19.

6 3 0
                                    

Mentari mengerjapkan matanya perlahan, ia melihat sekelilingnya dengan tatapan heran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mentari mengerjapkan matanya perlahan, ia melihat sekelilingnya dengan tatapan heran. Seingatnya tadi ia sedang melawan para penjahat, mengapa sekarang sudah berada di ruangan serba putih dengan aroma obat yang sangat menyengat.

Seketika ia mencari tahu siapa yang telah membawanya ke tempat ini, ia mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan namun tak menemukan siapapun.

Ia mencoba bangkit, namun seketika tengkuknya terasa begitu nyeri pun dengan dadanya, alhasil Mentari mengurungkan niatnya.

Saat sedang berusaha menjangkau handphone yang berada di nakas, tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan seseorang yang tidak asing bagi Mentari, 'Alpha?'

'Mengapa bisa laki-laki itu berada disini? siapa yang memanggilnya?' Seketika benak Mentari di penuhi banyak pertanyaan, namun semua di buyarkan oleh Alpha dengan suara bariton yang terdengar menginterupsi Mentari.

"Makan!"

Mendengar itu ada perasaan hangat berdesir di hati Mentari, ia merasa senang karena Alpha memberikan sedikit perhatian pada dirinya.

Seakan tau yang di dipikiran Mentari, Alpha dengan cepat kembali mengeluarkan suarnya. "Ga usah geer," ujarnya tegas.

Lalu dengan manja Mentari mengerjakan mata dan berseru lirih, "cuapin."

Alpha yang mendengar hal itu seketika berdebar tak karuan, jantungnya seperti ingin melompat.  Sungguh Mentari sangat imut jika seperti ini, bisa-bisa Alpha mati di tempat jika terus seperti ini.

Namun untuk menjaga segenap harkat dan martabat nya, Alpha justru meninggalkan Mentari begitu saja.  Bukan tanpa alasan, namun berdekatan dengan Mentari sungguh sangat tidak di sarankan, apalagi setelah melihat ekspresinya tadi.  Huuft.

Mentari yang melihat hal itupun langsung murung. Apa salahnya menyuapinya makan.  Lagi pula ia memang tidak bisa duduk, bagaimana ingin makan sendiri?

Tidak berselang lama pintu ruangan Mentari kembali terbuka, kali ini bukan Alpha melainkan ketiga sahabatnya dan bik Surti yang datang.

Bik Surti dan Farah yang notabenya adalah perempuan sedikit lebay, langsung berjalan menghampiri Mentari, dan melontarkan berbagai pertanyaan tidak penting pada Mentari.

"Ri, alis lo sakit ga?"

"Non ada yang hilang?"

"Lo ga amnesia kan Ri?"

"Non Tari amnesia?"

"Kaki lo butuh di amputasi ga sih?"

"Kenapa harus di penggal?"

Sementara Rangga dan Jonathan serta Mentari hanya mampu tersenyum pasrah dengan sesekali mengelus dada.

Sunggu sangat akward kelakuan kedua perempuan cantik ini.

MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang