18| SAYANG

2.1K 75 8
                                    

Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!

Udah 2 hari nggak update, ada yang kangen Jefan sama Kiran nggak nich?  😁

Happy Reading 💜

•••

Jefan
Ke ruang guru sekarang!

Kiran menatap aneh pada pesan yang dikirim oleh lelaki itu. Pesannya bernada seperti Jefan tengah kesal padanya.

Kiran lantas mengantongi ponselnya dan beranjak.

"Mau kemana lo? Bentar lagi guru masuk."

"Ke luar dulu bentar."

"Kemana? Ngapain?" kening Nela mengernyit.

"Cari angin."

Di sepanjang perjalanan Kiran tak henti-hentinya berpikir kenapa Jefan mengiriminya pesan dengan nada seperti sedang kesal padanya? Apa ia telah berbuat kesalahan?

Kiran masuk ke ruang guru yang ternyata tidak ada siapa-siapa. Sepertinya para guru sudah pergi untuk mengajar.

Kiran menghampiri Jefan yang kini tengah duduk sembari mengusap keningnya.

"Kenapa?" tanya Kiran to the point. Andai saja ada orang lain di sini sudah dapat di pastikan jika Kiran pasti akan mendapatkan teguran karena telah bersikap tak sopan pada Jefan yang notabene nya seorang guru.

Jefan mendongak dan menggeserkan tas kerjanya pada Kiran.

"Maksudnya apa?"

Kiran lantas melihat isi di dalam tas tersebut.

Selang beberapa detik gadis itu terkekeh, "Kan lo sendiri yang bilang jangan bawa make up, ya udah gue simpen aja make up nya di tas elo biar nggak di razia."

Jefan menutup matanya sejenak seraya menghembuskan napas berat.

Jefan merasa ia sudah pernah mengatakan pada Kiran jika gadis itu boleh membawa make up asalkan yang menurut gadis itu penting saja. Tidak semuanya seperti sekarang ini. Pantas saja Jefan heran kenapa tasnya tiba-tiba sangat berat saat berangkat tadi.

"Kan saya bilang bawa yang menurut kamu paling penting, nggak semuanya kayak gini. Pantas tas saya makin berat, " ucap Jefan penuh penekanan.

Kiran cemberut mendengar penuturan itu, "Ya udah, siniin biar gue pindahin ke tas gue," Kiran hendak maraih tas milik Jefan namun lelaki itu segera menjauhkannya.

"Siniin! Tadi katanya berat!" Kiran hendak meraih tas itu namun lagi-lagi Jefan menahannya.

Dengan sedikit kesal Kiran menarik tas kerja Jefan dengan kasar, Jefan tentu tak tinggal diam. Lelaki itu menarik tas kerjanya agar Kiran tak membawa semua make up untuk dipindahkan ke tas gadis itu. Sebenarnya Jefan hanya bercanda mengatakan itu, namun Kiran malah menganggap serius ucapannya.

"Nggak, udah biarin aja. Sana, kamu pergi ke kelas," Jefan menghalau tangan Kiran yang hendak meraih tas nya.

"Siniin dulu make up gue! Tau gitu gue mending titipin di Bang Idan!"

Kedua alis Jefan sontak bertaut tak suka, "Apaan sih! Kok bawa-bawa Aidan?!" serunya dengan nada tak suka yang amat kentara.

"Habisnya lo ngeluh berat kan sama barang bawaan gue?!"

"Tadi saya bohong. Udah sana pergi ke kelas, make up kamu biarin aja di sini."

"Nggak bakal lo buang kan?" tanyanya dengan penuh selidik.

MARRIED WITH PEMBINA OSIS [SELESAI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora