11

245 24 12
                                    

Selamat membaca.....
Typo dimana-mana harap dimaklumi
Jangan lupa jejaknya ditinggal lebih banyak

















Hari ini Alvin akan berangkat menuju kesekolah sendiri. Kelas Zea diliburkan karna kelas XII sudah memasuki ujian kelulusan. Maka dari itu kelas XI & X diliburkan selama 5 hari kedepan.

Sedari tadi Alvin sudah sibuk kesana kesini untuk mempersiapkan segalanya. Dibantu Zea yang mengikuti dari belakang seperti anak ayam.

Semalam juga Alvin belajar sampai jam menunjukan pukul 00.26. Semoga saja berkat usaha dan doanya Alvin bisa lulus walaupun bukan dengan nilai terbaik.

Kabar pernikahan mereka masih baik-baik saja selama sebulan ini dan semenjak kejadian Zea yang akan diculik oleh Ganeet satu bulan yang lalu, selama Alvin menjalani les tambahan, ia tidak mengizinkan Zea menunggunya. Alvin selalu memesankan ojek online untuk istrinya saat sudah jam pulang sekolah.

Untuk saat ini, gadis gila itu masih belum ada tanda-tanda untuk mengganggu Zea dan Alvin. Ya semoga saja Ganeet memilih menyerah dan sadar bahwa dirinya tidak pantas merendah hanya karna seorang laki-laki.

"Aduh gimana ya Win. Gue deg degan parah" Ucapan Alvin membuat langkah Zea yang akan mengambil dasi suaminya terhenti.

Zea berbalik menatap Alvin yang duduk disofa sambil memegang buku "Kenapa?" Tanya gadis itu kemudian. Dilihatnya Alvin yang menatap kearahnya juga.

"Gue takut gak lulus" Alvin menunduk. Membuat hati nurani Zea sedikit iba melihatnya.

Berjalan kearah sang suami lalu duduk disebelahnya. Zea memeluk Alvin, mengusap punggung itu pelan. Membuat sang pemuda menegang karna perlakuan tiba-tiba dari istrinya.

"Lo tenang aja. Karna usaha tidak akan menghianati hasil. Iya kan?" Melepas pelukan itu, lalu mengelus rahang tegas suaminya.

Alvin menangguk kaku "Bismillah aja Vin. Kalo lo lulus apalagi dapet nilai terbaik, semua permintaan lo akan gue kabulin!" Lanjut sang gadis dengan antusiasnya.

Alvin tersenyum licik mendengar tantangan Zea "Yakin?" Pemuda itu menaik turunkan alisnya, dan selanjutnya yang pemuda itu dapatkan adalah anggukan keras dari kepala Zea.

"Oke. Gue usahain dapet yang terbaik. Lo juga gak boleh ingkar janji sama ucapan lo itu" Alvin tersenyum remeh.

"Gue gak suka ingkar janji. Lo bisa pastiin nanti pas udah dapet nilai terbaik"

Alvin mengangguk lalu setelanya berdiri hendak berangkat kesekolah.

"Eits tunggu dulu. Lo belom pake dasi ya nyet" Zea menahan tangan Alvin. Pemuda itu baru ingat bahwa tadi Zea sempat akan mengambilkannya dasi. Tapi ada satu kata yang membuatnya tersinggung.

"Udah berani ya sekarang manggil gue nyet" Alvin menatap garang kearah Zea yang tengah memakaikannya dasi.

Zea mengedikkan bahunya acuh "Kenapa harus takut" ucapnya. Lalu menepuk dua kali dada Alvin, pertanda kegiatan memakaikan dasi itu sudah selesai "Gih berangkat. Nanti lo telat lagi" Zea mendorong badan Alvin.

Mereka tadi sudah sarapan, jadi tinggal berangkat aja. Sampainya didepan pintu utama, Alvin tidak langsung berangkat. Pemuda itu menyempatkan mengecup kening Zea sebentar lalu berjalan kearah sepeda motornya.

Snow Home [Asahi X Winter]Where stories live. Discover now