2

358 31 10
                                    

Saat keluarga Salim sudah sampai ditempat mereka akan makan malam bersama keluarga Abinara, mereka mendapati meja yang sudah dipesan itu masih kosong. Pertanda bahwa keluarga Abinara belum tiba.

Mereka memesan meja privasi yang letaknya di rooftop restoran itu. karna katanya, keluarga Abinara tidak ingin fans-fans gila Mommy Sila mengganggu acara mereka.

Tadi sebelum tiba di meja yang sudah dipesan itu, banyak pasang mata yang menatap kagum kearah Jinan dan Zea.

Mata mereka menatap penuh binar, seakan yang mereka tatap adalah pemeran utama dalam sebuah film. Karna memang tidak bisa dipungkiri, penampilan kedua anak Papa dan Mama itu seperti pangeran dan putri dari negeri dongeng.

Ditambah lagi, mimik wajah yang keduanya tampilkan menambah kesan fiksi yang indah. Padahal hanya wajah super flat milik keduanya, apanya yang indah.

Keluarga Salim memilih duduk terlebih dahulu, mengabaikan berbagai decakan kagum yang tertuju untuk kedua anak yang hanya diam dengan ekspresi andalannya.

Baru saja mereka duduk, keluarga Abinara tiba-tiba muncul dari balik lift. Keluarga Salim kembali berdiri untuk menyambut kedatangan keluarga sahabatnya.

Papa dan Mama sudah menampilkan senyum terbaiknya, tak terkecuali Jinan. Pemuda itu ikut tersenyum karna sahabatnya sudah ada didepan mata.  Hanya satu orang yang tidak memberikan senyuman. Ya siapa lagi kalau bukan Zea.

"Assalamualaikum kak Beri" ucap Daddy Sena sambil bertos ala bapak-bapak dengan Papa Beri.

"Waalaikumussalam" jawab semua orang yang ada dimeja itu.

Mama Triya dan Mommy Sila sudah cipika cipiki seperti kaum emak-emak pada umumnya.

"Lama tidak berjumpa sahabatku" ucap Aga dramatis, sedangkan Jinan hanya menghela nafas lelah dengan tingkah aneh sahabatnya, padahal tadi sudah bertemu disekolah. Ya beginilah kedua pemuda yang dikenal dingin itu jika sudah bersama. Konyol.

"Alay banget anak gua, maaf ya kak dia emang rada sinting!" Daddy Sena maraup wajah anaknya dengan tangan besarnya.

"Daddy ih, udah ganteng-ganteng malah dirusak! Nanti ga ada yang mau lagi sama Aga" pemuda itu mengerucutkan bibirnya kesal. Sangat berbeda dengan sosok Aga yang disekolah.

Semua tertawa, mengabaikan kedua muda mudi yang yang hanya berdiri diam disamping meja.

Zea menatap mata kelam milik Alvin, gadis itu tengah mengagumi wajah tampan Alvin.

Alvin juga menyelami mata indah sang gadis. Cantik batinnya.

Mereka berdua masih bertatapan tapi dengan tatapan mata yang sama-sama datar. Tidak ada yang bisa membaca tatapan mata keduanya. Zea dan Alvin pintar menutupi perasaan kagum itu dengan mimik wajah yang memang sudah menjadi ciri khas mereka.

Tanpa keduanya sadari, keluarga mereka sudah duduk dan memilih menyaksikan acara tatap-tatapan yang masih berlangsung itu.

"Hooaammm" Zea yang mendengar suara itu memilih memutuskan pandangan lebih dulu ternyata itu suara Jinan yang pura-pura menguap sambil menutup mulutnya.

"Ngantuk banget cuy, masih lama apa ya film nya?" Aga juga ikutan menguap.

Sementara kedua ibu-ibu disana menatap tajam dua pemuda yang sudah menghancurkan suasana yang menurut mereka romantis.

Plak

Papa Beri dan Daddy Sena meringis melihat Aga yang terkena tampolan maut sang Mommy.

"Udah seru-seru suasananya malah kamu rusak. Kenapa ga diem aja sih Aga!" Ucap Mommy Sila kesal "Apa, mau ngomong lagi?! Sini Mommy cincang aja mulut kamu!" lanjutnya saat Aga akan membela diri.

Snow Home [Asahi X Winter]Where stories live. Discover now