28. Pembalasan Allerca Selanjutnya

530 81 3
                                    

Sebulan setelah pertemuannya dengan pria bernama Alden itu, keakraban mereka berdua semakin lama semakin jelas. Dan sesuatu yang tidak mampu di sangka oleh Allerca adalah Alden yang selalu memberikannya sebuah hadiah.

Awalnya Allerca menolak akan pemberian hadiah Alden itu, tapi justru pria itu memaksanya untuk menerima semua hadiah, yang mampu membuatnya merasa terbebani.

"Rosie, aku memberikan hadiah ini kepadamu karena aku sangat senang dapat menemukan teman mengobrol yang cocok sepertimu. Semua hal yang selalu kau katakan atau pikirkan membuatku merasa cocok berbicara denganmu." jelas Alden suatu hari.

Allerca memang tidak bisa menyangkal penjelasan pria itu. Karena sejujurnya Allerca juga sangat nyaman dapat mengobrol dengannya. Memang benar, awalnya mereka berbicara secara formal. Tapi setelah pertemuan mereka yang entah keberapa itu, tiba-tiba saja keformalan mereka seolah hilang.

Dan pada akhirnya mereka berdua malah mengobrol dengan bebas tanpa adanya perbedaan status. Bahkan selama pembicaraan mereka yang cukup panjang itu, Allerca dapat melihat jika Alden sangat menghargai pendapatnya dan selalu tertawa jika Allerca mengatakan sesuatu yang tidak di sukai oleh wanita itu.

Obrolan dengan Alden mengingatkannya kepada dirinya yang dulu, yaitu Efrilta Aldenia. Seperti saat dirinya mengobrol dengan sahabatnya, Alvia. Dan hal itu mampu membuatnya dapat cepat akrab dengan Alden.

Tapi meskipun begitu, hadiah yang selalu di berikan oleh Alden adalah barang-barang dari luar Kerajaan Anvedcha. Bisa dibilang, semua hadiah yang diberikan Alden adalah barang-barang berkualitas tinggi.

Allerca bahkan heran, bagaimana bisa pria itu memberikannya sebuah batu Amethys sebesar bola golf kepadanya?

Dan yang paling membuatnya merasa terbebani dengan hadiah-hadiah itu adalah, dia tidak bisa memberikan hal yang sama kepada pria itu.

"Tapi Alden, aku tidak bisa memberikan hal yang sama kepadamu." jawab Allerca.

"Jangan memusingkan hal seperti itu Rosie, aku tidak membutuhkan apa pun dari dirimu. Jadi terima saja semua hadiahku tanpa memikirkan apa pun, seperti balas budi." dan sekali lagi Alden kembali memaksanya.

Lalu sejak saat itu, Allerca berusaha untuk tidak memikirkan apa pun saat menerima hadiah dari pria itu, sama seperti perkataannya.

Hingga dua bulan setelahnya, Allerca sudah terbiasa dengan hadiah Alden yang menumpuk di rumahnya yang lain. Allerca bahkan pernah berkata untuk tidak sering-sering memberinya hadiah, karena pasti ada beberapa hadiah yang tidak akan di pakainya dan hanya menjadi sebuah pajangan saja.

Dan selama dua bulan ini juga, Allerca dapat merasakan perubahan terutama dengan ke empat para tokoh pria yang ada di dalam novel.

Yang pertama, Lucian dan Axlan semakin berusaha menarik perhatiannya.

Yang kedua, Nathan yang awalnya hanya selalu berfokus akan pedangnya, malah mulai memperhatikannya.

Allerca rasa ini salah satu kesalahannya yang sering mengobrol dengan Nathan dan malah memicu perasaan pria itu kepadanya.

Lalu yang ketiga, Ellard malah berbalik jatuh cinta kepadanya. Yang satu ini, adalah hal yang tidak mampu di sangka oleh Allerca. Bagaimana bisa orang yang sudah jatuh cinta dengan wanita lain, dan sudah sering membela wanita itu, malah berbalik mencintai orang yang sudah membuat masalah kepada kehidupan wanita yang dicintainya dulu?

Bahkan Allerca sudah membuat jarak yang aman dengan Ellard, agar perasaan pria itu berada di zona yang aman. Tapi sepertinya, rencananya itu tidak berhasil.

Dan Allerca merasa jika Ellard seperti seorang tokoh utama yang menyesali perbuatannya. Kira-kira perumpamaanya seperti ini.

Ada seorang wanita yang berusaha menarik perhatian pria yang di cintainya, tapi pria itu malah tertarik dengan wanita lain. Jadi karena sang wanita merasa tidak ada harapan untuk berusaha menarik perhatian pria itu, wanita itu sekarang berbalik mengacuhkannya. Tapi sang pria yang merasakan kekosongan setelah sang wanita tidak memperhatikannya lagi, sang pria malah memiliki dorongan untuk membuat sang wanita kembali melihatnya. Hanya saja sang wanita tidak pernah melihatnya lagi, dan membuat sang pria menyesali perbuatannya karena telah mengabaikan sang wanita di masa lalu.

When I Became the AntagonistWhere stories live. Discover now