Chapter 13

138 84 62
                                    

Aku mengagumi musim gugur karena bisa membuat semua daun lepas dari tangkainya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku mengagumi musim gugur karena bisa membuat semua daun lepas dari tangkainya. Namun aku membencinya karena musim gugur adalah waktu di mana aku melepasmu pergi.
.
.
.
.
.

Tidak ada obrolan apapun yang terjadi di antara Jeno dan Jieun selama perjalanan menuju rumah sakit pusat kanker. Sungguh sebuah atmosfer perdana yang dirasakan oleh keduanya. Biasanya Jieun tak henti mengoceh tentang semua hal, bahkan perkara hal yang remeh. Sedangkan Jeno selalu tertawa mendengar semua cuitan dari sahabatnya.

Kali ini keduanya hanya terdiam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Jeno hanya fokus melihat ke depan dengan tangan yang tetap di atas kemudi. Sedangkan Jieun hanya menatap langit senja kota Seoul dari jendela.

Sesekali Jeno melirik ke arah Jieun yang membelakanginya. Rambutnya yang terikat tidak begitu rapi membuat beberapa helai terjatuh di tengkuknya.

Saat mobilnya berhenti di lampu lalu lintas yang berwarna merah, Jeno meraih ikat rambut yang digunakan oleh Jieun, membuat rambut hitam Jieun tergerai di bahunya. Lalu Jeno melempar ikat rambut Jieun ke atas dashboard mobil.

Jieun refleks menolehkan wajahnya ke samping. Kaget dengan apa yang Jeno lakukan.

"Jangan biarkan laki-laki lain melihat tengkukmu." ujar Jeno yang kini kembali melihat ke arah jalan di depan.

"Kenapa?"

"Tidak apa-apa. Akan bermasalah nantinya."

"Aku tidak mengerti." ucap Jieun sambil merapikan rambut dengan jarinya.

"Pokoknya jangan lakukan, oke." Jeno melirik ke arah Jieun dan tersenyum.

"Arraseo. Akan aku ingat." Jieun mulai berani melihat ke arah Jeno. "Jeno-ah, maafkan aku."

"Maaf untuk apa?"

"Aku tahu kau sebenarnya marah padaku. Beberapa kali kau terlihat menahan emosimu."

"Sejujurnya kau harus meminta maaf pada Jae hyung. Jika dia tahu adiknya melakukan hal ini, aku juga pasti akan terkena dampak dari amukannya. Kau tahu sendiri seperti apa kakakmu itu ketika sedang marah."

"Maka dari itu jangan bilang apapun pada oppa."

"Tahun depan dia lulus dan pulang. Dia akan tahu sendiri jika kau masih melakukan ini dengan Taeyong hyung." ujar Jeno sambil memutar persneling dan memutar kemudi sehingga mobilnya masuk ke area rumah sakit.

"Akan aku pastikan kepura-puraan ini selesai sebelum oppa pulang."

"Berjanjilah kau akan melakukan itu, Jieun-ah."

"Mmm. Aku janji." Jieun tersenyum lebar dan mengangguk yakin.

Jeno berharap Jieun benar-benar menepati janjinya. Meskipun keadaan membuat Jieun harus tetap bersama Taeyong, Jeno hanya bisa berharap Jieun tetap meninggalkan Taeyong.

Forgetting Summer - Lee Taeyong || Lee JenoWhere stories live. Discover now