Part 1

2.4K 204 9
                                    

Di sebuah rumah sakit yang terkenal di Seoul ada sepasang suami istri yang sedang duduk di kursi ruang rawat seorang anak bayi berusia satu tahun. Wanita itu menggenggam tangan mungil anaknya yang koma sudah dua bulan karena terjatuh dari tangga rumah saat di tinggal bersama pembantu karena kedua nya bekerja, luka yang di alami sang bayi begitu parah mengalami geger otak serta bertahan hidup hanya satu persen saja tentu membuat orang tua bayi itu serta keluarga besar nya kaget.

"Sayang bangun hiks,, jangan tinggalin Mommy hiks" gumam wanita yang berusia 26 tahun, air mata tidak berhenti mengalir membasahi wajah cantik nya

"Eonnie, sabar ya" gadis remaja berusia 17 tahun mengusap punggung eonnie nya lembut

Mereka memandang bayi kecil yang masih memejamkan mata dan belum ada perkembangan serta perubahan sama sekali malah sebaliknya sering drop, mereka takut jika kehilangan cucu keluarga Kim.

Dokter masuk ke dalam ruang rawat lalu menghela nafas sejenak sebelum membuka suara, dia merasa prihatin terhadap pasangan suami istri itu.

"Maaf tuan, nyonya, kami sudah berusaha semampu dan sekuat kami untuk menyembuhkan cucu anda, setelah dua bulan tidak ada perubahan sama sekali jadi saya ingin memberikan saran agar tuan dan nyonya untuk mengikhlaskan kepergian cucu anda, apa anda tidak kasihan melihat cucu anda yang tersiksa karena alat alat medis itu?" dokter tersebut menatap mereka

Mereka terdiam bungkam dengan perkataan dokter, wanita yang sebagai Mommy dari sang bayi hanya bisa menangis, dia sangat merasakan sakit dan sesak melihat jarum jarum yang menembus kulit mungil anaknya.

"Aku gak mau kehilangan anak ku hiks, tapi aku juga tidak ingin melihat putri ku tersiksa hiks" tangis wanita itu semakin terdengar membuat sang suami memeluk dan menenangkan istrinya

Mereka menangis terisak, rasa sakit begitu menghantam perasaan nya, apakah mereka tidak di izinkan untuk lebih lama bersama si bayi mungil itu.

"Kita harus ikhlas dan membiarkan Ruby pergi walau pun berat rasanya harus dilakukan Nak, kasihan cucu Appa, yang tersiksa jika di biarkan seperti itu" kata Appa Kim dengan mata berkaca kaca menahan tangis

"Nee Appa, dokter lakukan lah, kami akan ikhlas meski berat" ujar pria yang berstatus sebagai suami dari wanita tadi

Dokter dengan berat hati dan prihatin berjalan mendekati brankar bayi kecil itu yang terpasang banyak jarum infus di tubuh nya.

Satu persatu selang infus di lepaskan membuat wanita itu menangis tak kuasa menahan rasa sakit dan sedih akan kehilangan anak nya.

"Jangan pergi hiks sayang, maafkan Mommy tidak menjaga mu hiks" tangis nya

"Ikhlas kan sayang" suami nya memeluk tubuh istrinya erat

Hanya terdengar suara tangis dari mereka yang memandang dengan nanar satu persatu selang infus di lepas.

Bip bip bip

Terdengar bunyi mesin monitor yang kembali normal bersamaan dengan mata mungil terbuka perlahan lahan membuat dokter beserta suster kembali memasang selang infus di tubuh bayi itu. Mereka menatap tidak percaya melihat di depan mata bayi mungil itu kembali membuka mata setelah dua bulan koma.

"Bayi nya sadar dokter" pekik salah satu suster

"Hiks huaaa" tangis bayi kecil tersebut

Wanita itu langsung mendekati anak nya dengan air mata mengalir.

"Sayang, Momy disini hiks" dia mengelus pipi anak nya yang langsung diam

Cup cup

Dia mencium wajah anak nya dengan perasaan bahagia, air mata mengalir terus.

THE SOUL MOVES (End) Where stories live. Discover now