Chapter 14

145 80 59
                                    

Bukan seperti musim dingin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bukan seperti musim dingin. Hanya saja tidak terlalu hangat seperti musim semi. Tidak juga menyengat saat musim panas. Aku hanya tidak paham dengan apa yang aku rasakan. Karena aku tidak pernah merasakan apa itu cinta.
.
.
.
.
.

Warning!! Rating PG-17!!
pembaca diharap bijak

Jam di layar ponsel masih menunjukkan pukul sembilan pagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jam di layar ponsel masih menunjukkan pukul sembilan pagi. Namun Jieun sudah siap dengan setelan favoritnya. Celana jeans hitam dipadukan dengan kemeja flannel bermotif kotak-kotak cream dan coklat susu yang membalut kaos hitam polos di dalamnya.

Jieun berdiri di depan gedung Hanyang University Art Theater, menunggu datangnya Kim Minjeong. Hari ini mereka harus menonton pertunjukan dari mahasiswa departemen seni teater yang akan membawakan sebuah kisah mengenai filsafat abad pertengahan.

Keduanya mengambil mata kuliah yang sama, yaitu sejarah filsafat abad pertengahan. Dosen mewajibkan mahasiswa departemen sejarah dan filsafat yang mengambil mata kuliah yang diampu olehnya untuk menonton pertunjukan ini.

Kemudian mereka akan mengerjakan laporan yang telah ditugaskan. Sedangkan mahasiswa departemen seni teater akan mendapatkan nilai dari pertunjukan yang digelar dengan penonton yang ramai. Sungguh sebuah simbiosis mutualisme.

Setelah hampir 20 menit menunggu, akhirnya Jieun melihat Minjeong datang dengan rambut pirang panjang yang diikat ponytail, membuat wajah kecilnya semakin terlihat cantik. Atasan kemeja ruffle berwarna baby pink dan rok rempel putih pendek membuat tubuhnya terlihat sangat imut.

Minjeong menjadi salah satu wanita yang banyak dibicarakan oleh para mahasiswa karena wajahnya yang cantik dan tubuh mungilnya. Namun dia tetap tidak tertarik kepada siapapun kecuali Na Jaemin. Sungguh contoh nyata dari budak cinta yang sebenarnya.

"Eoniiiiii!!! Sudah lama menunggu?" Minjeong berlari kecil ke arah Jieun sambil sedikit berteriak. Mengundang atensi beberapa mahasiswa yang sedang lewat ataupun menunggu seseorang. Sungguh memalukan.

"Hampir saja aku membuat ramyeon di sini untuk mengisi waktu." Jieun mengedikkan bahunya.

"Hehehehe. Itu sebuah sarkasme, kan?" Minjeong hanya tertawa memperlihatkan deretan giginya menanggapi Jieun.

Forgetting Summer - Lee Taeyong || Lee JenoWhere stories live. Discover now