47| MENERIMA?

1.7K 71 2
                                    

Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!

Happy Reading 💜

•••

Bak kesetanan Jefan mencari Kiran di penjuru rumah. Lelaki itu kalang kabut mencari Kiran yang tiba-tiba menghilang.

"Mama nggak tau Kiran pergi ke mana, Jefan. Kalau pun dia pergi nanti juga dia bakal pulang lagi kok," seru Renia enteng membuat Jefan semakin murka. Lihatlah bagaimana sikap asli ibunya ini nampak. Pantas saja perasaan Jefan merasa aneh sejak kemarin.

Beruntung Vinka sudah pulang sejak 2 jam yang lalu sehingga tak akan menimbulkan konflik baru.

"Tuh kan! Apa Mama bilang, dia itu anak kurang didikan! Pergi keluar mau main aja nggak bilang-bilang, main kabur aja. Dasar anak nggak tau sopan santun!" kesal Renia tak main-main.

Mendengar itu sontak amarah Jefan berada di ubun-ubun, Jefan menatap nyalang Renia yang berkata seolah Kiran yang bersalah, padahal tanpa wanita itu sadari dialah yang membuat Kiran pergi dari rumah tanpa berpamitan.

"Kalau sampai Kiran kenapa-napa, Mama yang aku salahin!" Jefan lantas pergi dari rumah untuk mencari keberadaan Kiran.

Mendengar putranya berkata demikian membuat Renia ternganga, gara-gara gadis tengik itu putranya jadi tidak sopan kepadanya.

•••

Jefan meremas rambutnya frustrasi, ia nyaris gila gara-gara kalang kabut dalam mencari keberadaan istrinya.

Entah apa yang terjadi saat ia tinggalkan tadi, karena setibanya Jefan di rumah ia sudah tak mendapati Kiran. Dan Jefan yakin itu disebabkan oleh ibunya.

Sudah beberapa kali pun ia menelepon nomor Kiran namun ponsel gadis itu malah tidak aktif. Sepertinya Kiran sengaja mematikan ponselnya.

Jefan tidak tahu apa yang terjadi saat dirinya tidak berada di rumah sehingga menyebabkan Kiran pergi tanpa sepengetahuan siapa pun.

Jefan mengalihkan pandangannya ke depan dan helaan napas berat keluar dari mulutnya melihat jalanan yang macet. Ini sudah sore menjelang malam dan Jefan masih belum mengetahui keberadaan Kiran.

Ting!

Suara dentingan ponsel membuat Jefan menoleh dan meraih benda pipih itu yang berada si atas dasboard.

Gibran
Aku nggak tau apa masalah kalian. Tapi, Kiran ada di sini.

Jefan menghembuskan napas laga saat mengetahui jika Kiran berada di rumah orang tua gadis itu.

Jefan
Kiran baik-baik aja kan?

Gibran
Lagi nangis di kamar.

Jefan menutup matanya sejenak dan kembali mengetikkan sesuatu di ponselnya.

Jefan
Saya ke sana sekarang.

Setelah keadaan tak sepadat tadi, Jefan dengan cepat melajukan mobilnya untuk segera menuju ke rumah mertuanya.

Sedangkan di tempat lain Kiran tengah tengkurap di ranjangnya sembari menangis, ia merasa sakit hati mendengar penuturan ibu Jefan tadi siang. Bahkan saat melihat luka tangannya yang belum sembuh malah semakin membuat Kiran sedih. Ia merasa orang-orang tak menginginkan kehadirannya.

MARRIED WITH PEMBINA OSIS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang