6

229 26 19
                                    

Keduanya berjalan beriringan menuju rumah sakit. Tanpa adanya percakapan. Namun dengan tangan yang saling bertautan. Percayalah, Zea didalam hatinya tersenyum atas perlakuan Alvin.

Mereka sampai dirumah sakit. Saat mereka melangkah masuk kedalam ruang rawat inap Daddy Sena, semua yang ada disana menatap mereka dengan tatapan yang berbeda-beda.

Walaupun orang kaya, Daddy Sena tidak mau ditempatkan di kamar VVIP seperti orang kaya kebanyakan.

"Lama amat bang jemput kak Zea nya?" Aga jadi orang pertama yang bertanya. Karna dia sendiri juga sudah lelah berada dirumah sakit ini.

Namun Alvin tak menjawab, pemuda itu lebih memilih melangkah kearah brankar Daddynya. Dilihatnya sang Daddy yang masih terlelap. Sepertinya.

Saat Alvin hendak berbalik, suara Daddy Sena yang memanggil membuatnya menghentikan langkah kakinya.

"Kenapa Dad?" Tanya pemuda itu sambil menatap lembut sang Daddy.

"Gimana?"

Alvin tersenyum, kemudian matanya menatap kearah Zea yang masih setia menatapnya.

"Iya Dad, Winka mau nikah sama Alvin besok"

Maka dengan itu, Daddy Sena tersenyum kemenangan. Beliau menatap sang istri disampingnya. Tanpa Alvin dan Zea sadari, Mommy Sila lagi-lagi menampilkan smirknya.

"YES!" Papa Beri berseru tiba-tiba. Zea dan Alvin menatap Papa Beri aneh yang dibalas dengan senyum manis yang dimata Alvin Zea semakin aneh.

"Tapi tunggu deh. Bang Alvin kenapa manggil kak Zea tuh Winka?" Jinan yang baru sadar panggilan Alvin kepada kakaknya itu lantas bertanya. Dan entah kenapa pemuda itu juga ikutan memanggil Alvin abang. Padahal awalnya memanggil kakak dari sahabatnya itu dengan sebutan kakak sama seperti panggilannya ke Zea.

"Karna gue suka"

"Terus abang tau dari mana, nama panjang kak Zea?" Aga turut bertanya. Pertanyaan yang sedari tadi bersarang dikepala Zea, akhirnya terwakilkan.

"Kan Mommy yang selalu nyebutin nama Winka serta nama panjangnya. Seakan yang anak kandungnya tuh Winka bukan kita" Ucap Alvin. Zea menatap Mommy Sila yang tersenyum kearahnya namun jangan kalian pikir Zea akan balas tersenyum. Itu tidak benar. Gadis itu tetap dengan ekspresi datarnya sejak tiba diruangan ini.

"Iya juga ya" Ucap Aga lesu.

"Mendingan Alvin sama Zea pulang dulu ya. Kalian bersih-bersih dulu, setelah itu sholat, makan. Baru balik lagi kesini" Perintah Mama Triya.

"Bener tuh kata Mama. Alvin anterin Zea ya, nanti kamu pulang kerumah Zea aja" Mommy Sila ikut berbicara.

"Engga usah. Aku pulang kerumah aja" Ucap Alvin.

"Alvin!" Ucapan tegas itu berasal dari sang Daddy.

"Iya iyaa, aku pulang kerumah Winka" Setelahnya pemuda itu beranjak dengan menarik tangan Zea. Meninggalkan seluruh keluarganya yang bersorak penuh kemenangan didalam ruangan itu. Kecuali Jinan dan Aga yang terlampau lelah dengan rencana keluarga gilanya itu.

Bahkan Daddy Sena sudah mencak-mencak seperti anak kecil yang senang karna dibelikan permen yupi. Rencana mereka berhasil, tinggal menunggu besok, baru semuanya selesai.

Sebenarnya Daddy Sena tidak sakit, beliau sangat sehat sekali. Ini hanya rencana keluarga Abinara dan juga keluarga Salim agar sang anak sulung mau dijodohkan.

Aga dan Jinan yang ikut terseret pun hanya pasrah. Awalnya mereka menolak, tapi saat segala ancaman yang orang tuanya berikan mereka menyetujui.

Besok adalah puncaknya, besok kedua manusia dingin itu akan menikah. Dan tugas kedua orang tuanya selesai. Akhirnya.

Snow Home [Asahi X Winter]Where stories live. Discover now