6| D-DAY

2.5K 89 0
                                    

Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!

Happy Reading 💜

•••

Kiran menatap pantulan dirinya di depan cermin. Kebaya putih dan beberapa hiasan di kepalanya yang sukses membuat kepala nya pening bukan main.

Setelah mendengar jika Jefan telah mengucapkan ijab qabul seluruh tubuh Kiran langsung melemas, kini ia sudah menjadi istri sah dari Jefan Hardian__ suaminya.

Rasanya Kiran ingin tertawa, takdir lucu sekali membolak-balikkan keadaan. Namun, sampai detik ini perasaan asing itu belum hadir di dalam hatinya.

Tak ada debaran jantung menggila saat Kiran sudah menginjak pelaminan, yang ia rasakan hanya perasaan lelah ingin semua ini segera berakhir. Beruntung acara ini berlangsung sampai pukul 5 sore.

Kiran meminta minum pada bunda yang ada di sebelahnya karena bibirnya yang terasa kering karena harus mengumbar senyum setiap tamu hadir.

Bunda bilang 'mesti senyum biar nggak disangka nggak bahagia' maka dari pada itu Kiran senantiasa memasang senyum termanisnya.

"Kaki kamu sakit?" tanya Jefan cemas melihat Kiran yang memijiti betis nya.

Siapapun yang melihat Jefan dalam jarak sedekat ini pasti akan merasakan debaran jantungnya yang menggila karena saking tampan nya seorang Jefan. Namun, bagi Kiran lelaki itu terlihat biasa saja.

"Dikit," jawabnya ketus tanpa ingin melihat Jefan yang kini duduk di sampingnya, bahkan saat tamu tidak lagi datang untuk bersalaman Kiran memilih untuk menjaga jarak dengan Jefan membuat Kiran secara tak sadar telah melukai hati lelaki itu.

"Bunda masih lama ngga, issshhh?!" rengek Kiran pada bunda.

"Sebentar lagi, sayang, jangan ngerengek gitu nanti riasannya luntur loh," goda bunda yang membuat Kiran berdecak.

Tak terasa waktu kini sudah menunjukkan pukul setengah lima sore, Kiran sudah tak nyaman di tempatnya dengan gaun yang kini telah berganti menjadi warna merah, terlihat sangat seksi dan elegan di waktu bersamaan. Jangan lupakan Jefan juga yang kini sudah berganti dengan tuxedo berwarna merah yang berhasil membuat Kiran salah fokus. Mungkin sekarang saatnya Kiran menganggumi Jefan, walaupun hanya seujung kuku.

"Loh? Itu koper gue mau di bawa ke mana, WOY?!" seru Kiran pada Gibran yang dengan santai menggeret kopernya menuju dekat lift.

"Di suruh bunda anterin ke kamar lo."

Kening Kiran mengernyit tak paham, "Kamar apaan sih?! Kamar gue ada di rumah lah dongo!"

"Hussttt! Di jaga bicara nya Kiran," tegur papa mendengar ucapan putrinya.

"Kamu sama Jefan tidur di hotel dulu malam ini, nah besok baru pulang," ucap bunda memberi penjelasan pada Kiran.

"Pulang ke rumah?"

Bunda menggeleng pelan dengan senyuman tipisnya, merasa gemas dengan putrinya sendiri, "Pulang ke tempatnya Jefan."

What the___

•••

CEKLEK

Kiran masuk lebih dulu dengan Jefan yang berada di belakangnya sembari membawa koper mereka.

Kiran langsung menghamburkan tubuhnya ke atas ranjang yang sudah di taburi oleh bunga mawar merah. Jika saja mereka saling mencintai mungkin saat ini sudah terjadi pergulatan panas antara keduanya.

MARRIED WITH PEMBINA OSIS [SELESAI]Onde histórias criam vida. Descubra agora