25

116 52 55
                                    

Saat masih berada di sekolah menegah pertama, Shena selalu datang pagi sekali hanya untuk pergi menuju ruang osis yang masih dalam keadaan gelap hanya untuk mengantarkan makanan yang ia bawa ke dalam loker milik kakak kelasnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat masih berada di sekolah menegah pertama, Shena selalu datang pagi sekali hanya untuk pergi menuju ruang osis yang masih dalam keadaan gelap hanya untuk mengantarkan makanan yang ia bawa ke dalam loker milik kakak kelasnya.

Ralvin. Orang yang sangat ia kagumi sejak bersekolah disini.

Ia pikir Ralvin mungkin akan cuek dan bisa saja memberikan pemberian nya kepada orang lain, tapi di hari itu, ketika Shena membuka loker itu lagi untuk kesekian kalinya, sebuah kertas diletakkan di dalam sana.

gue ga tau lo siapa tapi terima kasih ya.

by the way, gue ga suka keju.

Hati nya berasa sangat berbunga kala itu.

Ga suka keju.

Itu berarti Ralvin tetap menunggu pemberiannya kan? Shena harus mencatat ini kalau kakak kelasnya ini tidak suka keju, ia pastikan tidak akan memberikan apapun yang berisi bahan itu mulai besok.

Shena tau ia seperti orang bodoh yang ada di cerita cerita, tapi dengan ini Shena menemukan semangat nya.

Shena selalu tersenyum lebar kalau nama Ralvin disebutkan karena prestasi nya, atau disaat acara osis ia selalu menunggu nunggu Ralvin berbicara dengan mic di hadapan banyak orang, ah shena tidak pernah berhenti memuja laki laki itu.

Shena sempat tidak menyangka, kala namanya terpanggil perkara orang tuanya tidak datang disaat pengambilan rapot, sampai ia harus berbicara empat mata dengan kepala sekolah di kantor. Yang jadi pernyataan, Ralvin berada juga di ruangan itu. Bahkan sampai semester selanjutnya laki laki itu masih tetap dipanggil bersama dengan namanya juga.

"Ya mau gimana? saya ga punya keluarga"

Ucap Ralvin disaat kepala sekolah terus menyudutkan nya. Shena meremat rok nya sendiri kala mendengar perkataan itu keluar dari laki laki yang berdiri membelakanginya . Ia tidak tahu apa yang menimpa kakak kelasnya itu, Shena hanya sebatas tau soal Ralvin. Hatinya ikut sedih mendengar itu, dalam hatinya ia terus berharap agar Ralvin tetap baik baik saja, apapun yang terjadi.

Sampai akhirnya,

ia mundur.

"leher lo merah merah"

Shena yang lagi di dalam toilet saat itu awalnya tidak ingin membuka kupingnya, tapi pembicaraan perempuan perempuan di luar ini terdengar menarik.

"Ha? keliatan banget?"

"Iya, bego "

"duh gue gerai rambut aja kali ya?"

"heem, pantes aja kalian telat kemarin"

Tawa lembut terdengar dari luar sana
"he kiss me so gently, and made a mark"

"Siapa?"

"Ralvin..."

NIRVANAWhere stories live. Discover now