11.

17 6 12
                                    

Saat ini masuk jam pelajaran terakhir, sedari tadi Mentari tidak henti-hentinya memandangi punggung Alpha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat ini masuk jam pelajaran terakhir, sedari tadi Mentari tidak henti-hentinya memandangi punggung Alpha. Kadang ia senyum-senyum sendiri, sedangkan Rangga yang tepat berada di sebelahnya sedari tadi terus melayangkan tatapan tidak suka.

"Tari."

"Sssstt."

"Mentari."

"Tari."

"Kenapa sih Ngga," jawab Mentari masih terus  menatap lekat punggung Alpha yang berada di hadapannya.

"Ngeliatin apaan sih?" Tanya Rangga setengah berbisik.

"Ngeliatin masa depan di punggung calon imam," jawab Mentari ngasal.

"Idih, apaan sih," kesal Rangga.

"Tari, cepetan bentar lagi udah mau pulang. Emang lo mau di sekolah terus," celetuk Rangga sambil menyenggol lengan Mentari.

"Gue udah selesai kali, lo aja yang lemot dari tadi belum selesai," Mentari berujar sinis sambil menatap Rangga.

"Serius, cepet amat," ucap Rangga tidak percaya.

"Otak gue mah encer, emang lo otak batu," ejek Mentari, sambil tersenyum miring.

"Enak aja. Kalau ngomong gak di filter dulu kaya gini nih jadinya."

"Nih, salin jawaban gue. Bentar lagi bell pulang biar gak telat lo ngumpul ulangannya."

"Hehe, makasih. Lo emang paling pengertian deh," puji Rangga di akhiri cengiran khasnya.

Mentari tidak menjawab ia kembali pada kegiatannya tadi, memandangi punggung Alpha sambil bergelut dengan pemikirannya sendiri.

🍃🍃🍃

Seorang gadis sedang duduk di sebuah taman dengan buku yang bertengger di tangannya.

"Sudah sangat lama kita tidak seperti ini." Tiba-tiba seorang pria dari arah belakang datang dan langsung duduk di sebelahnya.

"Heum, kau tau sendiri, aku sibuk. Kau juga sibuk, jadi wajar jika kita jarang memiliki waktu bersama seperti ini," sahut gadis itu dengan lembut dan tenang.

"Apa yang kau sibukkan, bukankah kau hanya bersekolah. Bahkan untuk membersihkan rumahmu saja kau tak pernah nona manis," ujar pria di sampingnya dengan nada sedikit mengejek.

"Kesibukan ku bukan tentang fisik, namun tentang hati, batin, jiwa, dan mental," sahut gadis dengan senyum tipis yang terpatri di bibirnya, dan tidak lupa manik matanya yang setia menatap buku di tangannya.

MENTARIWhere stories live. Discover now