30

87 14 27
                                    

Kini Shena duduk di atas sofa, membiarkan Zea mengobati kulitnya yang kemerahan akibat tragedi air panas tadi.

Sementara Theesa, perempuan itu tetap setia duduk di samping menemaninya

"Maaf shen.." Entah sudah berapa kali kalimat itu keluar dari bibir perempuan itu. Zea sampai memundurkan badannya dan menatap lurus ke ara Thessa

"Nanti kita bahas ini, Sa- lo bisa keluar dulu? gue mau obatin Shena"

Thessa menurut, ia beranjak keluar meninggalkan mereka berdua disana, ditambah Reyna yang sedang tertidur sejak tadi.

Zea kembali menunduk, mengoleskan salep ke paha Shena pelan pelan sambil meniup nya sesekali, beberapa detik setelahnya satu tetesan jatuh mengenai punggung tangannya, Zea tersadar Shena mulai menitikkan air matanya.

"Kacau- padahal aku udah nunggu buat hari ini"

Zea mengusap pelan air mata Shena, perempuan itu menangis tanpa suara
"it's okay.. you doing you best, shena" Zea juga teringat terakhir kali ia berdiri di panggung masalah masalah seperti ini juga terjadi, ia paham perasaan Shena.

Beberapa menit berlalu sampai Tangis Shena mereda, ia mulai tertawa kecil karena Zea terus menghiburnya. Shena pikir Zea akan bersikap ketus padanya perkara laki laki yang sekarang menjalin hubungan dengannya, tapi ternyata tidak, Kakak kelasnya itu justru tidak mempermasalahkan nya nya bahkan tidak membahas masalah itu sekalipun.

"Jangan lupa kabarin cowo lo, dia khawatir banget tentang lo daritadi"

Shena tersenyum kecil mendengar itu, tanganya merogoh benda pipih di sampingnya dan mengetikkan beberapa pesan di sana.

"About this little thing, i wanna apologize to you, kak"

Zea menaikkan kedua alisnya "For what?"

"Ya.. he have relationship -with me"

Zea yang tengah memindahkan tas tas anak band memilih memberhentikan kegiatannya, sejujurnya ia sangat malas membahas ini.

"Gue ga masalah sama itu, He happy with you, right?"

Jika boleh Zea tetap akan menyalahkan dirinya sendiri yang melepaskan nya begitu aja ketimbang harus bermasalah dengan pendatang baru.

"Then, what are you worried about?"

"We're done"

Suara itu berasal dari laki laki yang baru saja melangkah memasuki ruangan musik

Zea dan shena kaget karena lagi lagi Ralvin tiba tiba datang dan mendengar semuanya.

"Kak.. kenapa kesini?"

"Looking for my girlfriend"

"Tapi acaranya-"

"Sudah selesai daritadi, kita hapus beberapa lagu kali ini"

Lagi lagi Shena merasa semua ini salahnya, kalau saja ia bisa lebih berhati hati.

"Jangan minta maaf, ini bukan salah kamu" Ucap Ralvin saat Shena akan membuka mulutnya, berhasil membuat bibir itu kembali menutup Rapat.

NIRVANAWhere stories live. Discover now