18

123 82 34
                                    

Pagi sekitar jam 6. Ralvin bangun karena dingin. ia mematikan ac di ruangan itu dan membuka tirai tinggi di ruang tengah. walau tidak ada cahaya yang masuk karena pagi ini sedikit mendung.

Ralvin mengacak rambutnya pelan. pandangannya seketika teralihkan pada sebuah kertas yang diletakkan di atas meja makan nya. ia melangkah mengambil itu dan membaca isi pesan nya.

Pagi kak..

aku ada urusan jadi aku pulang pagi pagi banget tadi

makasih ya kak buat semua bantuannya. nanti kalo sempat aku bakal sering mampir ke tempat kakak

oh iya aku udah buat sarapan buat kakak

dimakan yaa ^.^

~Shena

tanpa disadari senyuman tipis terukir di bibir Ralvin.

.

.

Zea kaget kala seorang wanita paruh baya datang ke depan kasir sambil mengomel.
karena Zea yang giliran untuk jaga kasir, Zea harus menghadapinya.

"Mana pelayan yang anter minuman saya?!"

Wanita itu sepertinya sedang sangat dibanjiri emosi nya sendiri.

"Saya tunggu hampir satu jam!!"

Zea tetap menegakkan badannya menatap wanita itu tak lupa ia tetap memasang senyum nya.

"ah maaf bu, ibu sabar dulu ya? kami segera antarkan pesanan ibu"

"Sabar apanya?!! saya sudah cape nunggu daritadi!"

Nada wanita itu meninggi membuat beberapa pengunjung cafe menengok ke arah mereka.

"iya ibu kami minta maaf ya? sekarang saya buatkan pesanan ibu"

"Gausah! mana pelayan yang tadi jaga meja saya? saya mau bicara sama dia. sekalian bawa manajer kamu kesini biar dia tau karyawan nya lalai banget"

Wanita itu memijat pelipisnya
"saya sudah terlanjur emosi. saya sudah jauh jauh kesini. kamu tau ini mengganggu kenyamanan pengunjung?!"

"ibu.."

Zea sempat takut dan bingung menghadapi wanita ini, takut masalahnya jadi tambah besar. tapi Zea tetap mencoba tenang.

"kalau ibu laporin ini, mungkin ibu bakal dapet pesanan ibu kembali tapi apa pelayan itu bakal tetap aman sama pekerjaannya?"

"ibu mana tau kan kalau dia bisa saja di berhentikan karena ibu besar besarin masalah ini?"

"saya tahu ibu cuma lagi kebawa emosi aja, ibu gatau kan alasan dia kerja disini, pasti ada alasan buat dia sampai harus turun tangan nyari uang bu. begitu juga saya sendiri disini. ibu sudah dewasa kan, ibu harusnya bisa berpikir lebih jernih"

"tidak ada yang diuntungkan bu, ibu cuma merugikan sebelah pihak kalau begini"

Zea mengulum bibirnya, ia menundukkan kepala nya di hadapan wanita itu. persetan dengan harga dirinya, ia pastikan tidak akan pernah melakukan ini lagi.

NIRVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang