46| HURTING

1.9K 80 4
                                    

Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!

Happy Reading 💜

•••

Di dalam kamar mandi Kiran termenung menatap lukanya yang bukannya membaik melainkan semakin memburuk. Semalam kiran mengobatinya dengan salep namun saat pagi harinya Kiran melihat lukanya malah semakin jelas dan memerah.

Kiran merasa dadanya sesak melihat itu, bayangkan saja kulit putihnya yang semula mulus kini nampak mengerut akibat tersiram air panas.

Kiran mengerjap dan menghela napas pelan, ia yakin lukanya pasti akan sembuh dan kulitnya akan membaik seperti dulu lagi. Yang harus ia lakukan adalah rajin mengobatinya.

"Kiran, kamu baik-baik aja kan? Lebih baik sekarang kita ke rumah sakit buat periksa luka kamu." Kiran terlonjak saat suara Jefan terdengar di luar pintu kamar mandi.

Ya. Jefan mengetahui lukanya karena semalam ada sedikit insiden yang membuat Jefan mau tak mau melihat lukanya.

Kiran berdeham pelan untuk menetralkan suaranya, buru-buru ia membuka pintu dan mendapati sosok Jefan yang mengenakan kemeja maroon.

Jefan meraih tangan Kiran yang terdapat luka bakar dan menatapnya. Jefan tak bisa membayangkan bagaimana sakitnya, ia menatap Kiran yang nampak biasa saja.

"Aku nggak papa kok, nanti juga sakitnya ilang," Kiran menarik kembali tangannya dan menyembunyikan di belakang tubuhnya.

Jefan menghela napas pelan. Dan setelahnya hening menyelimuti keduanya.

"Kiran, kamu lihat dasi saya nggak?" tanya Jefan setelah beberapa menit hening.

"Mm__dasi yang mana?" tanya Kiran sedikit gugup sembari mendongak menatap Jefan.

"Dasi warna hitam."

"Emang nggak ada dalem tas?" Jefan menggeleng.

Kiran lantas melenggang untuk mencari dasi yang Jefan maksud.

Gadis itu mencari di dalam tas, di sofa jika saja berada di sana, di kolong ranjang. Namun nihil juga.

"Lho? Kok ada di sini?" Kiran mengangkat dasi Jefan yang ternyata berada di dalam laci nakas.

Jefan menggaruk tengkuknya.

Sepertinya Kiran melupakan kejadian tadi malam.

"Mmm___itu kan dasinya semalam di pakai buat... Ngiket tangan kam___"

"Shtttt!" Kiran melotot sembari menyimpan telunjuknya di bibir.

"Udah nih, pake!" Kiran menyerahkan dasi berwarna hitam itu ke pada Jefan.

Baru saja Kiran hendak pergi, Jefan malah menahan tangannya hingga Kiran tertahan di sana. Kiran benar-benar malu saat ini. Well, semalam saat dirinya sudah berbaring tiba-tiba saja Jefan mengajaknya berbicara. Awalnya Jefan tak mengetahui apa yang Kiran sembunyian, sampai Kiran tak sengaja merapikan rambutnya di depan Jefan sehingga lelaki itu melihat bekas luka di tangannya.

Kiran akhirnya berkata jujur dan Jefan pun sempat marah karena Kiran malah menyembunyikannya dan tak langsung membawanya ke dokter. Malam itu keduanya mengobrol dan Kiran pun sempat menangis mengadukan keluh kesahnya dan kesakitan akibat lukanya. Namun, hal itu tidak bertahan lama apalagi hari yang semakin gelap membuat suasana bertambah sendu.

Hal itu bermula saat Jefan memeluknya dan keduanya saling pandang dengan pandangan mendamba. Dan selanjutnya kalian tahu apa yang terjadi.

"Tolong bantu pakaikan."

MARRIED WITH PEMBINA OSIS [SELESAI]Kde žijí příběhy. Začni objevovat