13

134 81 48
                                    

Zea melangkah kan kakinya di tempat luas terbuka ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Zea melangkah kan kakinya di tempat luas terbuka ini. sepi, hawanya selalu membuat zea tenang berada disini.

zea berhenti di depan makam yang terjaga rapi dengan rerumputan kecil yang dirawat dengan baik di sekelilingnya

Zea mendekat dan mengusap pelan batu nisan hitam berbahan marmer dengan ukiran nama di atasnya

'Baskara'

Zea tersenyum memandangi itu
"Pagi Aska.. maaf ya aku baru bisa kesini"

Zea mengeluarkan bunga dari tas nya. tangannya beralih menaburkan bunga bunga itu di atas makam cantik itu sesekali mencabuti tanaman yang menganggu  makam seorang baskara

tak lupa Zea menaruh kopi rasa Moccaccino  di samping makam itu. ia membeli nya saat di perjalanan tadi

"kesukaan kamu.. aku selalu bawa ya" Celoteh Zea seakan akan baskara nya akan memarahi perempuan ini jika sampai ia lupa membelikan nya

Senyum di wajah yang tadi dia ukir mendadak pudar kembali

ia duduk di samping nya sambil mengelus pelan nisan itu

"Aku putus sama dia, ka.."

Zea tersenyum miris sambil menengadah, menatap langit kemerahan di pagi ini

"Aska.."

"Makasih banyak ya? kamu udah lepasin aku di tangan orang yang tepat"

"Ralvin orang baik. dia orang terbaik yang gue temui ka.."

"setelah kamu pergi, Ralvin selalu jaga aku, selalu ada buat aku, dia yang paling ngerti aku.. "

Zea mengigit bibirnya sendiri
"Aska.."

"A-aku sayang banget sama dia.."

"Aku takut, ka.. aku takut gabisa tanpa dia. sama seperti aku kehilangan kamu dulu"

bulir bening itu keluar dari matanya, Zea langsung cepat cepat menghapusnya. ia ingat baskara sangat tidak menyukai disaat dirinya sedang menangis.

"Maaf.."

"Maaf aku selalu nangis setiap ke sini, aska, maafin aku"

ia yakin jika aska ada disini melihatnya pasti ia akan mengomeli dirinya. Zea berusaha menarik senyum di wajahnya, walau susah

"aku berangkat ya aska" Zea mendekat mengecup pelan nisan itu

"aska doain aku ya, biar bisa lepasin dia sepenuhnya"

.

.

.

Ralvin terduduk sendirian di ruang musik nya. Seven baru saja mengabari kalao Zea sudah di kelas sedari tadi membuatnya sedikit lega.

NIRVANAWhere stories live. Discover now