kembali menunduk dengan bibir yang sedikit maju "Ngantuk" lirihnya. Entah kemana sifat dingin itu menghilang.

"Mau pulang duluan gak?"

Zea menatap penuh binar kearah sang suami, Alvin yang mendapat tatapan itu hanya bisa menahan gemas.

"Boleh?"

Alvin mengangguk "Gue izin dulu" pemuda itu bangkit menuju orang tua dan mertuanya yang berada disalah satu stand permainan memanah.

"Pa, Dad" panggilnya saat sudah tiba ditempat stand itu.

Kedua pria dewasa itu menoleh "Kenapa?" Tanyanya bersamaan. Sedangkan kedua ibu-ibu dan adik-adik mereka masih sibuk bermain.

"Aku sama Winka pulang duluan ya. Kasian Winka ngantuk katanya"

Mendengar ucapan pemuda didepannya, kedua orang tua itu saling lirik sebentar lalu mengangguk.

Snow Home [Asahi X Winter]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora