28.

14 0 0
                                    

"Tari ga sekolah Ngga?" Kesal karena terus di abaikan, akhirnya Farah kembali mengulang pertanyaan, untuk kesekian kalinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tari ga sekolah Ngga?" Kesal karena terus di abaikan, akhirnya Farah kembali mengulang pertanyaan, untuk kesekian kalinya.

"Ga tau."

"Lah lo gimana sih Ngga lo kan yang selalu ke rumah dia saban hari masa gatau sih dia sekolah apa enggak." tanpa mengurangi laju bicaranya Farah terus mengoceh pada Rangga.

Tak mau kalah dengan Farah, akhirnya Rangga membalas ucapan Farah dengan tak kalah cepat. "Ya lo pikir di hidup gue cuma ada Mentari doang gue juga punya kehidupan sendiri ga melulu ngurusin Mentari terus ya Farah Mamalia."

"Ya lo har—mmphhs"

Terhenti, ucapan Farah otomatis terhenti karena Jonathan langsung menutup mulut Farah dengan tangannya. "Berisik lo pada." Setelah berucap demikian, Jonathan pun pergi meninggalkan Farah dan Rangga berdua di bangku kantin.

Heran dengan sikap Jonathan hingga membuat Rangga dan Farah berhenti berdebat.

"Dia kenapa?"

"Ga tau."

"Ya udah kita lanjut makan aja yuk."

"Hayuk."

🍃🍃🍃

"Non, buka pintunya non." Sudah setengah jam berlalu dan bik Surti masih setia menanti reaksi Mentari.

"Ayo non di buka pintunya, bibi udah masak makanan kesukaan non," ujar bi Surti yang masih berharap Mentari menjawab.

Namun nihil, tak ada jawaban apapun dari Mentari, bersamaan dengan itu Rangga datang dengan kantong kresek di tangannya, jika di lihat dan di amati itu adalah martabak telor kesukaan Mentari.

"Udah keluar bik?" Saat kaki Rangga yang telah menapak tepat di samping bik Surti, ia langsung menanyakan apakah Mentari telah keluar atau belum.

"Belum den, bibi udah cape dari tadi manggilin."

"Jadi ga keluar ya bi?" Tanya Rangga lagi memastikan.

"Menurut den Rangga aja gimana?" Terlihat kesal, bi Surti menjawab pertanyaan Rangga dengan ketus.

Mendengar jawaban bi Surti membuat Rangga menjadi malu sendiri. Setelah itu ia langsung mengambil handphone nya dan menelpon seseorang.

"Buruan ke sini, Mentari udah mau lompat dari balkon, dan cuma lo yang bisa bujuk dia." Rangga berucap demikian seperti tidak ada beban.

Sementara bi Surti yang berada tepat di samping Rangga merasa terkejut mendengar penuturan Rangga pada orang di sebrang telpon. "Loh den, kan non Tari cuma ga mau keluar kamar, kenapa di bilang mau bunuh diri?"

"Udah bi, daripada bibi sakit mikirin yang tadi, mending kita berdua duduk aja dulu sambil makan martabat."

"Eh martabak maksudnya bi, hehe," seloroh Rangga yang tidak terdengar lucu di telinga bi Surti.

MENTARIWhere stories live. Discover now