13

244 22 6
                                    

Selamat membaca....
Jangan lupa tinggalkan jejak
Typo bertebaran, tolong dimaklumi



















Alvin mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan penuh. Jantungnya berdebar semakin cepat, saat keinginan untuk segera tiba ditempat tujuannya semakin membuncah.

Tepat dilampu merah, Alvin tetap melajukan sepeda motornya tanpa mau menunggu bergantinya lampu menjadi hijau.

Bola matanya membesar kala melihat seorang nenek menyebrang jalan, Alvin mencoba menghindar untuk tidak menabrak nenek itu dengan membanting setir kearah trotoar.

Brak

Kecelakaan tunggal pun tidak dapat dihindari, Alvin berhasil tidak menabrak nenek itu. Tapi dirinya yang terluka akibat tidak mematuhi rambu lalu lintas. Salahkan keterburuannya untuk segera tiba ditempat tujuannya.

Alvin dengan susah payah berdiri, dibantu beberapa orang yang masih perduli terhadap dirinya. Pemuda itu berjalan kearah nenek yang tadi hampir ditabraknya.

Nenek itu sudah menyebrang, dan sekarang berdiri ditrotoar yang sama dengan Alvin. Nenek itu juga sudah diberikan air minum oleh orang-orang yang menyaksikan insiden tadi.

"Nek, saya minta maaf ya. Saya tadi terlalu buru-buru, nenek ada yang luka? Kalo ada saya akan tanggung jawab nek" ucapnya panjang lebar, bahkan pemuda itu berlutut dibawah nenek itu.

Semua orang yang berada disana, menatap Alvin kagum, ternyata masih ada pemuda yang mau merendah karna kesalahannya pikir mereka. Orang-orang juga tidak ada yang menghubungi polisi karna permintaan sang nenek.

Nenek itu terkejut atas perlakuan Alvin "Eh! Nak tidak perlu meminta maaf. Kan kamu yang terluka, sudah tidak apa-apa. Nenek baik-baik saja, ayo sekarang kamu berdiri. Katanya tadi terburu-buru" beliau membantu Alvin berdiri.

"Terimakasih nek. Kalo gitu saya duluan ya nek, sekali lagi maafkan saya. Saya sangat buru-buru" Alvin tersenyum lalu mencium tangan nenek itu sebagai bentuk sopan santu terhadap yang lebih tua.

Pemuda itu juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada orang-orang yang membantunya. Beruntung sepeda motornya hanya lecet sedikit, jadi Alvin masih bisa menggunakannya.

Dengan beberapa luka yang pemuda itu dapat, Alvin tetap menjalankan sepeda motornya. Tujuannya saat ini terlalu penting.

~~~

Alvin berlarian dikoridor rumah sakit mengabaikan lukanya yang masih terlalu basah untuk dibawa berlari seperti ini. Juga mengabaikan orang-orang yang terusik karna perilakunya.

Nafasnya tak beraturan. Dari awal memang tujuannya adalah rumah sakit. Alvin tadi mendapat kabar dari mama, bahwa jantung Zea berhenti berdetak.

Alvin yang mendengar kabar itu, tanpa memunggu jam pulang sekolah langsung berangkat menuju rumah sakit. Berhubung ujian kelulusan sudah selesai dua hari yang lalu, jadi tidak apa-apa kan kalo Alvin bolos hari ini.

Sudah seminggu Zea koma, dan hari ini dia mendapat kabar menyakitkan seperti itu. Alvin kalut, pikirannya membayangkan banyak hal. Netranya memerah menahan tangis yang sudah ia tahan sedari tadi.

Bagaimana kalau Zea meninggalkannya, bagaimana kalau Zea berakhir menyerah. Dan masih banyak berbagai macam bagaimana yang Alvin bayangkan.

Snow Home [Asahi X Winter]Where stories live. Discover now