prolog

4.6K 235 11
                                    

Brakk

Suara pintu yang di tutup dengan kasar membuat wanita paruh baya memijit pelipis nya pusing melihat kelakuan anak tunggal nya yang sulit di atur, bahkan keras kepala sekali.

Semenjak kematian Appa nya dua tahun lalu membuat putri satu satu nya berubah menjadi keras kepala dan egois, membuat wanita itu merasa sedih dan terluka.

Dia berjalan menuju kamar dengan perasaan yang begitu sakit dan hancur, merasa dirinya belum bisa menjadi Eomma yang baik untuk putri tunggal nya, sampai di kamar dia menutup pintu lalu mengambil foto almarhum suami nya, duduk di tepi kasur.

"Taeyang-ah, maafkan aku belum bisa menjadi Eomma yang baik untuk putri kita hiks, aku merasa gagal menjadi seorang Eomma, semenjak kepergian mu, Chaeyoung berubah dratis, sangat sulit di atur dan keras kepala hiks, seandainya saja kau tidak meninggalkan kami mungkin Chaeyoung tidak akan seperti ini hiks" monolog nya sambil menangis mengusap foto Taeyang

"Apa yang harus aku lakukan Taeyang hiks? Ini sangat menyakitkan bagi ku hiks" Park Sandara menangis memegang dada nya yang begitu menyesak kan karena perlakuan anak nya

Dara menangis menekan dada yang terasa menyesakkan hingga dia merasa lelah dan tertidur dengan memeluk foto suami nya.

####

Gadis remaja itu duduk di rooftop sekolah untuk kesekian kalinya dia memilih bolos belajar, gadis itu masih kelas satu SMA Internasional School. Dia tergolong sangat pintar dan mempunyai otak yang jenius namun dia sering bolos bahkan sering telat datang kesekolah membuat para guru sudah lelah melihat sikap murid yang satu itu.

"Appa, aku rindu, kenapa Appa meninggalkanku bersama Eomma" gumam nya memejamkan mata

Tanpa sadar air mata keluar dari sudut mata nya semakin lama air mata mengalir deras suara tangisan tertahan dari bibir gadis jangkung itu. Hati nya sangat sakit kehilangan Appa nya sehingga membuat sikap nya berubah 180 derjat.

Jauh di lubuk hati nya dia juga merasa bersalah terhadap sang Eomma yang selalu mendapatkan perkataan dingin dan menyakiti hati Eomma nya.

"Mianhae Eomma hiks,, jeongmal mianhae hiks" ucapnya menangis terisak

Sebuah pelukan hangat dia rasakan membuat tangis yang di tahan akhirnya lepas, orang itu hanya mengusap punggung sahabatnya. Dia tahu betapa berat nya kehilangan orang yang paling dekat dan paling disayangi oleh sahabatnya.

Setelah setengah jam akhirnya gadis itu berhenti menangis walau masih ada air mata yang mengalir serta isak kan pelan namun membuat dadanya terasa lebih lega.

"Gomawo Chanyeol-yaa" lirih nya menatap lelaki yang memeluk tubuh nya

"Sudah lebih baik, ini minum lah" kata lelaki bernama Park Chanyeol memberikan botol aqua pada gadis itu

Sejenak hanya ada keheningan dan ketenangan, gadis itu meminum air sampai menghela nafas berat, Chanyeol hanya memandang sahabat kecil nya semenjak mereka masih berusia dua tahun.  Kini usia mereka sudah 17 tahun, begitu lama persahabatan mereka, Chanyeol sudah tahu tentang kehidupan keluarga gadis itu begitu juga sebaliknya.

Perasaan suka dan tertarik pada gadis itu sudah lama dia pendam namun tidak pernah dia ungkapkan karena dirinya tidak ingin merusak persahabatan yang terjalin sejak kecil  hanya sebuah hubungan percintaan, dia lebih nyaman seperti ini, kalo pun gadis itu menikah atau mencintai yang lain, dia akan tetap disisi gadis itu, menjadi sahabat yang selalu ada.

THE SOUL MOVES (End) Where stories live. Discover now