10

259 27 37
                                    

Selamat membaca...
Typo dimana-mana tolong dimaklumi
Jangan lupa tinggalkan jejak























Semenjak kejadian disupermarket lalu, hubungan Alvin dan Zea jadi semakin dekat. Entah karna memang Zea yang tak ingin suaminya berpaling, atau malah Alvin yang tidak mau Zea menjauh hanya karna gadis pengganggu yang datang kembali dihidupnya, kita tidak tau.

Atau memang karna Ganeet yang mulai mengganggu ketenangan mereka dan membuat mereka jadi waspada Entahlah.

Ganeet tidak main-main dengan ucapannya. Gadis itu bahkan sudah mengetahui sekolah Alvin dan selalu datang untuk menunggu Alvin saat pulang sekolah.

Gadis itu juga bahkan selalu memaksa untuk pulang bersama Alvin. Tapi pemuda itu menolaknya dengan keras.

Zea geram, ingin sekali rasanya Zea mencakar wajah cantik yang sayangnya sangat murahan itu. Kenapa Ganeet sangat tidak memiliki harga diri. Zea benci gadis itu. Bahkan nama Ganeet sudah masuk list daftar hitam dalam kamus kebencian Zea.

Sekarang saatnya jam pulang sekolah. Seperti biasa Zea menunggu suaminya di pos satpam yang tersedia disekolah itu. Zea menunggu sambil bermain ponsel.

Terlalu fokus dengan ponselnya, gadis itu tidak menyadari kehadiran seseorang yang sudah dari awal mengintainya.

Sret

Bugh

Bugh

Zea menyeringai saat melihat seorang pria dewasa dihadapannya yang sudah berguling-guling sambil memegang bagian selatannya yang sakit. Mungkin.

Pria itu hendak membius Zea menggunakan sapu tangan yang sudah pria itu berikan obat bius. Tapi dengan ketangkasannya Zea berhasil menendang bagian vital pria itu dua kali.

Sedangkan seseorang yang sudah menunggu didalam mobil semakin marah. Dia keluar dari dalam mobil lalu melangkah lebar menuju Zea yang kini tengah menatap remeh kearah pria yang ia perintahkan menculik gadis itu.

Orang itu berdiri dihadapan Zea. Dapat ia lihat pandangan Zea berubah dingin.

Zea yang mendapati seseorang lagi tengah berdiri dihadapannya hanya bisa mengepalkan tangannya dengan kuat, hingga kuku-kukunya memutih.

"Lo ikut gue. Atau gue seret lo pake tangan gue" ucap orang itu dengan mata yang penuh dengan kilatan amarah.

"Gak sudi!"

"Ikut atau gue seret!" Ulangnya dengan sedikit bentakan. Namun Zea tak gentar sedikitpun.

Gadis itu maju lebih dekat dengan tatapan mata yang semakin dingin dan menajam. Membuat sang lawan mundur dengan langkah yang sedikit gemetar.

Zea mencengkeram bahu seseorang dihapannya dengan kasar "Gue gak pernah ada masalah sama lo Ganeet. Jadi jangan pernah lo ganggu gue" cengkraman dibahu itu semakin kencang, pertanda bahwa Zea benar-benar marah.

"Gue benci sama lo. Karna lo udah ngambil Alvin dari gue. Jadi gue minta, lo menjauh dari Alvin dan biarkan Alvin jadi milik gue!" Ganeet benar-benar gila. Seakan tidak takut gadis itu mengabaikan bahunya yang sakit, menunjuk kearah wajah Zea dengan kurang ajar.

"Kalo mimpi jangan ketinggian. Gue tau, lo sama Alvin gak pernah ada hubungan apapun. Lo yang terlalu terobsesi sampe dengan rela menjatuhkan harga diri lo sebagai wanita. Lo rela harga diri lo hilang dengan ngejar-ngejar Alvin yang sudah dengan telak nolak lo mentah-mentah. Gue yang sama-sama wanita jadi ikut malu. Sadar, harga diri wanita lebih tinggi dari apapun" Zea menatap remeh Ganeet yang tengah membeku

Snow Home [Asahi X Winter]Where stories live. Discover now