Chapter 2

173 98 61
                                    

Musim panas melembutkan garis yang ditunjukkan oleh musim dingin yang kejam

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Musim panas melembutkan garis yang ditunjukkan oleh musim dingin yang kejam.
.
.
.
.
.

Jieun menatap hampir lima menit pintu hitam besar dengan layar smart lock di bagian knop yang kini ada tepat di depan matanya

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.


Jieun menatap hampir lima menit pintu hitam besar dengan layar smart lock di bagian knop yang kini ada tepat di depan matanya. Dia satu kali salah memasukkan password. Takut mengulang kembali kesalahan, Jieun hanya diam terpaku sambil tetap menahan beban tubuh lelaki asing ini.

Oh, tentu saja dia sudah mencoba menyadarkan lelaki ini tetapi hasilnya nihil. Dia malah meracau tak tentu, mungkin karena demamnya yang terlampau tinggi. Sungguh, Jieun takut alarm di pintu ini berbunyi dan membuat kegaduhan di seluruh gedung apartemen. Atau security akan datang karena cctv yang mengarah ke depan pintu unit ini pasti telah menunjukkan sosoknya yang tengah mencoba masuk dengan sangat mencurigakan.

Tangan Jieun kembali menepuk pelan pipi lelaki asing ini. "Hei, kumohon bangunlah sebentar saja. Aku tidak tahu berapa password nya. Dan aku sangat takut jika harus bermasalah di komplek apartemen elit seperti ini."

"....."

"Aish, ayolah." kali ini Jieun menepuk dengan agak keras. Nampaknya berhasil.

"0000." Lelaki ini bergumam sangat pelan sekali.

"Hah? Kata sandi macam apa itu? Sangat riskan sekali." gerutu Jieun sambil menekan angka nol sebanyak empat kali di layar smart lock.

Terdengar bunyi 'bip' pelan saat pintu terbuka dan lampu di dekat pintu masuk otomatis menyala. Jieun memapah lelaki ini masuk ke dalam unit dan merebahkannya di sofa panjang ruang tengah. Menatap intens lelaki asing di depannya yang masih tidak bergeming.

'Oke, sekarang apa yang harus aku lakukan?' Jieun bergumam pelan.

Tidak mungkin Jieun tinggalkan dia begitu saja dalam kondisi seperti ini. Namun Jieun benar-benar bingung harus melakukan apa. Dia tidak pernah masuk ke dalam apartemen lelaki manapun- selain Jeno tentu. Dan rasanya sangat canggung sekali di sini.

'Ah, mungkin aku harus membuka masker dan hoodie nya saja agar dia bisa bernapas dengan lebih leluasa.'

Jieun membuka masker hitam yang digunakan oleh lelaki itu secara perlahan, takut mengusik tidurnya. Terlihat wajah yang Jieun rasa begitu familiar, namun Jieun lupa pernah melihatnya dimana. Wajah yang terlihat begitu pucat, mata yang terkadang mengernyit namun dengan kelopaknya yang tetap tertutup, juga terdengar samar deru napas tidak beraturan yang keluar dari mulutnya. Orang ini benar-benar terlihat sakit.

Forgetting Summer - Lee Taeyong || Lee JenoDove le storie prendono vita. Scoprilo ora